Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Pengawasan
Dapatkan informasi lengkap tentang Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pengawasan. Temukan detail manfaat, kriteria peserta, serta artikel terkait untuk panduan lebih lanjut.
Rangkuman

Trending
22 Mei
Terakhir diperbarui
26 Mei 2025
Jumlah artikel
10 artikel
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah sebuah inisiatif pemerintah yang dirancang untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah, dengan tujuan utama mengatasi masalah kekurangan gizi dan meningkatkan partisipasi serta konsentrasi belajar. Program ini menyasar puluhan juta penerima dan diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya pada kesehatan anak-anak, tetapi juga pada perekonomian nasional melalui peningkatan permintaan bahan pangan lokal. Pelaksanaannya melibatkan berbagai pihak, termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang bertugas memastikan keamanan dan kualitas pangan yang didistribusikan, serta memerlukan alokasi anggaran yang cukup besar untuk operasional dan pengawasan.
Anggaran dan Pengawasan Program MBG oleh BPOM
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil peran penting dalam pengawasan program Makan Bergizi Gratis (MBG), termasuk pengajuan anggaran untuk mendukung pelaksanaannya.
- Pengajuan Anggaran Tambahan BPOM
- BPOM mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp2,69 triliun untuk mendukung program MBG.
- Dana tersebut akan dialokasikan untuk 13 kegiatan utama, yang mencakup mitigasi risiko keamanan pangan, kolaborasi strategis dengan Universitas Pertahanan, program pelatihan, pengawasan intensif keamanan pangan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), pengujian sampel terkait kasus keracunan pangan, peningkatan kapasitas laboratorium, serta penjaminan sistem ketertelusuran produk pangan.
- Usulan anggaran ini telah resmi disampaikan kepada Menteri Keuangan dan telah memperoleh dukungan dari Komisi IX DPR RI.
- Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, turut mendukung pengajuan tambahan anggaran ini, dengan pertimbangan meningkatnya jumlah SPPG yang memerlukan pengawasan lebih lanjut dari BPOM untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan.
Implementasi, Dampak Ekonomi, dan Kebijakan Program MBG
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dirancang dengan mempertimbangkan aspek implementasi yang tidak memaksa, serta potensi dampak ekonomi yang signifikan.
- Pendekatan Implementasi dan Latar Belakang
- Hashim Djojohadikusumo menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo Subianto tidak akan menerapkan paksaan kepada anak-anak untuk mengonsumsi makanan dalam program MBG.
- Program ini diinisiasi sebagai respons atas keprihatinan terhadap data yang menunjukkan bahwa 41% anak-anak Indonesia berangkat ke sekolah dengan kondisi perut kosong.
- Program MBG direncanakan untuk menyasar puluhan juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, dengan target yang ditetapkan pemerintah mencapai 82,9 juta pada kuartal IV-2025.
- Potensi Ekonomi, Sumber Pangan, dan Kebutuhan Anggaran
- Program ini diharapkan dapat memberikan stimulus positif terhadap perekonomian nasional melalui peningkatan perputaran uang dari sektor bahan makanan, seperti telur, sayuran, dan susu.
- Terkait pasokan susu, terdapat kemungkinan bahwa produk susu akan diimpor dari beberapa negara seperti Australia, India, dan Selandia Baru untuk memenuhi kebutuhan program.
- Program MBG diproyeksikan dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 1% hingga 2%.
- Kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan program ini diperkirakan mencapai Rp400 triliun, sehingga Hashim Djojohadikusumo mendorong adanya upaya peningkatan rasio penerimaan negara untuk mendukung pendanaan.
- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mengalokasikan Rp71 triliun dalam APBN 2025 untuk target awal 17,9 juta penerima. Seiring dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan target menjadi 82,9 juta penerima pada kuartal IV 2025, Kemenkeu siap menambah anggaran sebesar Rp100 triliun, sehingga total potensi anggaran dapat mencapai Rp171 triliun.
- Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) juga telah mengajukan usulan tambahan anggaran kepada DPR RI dengan total kebutuhan mencapai Rp116,6 triliun untuk pelaksanaan program MBG hingga akhir tahun 2025.
- Realisasi Program dan Pencapaian Penerima Manfaat (per Mei 2025)
- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga 21 Mei 2025 telah mencapai Rp3 triliun, meningkat dari Rp2,37 triliun pada akhir April 2025.
- Dana tersebut telah disalurkan kepada sekitar 3,97 hingga 3,98 juta penerima manfaat, yang mencakup anak sekolah berbagai level serta ibu hamil, melalui 1.386 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur layanan yang telah beroperasi.
- Jumlah penerima manfaat saat ini masih berada di bawah target awal yang ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar 17,9 juta, maupun target yang diperluas oleh Presiden menjadi 82,9 juta penerima pada akhir tahun 2025.
- Pemerintah merencanakan perluasan layanan melalui operasionalisasi hingga 32.000 SPPG di seluruh Indonesia untuk dapat menjangkau target 82,9 juta penerima.
- Dukungan Swasta dan Internasional untuk Program MBG
- Pengusaha Tiongkok di Indonesia, melalui China Chamber of Commerce in Indonesia (CCCI), menunjukkan dukungan kuat terhadap program MBG. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kadin Indonesia dan CCCI dalam acara Indonesia-China Business Reception 2025, yang dihadiri oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie dan Ketua Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) Garibaldi Boy Thohir. MoU ini bertujuan memperdalam kerja sama strategis lintas sektor, terutama perdagangan dan investasi.
- Kadin Indonesia dan CCCI berencana mendukung program MBG melalui penyediaan dapur (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi - SPPG), distribusi makanan bergizi, serta modernisasi industri pertanian.
- Pihak Tiongkok, melalui pengusahanya, menunjukkan minat besar untuk berinvestasi dalam program MBG, termasuk potensi kerja sama dalam pembangunan hingga 1.000 unit SPPG, yang lokasinya akan disesuaikan dekat dengan wilayah investasi mereka.
- Kadin Indonesia berencana membangun prototipe SPPG Gotong Royong yang ditargetkan selesai sebelum 17 Agustus 2025, yang kemudian dapat direplikasi atau didukung oleh pihak Tiongkok.
- Banyak pengusaha Tiongkok tertarik berpartisipasi karena program MBG dianggap sebagai investasi jangka panjang dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, dan beberapa di antaranya bahkan ingin berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka.
Sumber
Video
Gambar




Mungkin Kamu Tertarik
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.