BPS: Penduduk Miskin Jatim 3,83 Juta Jiwa Maret 2025, Turun 0,29%

Komoditas yang menjadi penyumbang terbesar terhadap kemiskinan di Jawa Timur terbagi menjadi dua kategori utama:

• Komoditas makanan: Meliputi beras, rokok, dan telur ayam ras. Ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk kebutuhan pangan dasar dan beberapa kebiasaan konsumsi seperti rokok memiliki dampak besar pada garis kemiskinan.
• Komoditas non-makanan: Meliputi perumahan, bensin, dan listrik. Biaya hidup terkait tempat tinggal, transportasi, dan energi juga merupakan beban signifikan bagi rumah tangga miskin.

Fokus pada komoditas-komoditas ini dapat menjadi kunci dalam merumuskan kebijakan pengentasan kemiskinan yang lebih tepat sasaran.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa penurunan angka kemiskinan ini merupakan hasil kerja sama seluruh elemen pembangunan. Ini menunjukkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak seperti masyarakat, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah. Sinergi ini penting untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan.

Jawa Timur menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam upaya penurunan kemiskinan:

• Di Pulau Jawa: Jawa Timur mencatat penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi kedua, hanya setelah Jawa Tengah. Ini menempatkan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi terdepan dalam penanggulangan kemiskinan di pulau padat penduduk ini.
• Secara Nasional: Jawa Timur menjadi kontributor keempat terbesar secara nasional terhadap penurunan angka kemiskinan untuk periode September 2024 hingga Maret 2025. Hal ini menegaskan peran penting Jawa Timur dalam pencapaian target penurunan kemiskinan di tingkat nasional.

Pencapaian ini menunjukkan efektivitas kebijakan dan program yang diterapkan di Jawa Timur.

Disparitas kemiskinan antara wilayah desa dan kota di Jawa Timur menunjukkan tren positif. Angka disparitas kemiskinan telah menyempit menjadi 5,86%. Penurunan disparitas ini mengindikasikan bahwa upaya pengentasan kemiskinan telah menjangkau kedua wilayah secara lebih merata, mengurangi kesenjangan antara penduduk miskin di perkotaan dan pedesaan.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengalokasikan bantuan sosial (bansos) sebesar Rp180,42 miliar untuk tahun 2025. Alokasi dana ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan.

Alokasi bantuan sosial sebesar Rp180,42 miliar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2025 bertujuan sebagai substitusi dan penebalan bantuan sosial dari APBN. Ini berarti dana tersebut digunakan untuk melengkapi atau memperkuat program bantuan sosial yang sudah ada dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), memastikan cakupan dan dampak yang lebih luas bagi masyarakat yang membutuhkan. Tujuannya adalah untuk memberikan jaring pengaman sosial yang lebih kuat dan membantu mengurangi beban ekonomi rumah tangga miskin.