Pengadilan Tolak Banding Google, Play Store Wajib Izinkan Toko Aplikasi Pesaing

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

1 Agt 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

1 artikel

Pengadilan Banding menolak banding Google, mengukuhkan putusan bahwa Google melanggar hukum anti-persaingan dengan kebijakan Play Store. Hal ini membuka jalan bagi Epic Games untuk menawarkan toko aplikasi sendiri di Play Store. Google kini harus mengizinkan toko aplikasi saingan dan opsi pembayaran alternatif. Google berencana mengajukan banding ke Mahkamah Agung AS, namun CEO Epic Games menyambut baik putusan ini.

⚖️ Putusan Hukum Utama

  • Pengadilan Banding Sirkuit Kesembilan menolak banding Google terkait putusan juri dan perintah pengadilan federal tahun lalu.
  • Pada Desember 2023, juri memutuskan bahwa Alphabet (induk Google) memberlakukan kebijakan Play Store yang ketat dan terlibat dalam perilaku anti-persaingan.
  • Hakim Distrik AS James Donato sebelumnya memerintahkan Google untuk memulihkan persaingan dengan mengizinkan toko aplikasi saingan dan opsi pembayaran alternatif.

📱 Perubahan di Google Play Store

  • Putusan ini membuka jalan bagi Epic Games untuk menawarkan toko aplikasinya sendiri di dalam Google Play Store.
  • Google diwajibkan mengizinkan toko aplikasi pihak ketiga terdaftar di Play Store, dengan akses ke seluruh katalog aplikasi Google Play.
  • Pengembang tidak lagi dipaksa menggunakan Google Play Billing dan dapat memilih sistem penagihan mereka sendiri untuk pembelian dalam aplikasi.
  • Google juga dilarang membuat kesepakatan eksklusif atau membayar perusahaan untuk meluncurkan aplikasi pertama atau hanya di Play Store.

🗣️ Reaksi dan Langkah Selanjutnya

  • CEO Epic Games, Tim Sweeney, menyambut baik putusan ini sebagai langkah positif.
  • Google menyatakan bahwa keputusan tersebut akan merugikan keamanan pengguna, membatasi pilihan, dan merusak inovasi.
  • Google berencana untuk mengajukan banding ke Mahkamah Agung AS terkait putusan ini.

Apa inti dari sengketa hukum antara Google dan Epic Games?

keyboard_arrow_down

Inti dari sengketa hukum antara Google dan Epic Games adalah tuduhan bahwa Google memberlakukan kebijakan ketat di Play Store dan terlibat dalam perilaku anti-persaingan. Epic Games menuduh Google menyalahgunakan dominasinya di pasar aplikasi Android untuk membatasi persaingan dan memaksa pengembang menggunakan sistem pembayaran Google Play Billing.

Kapan keputusan juri awal yang menyatakan Google melanggar aturan anti-persaingan dibuat?

keyboard_arrow_down

Keputusan juri awal yang menyatakan bahwa Alphabet (induk perusahaan Google) memberlakukan kebijakan Play Store yang ketat dan terlibat dalam perilaku anti-persaingan dibuat pada Desember 2023.

Apa perintah utama yang dikeluarkan oleh Hakim Distrik AS James Donato terhadap Google?

keyboard_arrow_down

Setelah keputusan juri, Hakim Distrik AS James Donato mengeluarkan perintah yang mengharuskan Google untuk memulihkan persaingan. Perintah utamanya meliputi:

  • Mengizinkan toko aplikasi saingan di dalam Play Store.
  • Menawarkan opsi pembayaran alternatif kepada pengembang.
  • Menerapkan reformasi lainnya untuk memastikan persaingan yang sehat.

Bagaimana putusan Pengadilan Banding Sirkuit Kesembilan memengaruhi banding Google?

keyboard_arrow_down

Pengadilan Banding Sirkuit Kesembilan menolak banding yang diajukan oleh Google. Putusan ini secara efektif menegaskan kembali perintah pengadilan federal yang dikeluarkan tahun lalu, yang berarti Google harus melanjutkan dengan perubahan yang diperintahkan pada kebijakan Play Store-nya.

Perubahan signifikan apa saja yang harus diterapkan Google pada Play Store berdasarkan putusan ini?

keyboard_arrow_down

Berdasarkan putusan ini, Google diharapkan menerapkan beberapa perubahan signifikan pada Play Store, antara lain:

  • Mengizinkan Toko Aplikasi Pihak Ketiga: Google harus mengizinkan toko aplikasi pihak ketiga saingan untuk terdaftar di Play Store.
  • Akses Katalog Aplikasi: Toko aplikasi baru ini akan memiliki akses ke seluruh katalog aplikasi Google Play.
  • Larangan Kesepakatan Eksklusif: Google dilarang membuat kesepakatan eksklusif atau membayar perusahaan untuk meluncurkan aplikasi pertama atau hanya di Play Store.

Bagaimana putusan ini memengaruhi pilihan sistem pembayaran bagi pengembang aplikasi di Play Store?

keyboard_arrow_down

Putusan ini memberikan kebebasan lebih besar kepada pengembang aplikasi terkait sistem pembayaran. Pengembang tidak lagi dipaksa untuk menggunakan Google Play Billing untuk pembelian dalam aplikasi dan kini dapat memilih sistem penagihan mereka sendiri. Hal ini berpotensi mengurangi biaya transaksi bagi pengembang dan memberikan lebih banyak fleksibilitas.

Apa dampak putusan ini terhadap toko aplikasi pihak ketiga, seperti Epic Games?

keyboard_arrow_down

Dampak paling langsung bagi toko aplikasi pihak ketiga seperti Epic Games adalah terbukanya jalan bagi mereka untuk menawarkan toko aplikasi mereka sendiri di dalam Google Play Store. Ini berarti pengguna Android akan memiliki lebih banyak pilihan dalam mengunduh aplikasi dan melakukan pembelian, tidak hanya terbatas pada Play Store milik Google.

Bagaimana tanggapan Google terhadap putusan Pengadilan Banding Sirkuit Kesembilan?

keyboard_arrow_down

Google menyatakan ketidaksetujuannya terhadap putusan tersebut. Mereka berpendapat bahwa keputusan itu akan merugikan keamanan pengguna, membatasi pilihan yang tersedia bagi pengguna, dan berpotensi merusak inovasi dalam ekosistem Android.

Apa langkah selanjutnya yang akan diambil Google setelah putusan ini?

keyboard_arrow_down

Meskipun bandingnya ditolak oleh Pengadilan Banding Sirkuit Kesembilan, Google berencana untuk mengajukan banding lebih lanjut ke Mahkamah Agung AS. Ini menunjukkan bahwa Google akan terus berjuang secara hukum untuk mempertahankan kebijakan Play Store-nya.

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang