Inggris Akan Akui Palestina: Batas Waktu 2029 atau Jika Israel Tak Hentikan Perang

Tekanan untuk mengakui Palestina muncul karena meningkatnya frustrasi terhadap respons lambat pemerintah Inggris terhadap situasi di Gaza. Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina tewas dan memicu krisis kemanusiaan parah. Kondisi ini mendorong desakan agar Inggris mengambil langkah konkret, seperti pengakuan negara Palestina.

Pengakuan negara Palestina oleh Inggris akan diberikan jika Israel mengambil langkah-langkah nyata untuk mengakhiri kondisi di Gaza. Syarat-syarat tersebut meliputi:

• Gencatan senjata: Israel harus menyetujui gencatan senjata.
• Komitmen pada solusi dua negara: Israel harus menunjukkan komitmen terhadap solusi dua negara.
• Tidak ada aneksasi di Tepi Barat: Israel harus menyatakan tidak akan melakukan aneksasi di Tepi Barat.

Selain syarat yang ditujukan kepada Israel, Perdana Menteri Keir Starmer juga menekankan bahwa Hamas memiliki peran penting dalam kondisi pengakuan Palestina. Syarat yang diajukan kepada Hamas adalah:

• Membebaskan sandera Israel: Hamas harus membebaskan semua sandera Israel.
• Melucuti senjata: Hamas harus melucuti senjatanya.
• Tidak terlibat dalam pemerintahan di Gaza: Hamas tidak boleh terlibat dalam pemerintahan di Gaza di masa depan.

Pemerintah Inggris berencana mengakui negara Palestina sebelum pemilihan umum 2029. Selain itu, Perdana Menteri Keir Starmer juga menyatakan bahwa Inggris akan mengakui negara Palestina di Sidang Majelis Umum PBB pada September mendatang jika Israel tidak menghentikan perang di Gaza. Ini menunjukkan adanya dua kemungkinan jangka waktu, yaitu jangka pendek (September) jika kondisi tertentu terpenuhi, dan jangka panjang (sebelum 2029) sebagai target umum.

Tujuan utama Inggris dalam mengakui negara Palestina adalah untuk memberikan terobosan nyata dalam konflik Israel-Palestina. Pengakuan ini diharapkan bukan sekadar tindakan simbolis, melainkan langkah yang dapat berkontribusi pada penyelesaian konflik dan mendorong perdamaian yang berkelanjutan.

Situasi di Gaza memiliki dampak besar terhadap keputusan Inggris. Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina tewas dan memicu krisis kemanusiaan yang parah. Kondisi ini meningkatkan tekanan domestik terhadap pemerintah Inggris untuk mengambil tindakan konkret, termasuk mempertimbangkan pengakuan negara Palestina, sebagai respons terhadap penderitaan yang terjadi.

Ya, pernyataan Perdana Menteri Keir Starmer muncul di tengah tekanan domestik dan juga setelah ia membahas situasi di Gaza dengan Donald Trump. Diskusi ini menunjukkan bahwa isu Gaza dan potensi pengakuan Palestina adalah masalah yang menjadi perhatian di tingkat internasional dan mempengaruhi sikap pemimpin Inggris.