Kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 diperkirakan melambat menjadi 4,8% (YoY) akibat sikap 'wait and see' pengusaha dan efisiensi belanja pemerintah. Konsumsi rumah tangga juga melambat pasca-Ramadan dan Idulfitri. Investasi tumbuh moderat karena sektor usaha menahan diri. Belanja pemerintah diprediksi pulih, terutama untuk pegawai dan bansos, sementara ekspor didorong strategi frontloading tarif impor AS. Inflasi dan efisiensi belanja pemerintah menjadi tantangan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
๐ Fakta Utama Ekonomi
- Kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 diperkirakan melambat menjadi 4,8% secara tahunan (YoY).
- Proyeksi pertumbuhan PDB dari berbagai ekonom dan lembaga berada di kisaran 4,6% hingga 5%.
- Pelambatan ini menjadi tantangan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
โ ๏ธ Faktor Penyebab Perlambatan
- Sikap 'wait and see' dari pengusaha menjadi salah satu pemicu utama perlambatan ekonomi.
- Efisiensi belanja pemerintah turut berkontribusi pada penurunan aktivitas ekonomi.
- Penurunan konsumsi rumah tangga terjadi akibat berkurangnya efek musiman pasca-Ramadan dan Idulfitri.
- Konsumen cenderung lebih waspada dan mengurangi pengeluaran, memperlambat konsumsi rumah tangga.
- Pertumbuhan investasi hanya moderat karena sektor usaha cenderung menahan diri.
๐ Prospek dan Tantangan
- Belanja pemerintah diperkirakan akan pulih, terutama untuk pegawai dan bantuan sosial.
- Ekspor didorong oleh strategi frontloading tarif impor AS, memberikan dukungan positif.
- Efisiensi belanja pemerintah dan inflasi menjadi faktor yang menghambat konsumsi.
- Mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5% menjadi tantangan utama di tengah kondisi ini.
Berapa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025?
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 diperkirakan melambat menjadi 4,8% secara tahunan (YoY). Angka ini merupakan estimasi dari berbagai ekonom dan lembaga, dengan rentang proyeksi pertumbuhan PDB antara 4,6% hingga 5%.
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada kuartal II/2025?
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 disebabkan oleh beberapa faktor utama:
- Sikap 'wait and see' dari pengusaha: Sektor usaha cenderung menahan diri dalam berinvestasi.
- Efisiensi belanja pemerintah: Adanya penyesuaian dalam pengeluaran pemerintah.
- Penurunan konsumsi rumah tangga: Efek musiman pasca-Ramadan dan Idulfitri berkurang, serta konsumen menjadi lebih waspada dan mengurangi pengeluaran.
Faktor-faktor ini secara kolektif menciptakan tantangan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Bagaimana konsumsi rumah tangga memengaruhi perlambatan ekonomi ini?
Konsumsi rumah tangga diprediksi melambat secara signifikan pada kuartal II/2025 karena beberapa alasan:
- Berkurangnya efek musiman: Setelah periode Ramadan dan Idulfitri, dorongan pengeluaran musiman yang biasanya tinggi akan menurun.
- Kewaspadaan konsumen: Konsumen cenderung lebih berhati-hati dan mengurangi pengeluaran mereka.
- Kontribusi inflasi: Inflasi juga berkontribusi pada penurunan daya beli dan konsumsi rumah tangga.
Penurunan konsumsi ini menjadi salah satu pendorong utama perlambatan ekonomi secara keseluruhan.
Apa dampak sikap 'wait and see' pengusaha terhadap investasi?
Sikap 'wait and see' dari pengusaha menyebabkan pertumbuhan investasi menjadi moderat. Ketika pengusaha menahan diri untuk tidak melakukan ekspansi atau investasi baru, hal ini secara langsung mengurangi aktivitas ekonomi dan memperlambat laju pertumbuhan PDB. Kondisi ini mencerminkan kehati-hatian sektor usaha dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi atau menunggu kejelasan kebijakan.
Bagaimana peran belanja pemerintah dalam proyeksi ekonomi kuartal II/2025?
Belanja pemerintah diperkirakan akan pulih pada kuartal II/2025, terutama untuk pos-pos seperti belanja pegawai dan bantuan sosial. Meskipun ada efisiensi belanja pemerintah yang berkontribusi pada perlambatan konsumsi, pemulihan di area-area tertentu ini diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi perekonomian, meskipun dampaknya mungkin tidak sepenuhnya mengimbangi faktor-faktor perlambatan lainnya.
Faktor apa yang mendorong kinerja ekspor Indonesia pada periode tersebut?
Kinerja ekspor Indonesia pada kuartal II/2025 diperkirakan akan didorong oleh strategi frontloading tarif impor AS. Strategi ini mengacu pada upaya eksportir untuk mempercepat pengiriman barang sebelum potensi kenaikan tarif impor di Amerika Serikat diberlakukan, sehingga menciptakan lonjakan permintaan sementara untuk produk-produk ekspor Indonesia.
Apa saja tantangan utama untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5%?
Tantangan utama untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada kuartal II/2025 meliputi:
- Perlambatan konsumsi rumah tangga: Akibat efek musiman yang berkurang dan kewaspadaan konsumen.
- Investasi yang moderat: Disebabkan oleh sikap 'wait and see' dari pengusaha.
- Efisiensi belanja pemerintah: Meskipun ada pemulihan di beberapa sektor, efisiensi secara keseluruhan dapat membatasi dorongan fiskal.
- Inflasi: Berkontribusi pada penurunan daya beli masyarakat.
Faktor-faktor ini secara kolektif menekan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Apakah ada perbedaan proyeksi pertumbuhan PDB dari berbagai lembaga?
Ya, terdapat perbedaan proyeksi pertumbuhan PDB dari berbagai ekonom dan lembaga. Meskipun proyeksi rata-rata menunjukkan perlambatan menjadi 4,8%, estimasi pertumbuhan PDB secara keseluruhan berada dalam rentang antara 4,6% hingga 5%. Hal ini menunjukkan adanya variasi pandangan di antara para ahli mengenai seberapa signifikan perlambatan yang akan terjadi.
Masih Seputar ekonomi
OJK Perketat Pengawasan Perbankan: Blokir Judi Online, Waspadai Penipuan AI, dan Pantau Rekening Dormant
sekitar 2 jam yang lalu

