OJK: Utang Pinjol dan Paylater Warga RI Capai Rp115 Triliun per Juni 2025

Tingkat Wanprestasi 90 hari (TWP90) adalah indikator yang menunjukkan persentase pinjaman yang mengalami keterlambatan pembayaran pokok dan/atau bunga lebih dari 90 hari dari tanggal jatuh tempo. Ini merupakan salah satu ukuran risiko kredit dalam industri pinjol.

Per Juni 2025, tingkat TWP90 untuk pinjol tercatat sebesar 2,85 persen. Angka ini menunjukkan bahwa sebagian kecil dari total pinjaman online mengalami masalah pembayaran dalam jangka waktu tersebut.

Total utang masyarakat Indonesia yang menggunakan layanan paylater mencapai Rp31,55 triliun per Juni 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, mengindikasikan popularitas dan pertumbuhan penggunaan layanan paylater sebagai alternatif pembayaran atau pembiayaan.

Utang paylater masyarakat Indonesia terbagi antara dua jenis penyedia layanan utama:

• Kredit paylater perbankan: Mencapai Rp22,99 triliun. Sektor perbankan mendominasi porsi ini dengan pertumbuhan sebesar 29,75% secara tahunan (yoy) dan melayani 26,96 juta rekening.
• Kredit paylater melalui perusahaan pembiayaan: Mencapai Rp8,56 triliun. Meskipun lebih kecil dari perbankan, segmen ini menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu 56,26% secara tahunan (yoy).

Pembagian ini menunjukkan bahwa baik bank maupun perusahaan pembiayaan sama-sama aktif dalam menyediakan layanan paylater, dengan perusahaan pembiayaan menunjukkan pertumbuhan yang lebih agresif.

Tingkat Pembiayaan Bermasalah (NPF) untuk layanan paylater tercatat sebesar 3,25% (gross). NPF adalah indikator yang mengukur proporsi pembiayaan yang mengalami masalah pembayaran atau gagal bayar. Angka ini menunjukkan tingkat risiko kredit yang terkait dengan layanan paylater secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, utang pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan menunjukkan pertumbuhan positif. Total utang pembiayaan dari perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 1,96 persen, mencapai angka Rp510,83 triliun. Data ini mencerminkan kontribusi signifikan perusahaan pembiayaan dalam mendukung aktivitas ekonomi melalui berbagai jenis pembiayaan.

Pendorong utama pertumbuhan pembiayaan dari perusahaan pembiayaan adalah pembiayaan investasi. Segmen ini menunjukkan pertumbuhan yang kuat sebesar 8,16 persen. Pembiayaan investasi biasanya digunakan untuk pembelian aset produktif seperti mesin, peralatan, atau properti yang bertujuan untuk pengembangan usaha, sehingga pertumbuhannya mengindikasikan adanya aktivitas investasi yang meningkat di sektor riil.

Rasio Kredit Bermasalah (NPF) perusahaan pembiayaan menunjukkan perbaikan. NPF gross perusahaan pembiayaan turun menjadi 2,57 persen. Sementara itu, NPF net perusahaan pembiayaan stabil di angka 0,88 persen. Penurunan NPF gross dan stabilitas NPF net menunjukkan bahwa kualitas aset pembiayaan perusahaan pembiayaan secara umum membaik atau setidaknya terjaga dengan baik, mengindikasikan manajemen risiko yang efektif.

Gearing ratio adalah rasio keuangan yang mengukur tingkat utang perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya. Rasio ini menunjukkan seberapa besar operasional perusahaan didanai oleh utang dibandingkan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasionya, semakin besar ketergantungan perusahaan pada utang.

Untuk perusahaan pembiayaan, gearing ratio tercatat sebesar 2,24 kali. Angka ini menunjukkan bahwa rasio utang terhadap ekuitas perusahaan pembiayaan masih berada di bawah batas maksimum yang ditetapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan pembiayaan memiliki struktur permodalan yang sehat dan masih memiliki ruang untuk ekspansi tanpa terlalu bergantung pada utang, menjaga stabilitas keuangan mereka.