
Presiden Prabowo menuntut pengusaha pengoplos beras mengembalikan kerugian negara Rp 100 triliun per tahun, menawarkan potensi keringanan hukum [Kompas Money]. Tuntutan ini muncul setelah 212 perusahaan penggilingan padi terbukti melanggar [Kompas Money]. Praktik ilegal ini merugikan konsumen hingga Rp 99 triliun per tahun akibat selisih harga beras oplosan [Kompas Money]. Satgas Pangan Polri memerintahkan produsen menurunkan harga jual agar sesuai kualitas, setelah ditemukan ketidaksesuaian mutu pada 85% sampel beras [CNN Indonesia].
๐๏ธ Tuntutan Presiden
- Presiden Prabowo Subianto menuntut pengusaha pengoplos beras untuk mengembalikan kerugian negara sebesar Rp 100 triliun per tahun.
- Pengusaha berpotensi mendapatkan keringanan hukum jika bersedia mengembalikan dana kerugian tersebut.
- Sebanyak 212 perusahaan penggilingan padi telah terbukti melakukan pelanggaran dan mengakui perbuatannya.
- Beras oplosan ini berasal dari benih, pupuk bersubsidi, dan fasilitas irigasi pemerintah, lalu dijual sebagai beras premium.
๐ฐ Dampak Kerugian
- Kerugian negara akibat praktik pengoplosan beras diperkirakan mencapai Rp 100 triliun per tahun.
- Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat potensi kerugian konsumen mencapai Rp 99 triliun per tahun.
- Kerugian konsumen disebabkan oleh selisih harga beras medium (Rp 12.000/kg) yang dioplos dan dijual sebagai beras premium (Rp 15.000/kg).
๐ต๏ธโโ๏ธ Temuan Investigasi
- Investigasi menemukan ketidaksesuaian antara label kemasan dan kualitas beras di beberapa pasar.
- Ketidaksesuaian ini ditemukan di pasar-pasar yang tersebar di sepuluh provinsi.
- Kementerian Pertanian sebelumnya menemukan 85 persen dari 268 sampel beras tidak sesuai mutu.
๐จ Tindakan Penegakan Hukum
- Satgas Pangan Polri telah memerintahkan produsen untuk menurunkan harga jual beras oplosan agar sesuai dengan kualitasnya.
- Beras dengan 15 persen beras pecah seharusnya dijual Rp 12.000-Rp 13.000, bukan Rp 16.000.
- Beberapa produsen telah menyatakan kesediaan untuk menurunkan harga jual beras oplosan mereka.
- Perintah penindakan ini merupakan respons atas kemarahan Presiden Prabowo terhadap temuan mutu beras yang tidak sesuai.
Apa itu praktik pengoplosan beras yang sedang menjadi perhatian pemerintah?
Praktik pengoplosan beras adalah tindakan pidana di mana beras yang seharusnya berkualitas medium atau beras bersubsidi, yang berasal dari benih, pupuk bersubsidi, dan fasilitas irigasi pemerintah, dicampur atau diubah labelnya kemudian dijual sebagai beras premium dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan konsumen membayar lebih mahal untuk kualitas beras yang tidak sesuai.
Berapa kerugian yang ditimbulkan oleh praktik pengoplosan beras?
Praktik pengoplosan beras menimbulkan kerugian finansial yang sangat besar, baik bagi negara maupun konsumen:
- Kerugian Negara: Diperkirakan mencapai Rp 100 triliun per tahun. Kerugian ini berasal dari penyalahgunaan fasilitas dan subsidi pemerintah yang seharusnya untuk produksi beras medium atau bersubsidi.
- Kerugian Konsumen: Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat potensi kerugian konsumen mencapai Rp 99 triliun per tahun. Kerugian ini timbul karena konsumen membeli beras oplosan seharga Rp 15.000 per kg, padahal kualitasnya setara dengan beras medium yang seharusnya berharga Rp 12.000 per kg. Selisih harga Rp 3.000 per kg ini, jika dikalikan dengan volume konsumsi, menghasilkan kerugian signifikan bagi masyarakat.
Siapa saja pihak yang terlibat dalam praktik pengoplosan beras ini?
Pihak-pihak yang terlibat dalam praktik pengoplosan beras ini adalah pengusaha pengoplos beras. Presiden Prabowo Subianto secara spesifik menyebutkan bahwa 212 perusahaan penggilingan padi telah terbukti melanggar dan mengakui perbuatannya dalam praktik ini. Mereka memanfaatkan benih, pupuk bersubsidi, dan fasilitas irigasi pemerintah untuk menghasilkan beras yang kemudian dioplos dan dijual dengan harga tidak sesuai kualitas.
Apa tuntutan Presiden Prabowo Subianto kepada para pengusaha pengoplos beras?
Presiden Prabowo Subianto menuntut para pengusaha pengoplos beras untuk mengembalikan kerugian negara sebesar Rp 100 triliun per tahun. Tuntutan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menindak tegas praktik ilegal yang merugikan keuangan negara dan masyarakat.
Kapan dan di mana Presiden Prabowo Subianto menyampaikan tuntutan ini?
Tuntutan tersebut disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Rabu, 23 Juli 2025, saat beliau berpidato dalam acara Harlah PKB.
Bagaimana dampak praktik pengoplosan beras terhadap konsumen?
Dampak praktik pengoplosan beras terhadap konsumen sangat merugikan. Konsumen dipaksa membayar harga yang lebih tinggi, setara dengan beras premium (misalnya Rp 15.000 per kg), padahal kualitas beras yang mereka terima adalah beras medium atau di bawah standar premium (misalnya setara Rp 12.000 per kg). Hal ini menyebabkan kerugian finansial bagi konsumen yang diperkirakan mencapai Rp 99 triliun per tahun. Selain itu, investigasi juga menemukan ketidaksesuaian antara label kemasan dan kualitas beras di beberapa pasar di sepuluh provinsi, yang berarti konsumen tidak mendapatkan informasi yang jujur mengenai produk yang mereka beli.
Langkah-langkah apa yang telah diambil oleh pemerintah dan aparat penegak hukum untuk mengatasi masalah beras oplosan?
Pemerintah dan aparat penegak hukum telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah beras oplosan:
- Presiden Prabowo Subianto: Memerintahkan penindakan tegas terhadap pelaku dan menuntut pengembalian kerugian negara.
- Kementerian Pertanian: Melakukan investigasi dan menemukan bahwa 85 persen dari 268 sampel beras tidak sesuai mutu, yang memicu kemarahan Presiden dan perintah penindakan.
- Satgas Pangan Polri: Telah memerintahkan produsen untuk menurunkan harga jual beras oplosan agar sesuai dengan kualitasnya, guna mencegah gangguan stok di pasar. Mereka juga melakukan investigasi terhadap ketidaksesuaian label dan kualitas beras.
- Badan Pangan Nasional (Bapanas): Mencatat potensi kerugian konsumen dan menjelaskan selisih harga yang menyebabkan kerugian signifikan.
Bagaimana Satgas Pangan Polri menangani masalah harga jual beras oplosan?
Satgas Pangan Polri, melalui Kepala Satgas Pangan Brigjen Helfi Assegaf, telah memerintahkan produsen beras oplosan untuk menurunkan harga jual beras mereka agar sesuai dengan kualitasnya. Sebagai contoh, beras dengan 15 persen beras pecah seharusnya dijual dengan harga sekitar Rp 12.000-Rp 13.000 per kg, bukan Rp 16.000 per kg. Langkah ini diambil untuk mencegah gangguan stok di pasar dan memastikan harga yang adil bagi konsumen. Beberapa produsen dilaporkan telah menyatakan kesediaan untuk menurunkan harga jual beras mereka.
Apakah ada potensi keringanan hukum bagi pengusaha yang terlibat?
Ya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan adanya potensi keringanan hukum bagi para pengusaha pengoplos beras jika mereka bersedia mengembalikan dana kerugian negara sebesar Rp 100 triliun per tahun. Hal ini menunjukkan adanya jalur negosiasi bagi pelaku untuk mengurangi konsekuensi hukum yang akan mereka hadapi.
Apakah produksi beras nasional mencukupi di tengah isu pengoplosan ini?
Meskipun ada isu pengoplosan beras, produksi beras nasional diprediksi surplus. Data menunjukkan bahwa produksi beras diperkirakan akan surplus sebesar 4,3 juta ton pada periode Januari hingga Agustus 2025. Namun, praktik pengoplosan ini tetap menjadi masalah serius karena mengganggu stabilitas harga, merugikan konsumen, dan menyalahgunakan fasilitas negara, meskipun secara kuantitas produksi beras mencukupi.
Masih Seputar ekonomi
Gubernur Sumut Hadiahi Bebas Cicilan Kredit Setahun untuk UMKM di Festival Tapanuli Utara
sekitar 2 jam yang lalu

