Menkomdigi Dorong Pemblokiran Rekening Bank untuk Berantas Judi Online

Pemblokiran rekening bank dianggap lebih efektif karena beberapa alasan utama:

• Sulit Dibuka Kembali: Rekening yang telah diblokir karena terindikasi judi online akan sangat sulit untuk dibuka kembali atau dibuat ulang oleh pelaku yang sama. Proses verifikasi perbankan yang ketat menjadi penghalang.
• Memutus Aliran Dana: Judi online sangat bergantung pada transaksi keuangan. Dengan memblokir rekening, aliran dana yang menjadi "urat nadi" aktivitas perjudian dapat diputus secara langsung, sehingga menghentikan operasionalnya.
• Efek Jera Lebih Kuat: Berbeda dengan pemutusan akses situs yang kontennya mudah dibuat ulang, pemblokiran rekening memberikan efek jera yang lebih mendalam karena menyentuh langsung aspek finansial pelaku.

Sementara itu, pemutusan akses situs judi online, meskipun penting, seringkali kurang efektif karena pelaku dapat dengan mudah membuat situs atau domain baru dalam waktu singkat, sehingga upaya pemblokiran situs menjadi seperti "kejar-kejaran" yang tidak ada habisnya.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memiliki peran sentral dalam upaya pemblokiran rekening judi online. Peran PPATK meliputi:

• Pelacakan Transaksi: PPATK bertugas melacak dan menganalisis transaksi keuangan yang mencurigakan dan terindikasi terkait dengan aktivitas judi online. Mereka memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi pola-pola transaksi yang mengarah pada perjudian.
• Identifikasi Rekening: Berdasarkan hasil pelacakan, PPATK dapat mengidentifikasi rekening-rekening bank yang digunakan oleh para pelaku judi online, baik itu bandar, agen, maupun pemain.
• Penyediaan Data: PPATK menyediakan data dan informasi mengenai rekening-rekening terindikasi judi online kepada pihak berwenang, termasuk Menkomdigi dan sektor perbankan, untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pemblokiran.

Dengan demikian, PPATK berfungsi sebagai garda terdepan dalam mendeteksi dan memetakan jaringan keuangan judi online.

Sektor perbankan diharapkan berkontribusi aktif dalam pemberantasan judi online melalui kebijakan ini dengan cara:

• Memperketat Proses Verifikasi Nasabah: Bank didorong untuk menerapkan proses verifikasi identitas nasabah (KYC - Know Your Customer) yang lebih ketat saat pembukaan rekening baru. Hal ini bertujuan untuk mencegah pelaku judi online menggunakan identitas palsu atau meminjam identitas orang lain untuk membuat rekening baru.
• Kerja Sama dengan PPATK: Bank diharapkan bekerja sama erat dengan PPATK dalam menindaklanjuti laporan atau indikasi rekening yang terkait judi online, termasuk melakukan pemblokiran sesuai prosedur yang berlaku.
• Meningkatkan Sistem Deteksi: Bank dapat mengembangkan atau meningkatkan sistem internal mereka untuk mendeteksi transaksi-transaksi mencurigakan yang berpotensi terkait judi online, sehingga dapat segera dilaporkan kepada PPATK.

Kontribusi perbankan sangat penting untuk memastikan bahwa pelaku judi online tidak dapat dengan mudah mengakses atau membuat fasilitas perbankan untuk mendukung aktivitas ilegal mereka.

Tujuan utama dari pemblokiran rekening bank terhadap pelaku judi online adalah untuk memberikan efek jera yang kuat. Efek jera ini diharapkan dapat membuat para pelaku, baik bandar maupun pemain, berpikir ulang untuk terlibat dalam aktivitas ilegal tersebut.

