Peningkatan Harga Beras Akibat Mafia
Peningkatan harga beras akibat mafia mengungkap peran jahat dalam pasar. Temukan rangkuman, video, gambar, dan sumber terpercaya untuk memahami lebih lanjut.
article
Metrics
{"image":"https://statik.tempo.co/data/2015/02/20/id_372929/372929_650.jpg","trendingStart":"2025-06-07T04:00:32.833Z","trendingEnd":"2025-06-07T04:00:32.827Z","updatedAt":"2025-06-07T04:03:07.540Z","articleCount":3}
summarize
Rangkuman
Kenaikan harga beras di tengah stok yang dilaporkan melimpah telah memicu investigasi terhadap dugaan praktik mafia beras. Sejumlah anomali data dan modus operandi terindikasi menjadi penyebab utama gejolak harga ini.
Dugaan Keterlibatan Mafia dan Anomali Data
-
Indikasi Permainan oleh Pihak Tengah
- Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menduga adanya permainan yang melibatkan pihak tengah (middle man) atau mafia, meskipun stok beras di Pasar Induk Cipinang (PIBC) sebenarnya melimpah.
- Ditemukan anomali data dari PT Food Station Tjipinang Jaya, di mana tercatat pengeluaran beras mencapai 11.410 ton dalam satu hari pada 28 Mei 2025.
- Meskipun stok pemerintah mencapai 4 juta ton, terjadi kelangkaan pasokan beras di PIBC.
-
Temuan Investigasi Satgas Pangan
- Satgas Pangan Mabes Polri menemukan anomali pada data stok beras yang diinput oleh PT Food Station Tjipinang Jaya, termasuk data pengeluaran beras yang tidak valid dan pelaporan stok yang tidak berdasarkan pengamatan aktual.
- Ditemukan pengeluaran beras yang tidak tercatat, tidak adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk stock opname, dan penghitungan stok terakhir yang dilakukan pada Oktober/November 2023.
- Tiga toko besar di PIBC mengonfirmasi tidak terjadi lonjakan pengeluaran beras seperti yang tercatat.
- Satgas Pangan menduga adanya manipulasi data dan praktik percaloan yang berpotensi menekan pasar.
Modus Operandi dan Potensi Sabotase
-
Manipulasi Pasokan dan Harga
- Mentan Amran Sulaiman menyoroti modus operandi dengan mengeluarkan beras dari stok untuk dicampur dengan beras lokal, kemudian dijual kembali dengan harga yang mahal.
- Pengeluaran beras dalam jumlah besar secara tiba-tiba (11.410 ton dalam sehari) diduga sebagai upaya sabotase terhadap program ketahanan pangan nasional.
- Ada dugaan manipulasi data terkait dengan permintaan impor beras oleh pedagang.
Sanksi Hukum
-
Ancaman Pidana bagi Pelaku Manipulasi
- Pelaku yang terbukti memanipulasi data dapat dijerat dengan hukuman penjara hingga empat tahun dan denda sebesar Rp10 miliar.
- Satgas Pangan menyatakan siap mengambil tindakan hukum jika ditemukan manipulasi yang merugikan masyarakat dan negara. Investigasi terhadap struktur data dan alur distribusi beras masih berlangsung.
Informasi di atas merupakan rangkuman dari berbagai sumber berita mengenai dugaan mafia beras yang menyebabkan kenaikan harga.
play_circle
Video
gallery_thumbnail
Gambar




article
Sumber
Mungkin Kamu Tertarik

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.