Pemerintah RI Negosiasi Tarif 19% AS, Target Ekspor Tetap
sekitar 3 jam yang lalu
Ekonomi Indonesia 2025: Perlambatan Awal Diproyeksikan, Pemulihan Semester Kedua Diharapkan
sekitar 3 jam yang lalu

OJK: Utang Pinjol dan Paylater Warga RI Capai Rp115 Triliun per Juni 2025
sekitar 4 jam yang lalu

OJK Perketat Pengawasan Bank: Rekening Dormant dan Tata Kelola BPD Jadi Prioritas
sekitar 5 jam yang lalu
Pemerintah Atur Harga Beras, Targetkan Swasembada Gula Nasional
sekitar 5 jam yang lalu

Indonesia Yakin Ekspor Kompetitif di Tengah Tarif Trump, Negosiasi Berlanjut Jelang September
sekitar 6 jam yang lalu

Ekonom Prediksi Ekonomi RI Q2 2025 Melambat di Bawah 5%: Konsumsi dan PHK Jadi Pemicu
sekitar 6 jam yang lalu

OJK Tinjau Aturan Rekening Dormant Pasca Blokir PPATK dan Kritik Pakar
sekitar 10 jam yang lalu

Ekonomi Indonesia Melambat ke 4,8% pada Kuartal II/2025, Terendah dalam Empat Tahun
sekitar 10 jam yang lalu

Berita Terbaru

Kominfo Larang Starlink Jelajah di Darat, Kecuali Kapal Laut

Pemerintah Buru Riza Chalid, Prabowo Beri Abolisi Tom Lembong

Erick Thohir Ajukan Naturalisasi Pemain, Laporkan Statuta Liga Baru ke Menteri Hukum

PBSI Tunjuk Harry Hartono Gantikan Marleve Mainaky di Tunggal Putra

Guru SD di Makassar Dibentak Polisi Saat Lapor Pencurian, Petugas Diperiksa Propam
Trending

Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti, Tom Lembong dan Hasto Resmi Bebas

Amnesti Prabowo untuk Hasto dan Tom Lembong Picu Kontroversi Keadilan dan Pergeseran Politik PDIP

Megawati Kembali Pimpin PDIP, Tegaskan Peran Penyeimbang di Pemerintahan Prabowo

Megawati Rangkap Jabatan Ketum-Sekjen PDIP, Tegaskan Peran Penyeimbang Pemerintah

Pemerintah Buru Riza Chalid, Prabowo Beri Abolisi Tom Lembong
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.