Selain itu, pemblokiran rekening juga bertujuan untuk:

• Memutus Rantai Keuangan: Menghentikan aliran dana yang menjadi tulang punggung operasional judi online.
• Mencegah Pembuatan Rekening Baru: Dengan verifikasi yang ketat, diharapkan pelaku kesulitan membuat rekening baru untuk melanjutkan aksinya.
• Mengurangi Kerugian Masyarakat: Dengan terhambatnya aktivitas judi online, potensi kerugian finansial yang dialami masyarakat akibat perjudian dapat diminimalisir.

Secara keseluruhan, kebijakan ini dirancang untuk menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi praktik judi online di Indonesia.

Pemblokiran rekening bank, yang didukung dengan pengetatan verifikasi nasabah oleh sektor perbankan, diharapkan dapat secara signifikan mencegah pelaku judi online membuat rekening baru. Mekanismenya adalah sebagai berikut:

• Verifikasi Identitas yang Ketat: Bank akan melakukan pemeriksaan identitas yang lebih mendalam saat pembukaan rekening. Jika pelaku pernah teridentifikasi terkait judi online, data mereka mungkin sudah masuk dalam daftar hitam atau sistem peringatan.
• Pencocokan Data: Data nasabah baru akan dicocokkan dengan basis data yang ada, termasuk data dari PPATK mengenai individu atau entitas yang terlibat dalam aktivitas ilegal.
• Peningkatan Pengawasan: Dengan adanya penekanan dari pemerintah, bank akan lebih proaktif dalam mengawasi dan melaporkan aktivitas mencurigakan, termasuk upaya pembukaan rekening oleh individu yang berpotensi terlibat judi online.

Meskipun tidak ada jaminan 100% bahwa pelaku tidak akan menemukan celah, upaya kolektif ini bertujuan untuk mempersulit dan mempersempit ruang gerak mereka dalam mengakses layanan perbankan.

Dampak jangka panjang yang diharapkan dari kebijakan pemblokiran rekening ini terhadap aktivitas judi online adalah:

• Penurunan Aktivitas Judi Online: Dengan terputusnya aliran dana dan sulitnya akses ke layanan perbankan, aktivitas judi online diharapkan akan menurun secara drastis karena operasionalnya menjadi tidak berkelanjutan.
• Peningkatan Kesadaran dan Pencegahan: Efek jera yang diberikan akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko dan konsekuensi hukum serta finansial dari terlibat judi online.
• Ekosistem Keuangan yang Lebih Bersih: Kebijakan ini berkontribusi pada terciptanya ekosistem keuangan yang lebih bersih dan aman dari aktivitas ilegal, mendukung stabilitas sistem perbankan nasional.
• Pergeseran Modus Operandi: Meskipun diharapkan efektif, ada kemungkinan pelaku akan mencari modus operandi baru di luar sistem perbankan formal. Namun, hal ini akan jauh lebih sulit dan berisiko bagi mereka.

Secara keseluruhan, kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi judi online di Indonesia.

Meskipun pemblokiran rekening bank adalah langkah yang kuat, ada beberapa batasan atau tantangan dalam pelaksanaannya:

• Identifikasi Pelaku: Tantangan utama adalah terus-menerus mengidentifikasi rekening-rekening baru yang digunakan oleh pelaku, mengingat mereka dapat mencoba berbagai cara untuk menyamarkan transaksi.
• Modus Operandi Baru: Pelaku judi online mungkin akan mencari celah atau modus operandi baru, seperti penggunaan mata uang kripto atau metode pembayaran non-bank lainnya, yang mungkin lebih sulit dilacak oleh sistem perbankan konvensional.
• Sumber Daya: Pelacakan dan pemblokiran rekening memerlukan sumber daya yang besar, baik dari PPATK maupun sektor perbankan, dalam hal teknologi, tenaga ahli, dan koordinasi.
• Perlindungan Data Nasabah: Penting untuk memastikan bahwa proses pemblokiran dilakukan sesuai prosedur hukum dan tidak melanggar hak-hak nasabah yang tidak bersalah.

Meskipun demikian, dengan kerja sama yang erat antarlembaga dan komitmen yang kuat, tantangan-tantangan ini dapat diminimalisir untuk mencapai tujuan pemberantasan judi online.