Prabowo Prihatin Sampah Bantar Gebang Setinggi 20 Lantai, Pemerintah Percepat PSEL
sekitar 2 jam yang lalu

Kimia Farma Perluas Akses Kesehatan, Suplai Obat ke 93 Kopdes Merah Putih
sekitar 3 jam yang lalu

Pemerintah Targetkan Hapus Kemiskinan Ekstrem, 23,85 Juta Jiwa Terdampak
sekitar 3 jam yang lalu

Djarum Tunda Rokok Elektrik, Incar Produk Superior di Tengah Tantangan Pasar dan Rokok Ilegal
sekitar 4 jam yang lalu

AirAsia Luncurkan Rute Langsung KL-Kuching ke Pontianak, Bidik Wisatawan RI
sekitar 4 jam yang lalu

Hutama Karya Tetapkan Tarif Tol Padang-Sicincin, Berlaku Segera
sekitar 5 jam yang lalu

BPS: Penduduk Miskin Indonesia Turun 200 Ribu Jiwa, Jawa Tetap Terbanyak
sekitar 5 jam yang lalu

Ritel Rugi Akibat Beras Oplosan, Aprindo Desak Pemerintah Bertindak Tegas
sekitar 6 jam yang lalu

Pemerintah Tiadakan Seleksi CPNS 2025, Fokus Rekrutmen PPPK di Tiga Instansi
sekitar 6 jam yang lalu

Bansos PKH Tahap 3 Cair: Cek Status Penerima Online Lewat HP
sekitar 7 jam yang lalu

Berita Terbaru

Media Vietnam Waspadai Taktik "Aneh" Vanenburg di Final Piala AFF U-23

Pengamat Vietnam Soroti Ketajaman U-23 Jelang Final Lawan Indonesia

Prabowo Kumpulkan 82 Profesional Muda Lulusan Fellowship, Bahas Ekonomi dan Teknologi

Kejagung Cekal Dua Bos Sugar Group Terkait TPPU Eks Pejabat MA

Kemenparekraf: Musik Daerah Ambon Pacu Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Trending

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Memanas: 14 Tewas, 100 Ribu Mengungsi

Bentrokan Perbatasan Thailand-Kamboja Tewaskan 12 Orang, PBB Gelar Rapat Darurat

Kamboja-Thailand Saling Serang di Perbatasan, Jet Tempur Dikerahkan di Tengah Ketegangan Diplomatik

Semifinal Piala AFF U-23: Indonesia U-23 Hadapi Thailand di GBK, Antara Kritik dan Keunggulan

Negosiasi Transfer Data RI-AS Berlanjut, Kekhawatiran Privasi dan Bisnis Lokal Mencuat
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.