Pertanyaan
Cara jawab
Singkat & Padat

Rusia meningkatkan serangan drone ke Ukraina, mencapai 700 drone pada 8 Juli, dengan potensi 1.000 per hari. Produksi drone domestik Rusia meningkat, dimodifikasi dari desain Shahed Iran. Sementara itu, Ukraina menahan tujuh orang, termasuk remaja, atas dugaan rencana sabotase yang didalangi Rusia melalui Telegram, dengan iming-iming uang.
⚡ Peningkatan Serangan Drone Rusia
- Rusia secara signifikan meningkatkan serangan drone jarak jauh ke Ukraina, mencapai rekor 700 drone pada 8 Juli dan berpotensi hingga 1.000 per hari.
- Serangan drone Rusia difokuskan pada infrastruktur dan pangkalan udara Ukraina, menguji pertahanan udara negara tersebut secara terus-menerus.
- Presiden Putin menyatakan bahwa lebih dari 1,5 juta drone telah dikirim ke militer Rusia tahun lalu, menunjukkan skala besar penggunaan teknologi ini.
- Ukraina merespons peningkatan serangan dengan mengerahkan tim bergerak bersenjata dan mengembangkan drone pencegat untuk menahan ancaman.
⚙️ Inovasi dan Strategi Drone Rusia
- Produksi drone domestik Rusia meningkat pesat dengan modifikasi dari desain Shahed Iran, termasuk peningkatan ketinggian dan ketahanan terhadap jamming.
- Drone Rusia kini mampu membawa hulu ledak termobarik, meningkatkan daya hancur serangan mereka terhadap target.
- Rusia menggunakan drone umpan "Gerbera" untuk mengelabui pertahanan udara Ukraina, memungkinkan drone utama mencapai target.
- Kerja sama dengan China membantu Rusia menghindari sanksi Barat untuk impor komponen elektronik drone yang krusial.
- Rusia berencana menjadikan drone sebagai cabang militer terpisah, menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap teknologi ini.
🚨 Penangkapan Tersangka Sabotase di Ukraina
- Ukraina menahan tujuh orang, termasuk lima remaja, yang diduga merencanakan serangan sabotase atas nama Rusia.
- Salah satu yang ditangkap adalah siswi 14 tahun yang diduga menyiapkan bahan peledak untuk menyerang tentara Ukraina.
- Dua remaja laki-laki berusia 14 tahun lainnya dituduh mencoba meledakkan mobil polisi sebagai bagian dari rencana sabotase.
- Para pelaku direkrut melalui aplikasi Telegram dengan iming-iming uang mudah untuk melakukan serangan terhadap militer atau penegak hukum.
- Jika terbukti bersalah, para tersangka akan menghadapi hukuman penjara 12 tahun hingga seumur hidup.
Apa yang terjadi dengan serangan drone Rusia terhadap Ukraina?
Rusia secara signifikan meningkatkan serangan drone jarak jauh terhadap Ukraina. Serangan ini difokuskan pada infrastruktur dan pangkalan udara Ukraina, yang terus menguji kemampuan pertahanan udara negara tersebut.
Seberapa signifikan peningkatan serangan drone Rusia baru-baru ini?
Peningkatan serangan drone Rusia sangat signifikan. Pada tanggal 8 Juli, Rusia meluncurkan rekor 700 drone, dan ada potensi peningkatan hingga 1.000 drone per hari. Presiden Putin juga menyatakan bahwa lebih dari 1,5 juta drone telah dikirim ke militer Rusia pada tahun lalu.
Jenis drone apa yang digunakan Rusia dan bagaimana kemampuannya?
Rusia menggunakan drone yang merupakan modifikasi dari desain Shahed Iran. Drone ini telah ditingkatkan kemampuannya, meliputi:
- Peningkatan ketinggian terbang.
- Ketahanan terhadap jamming (gangguan sinyal).
- Kemampuan membawa hulu ledak termobarik.
Selain itu, Rusia juga menggunakan drone umpan bernama "Gerbera" untuk mengelabui sistem pertahanan udara Ukraina.
Bagaimana Rusia meningkatkan produksi drone domestiknya?
Produksi drone domestik Rusia meningkat pesat. Rusia juga menjalin kerja sama dengan China untuk membantu menghindari sanksi Barat, terutama dalam impor komponen elektronik yang dibutuhkan untuk drone. Ke depannya, Rusia berencana untuk menjadikan drone sebagai cabang militer terpisah.
Apa taktik yang digunakan Rusia dalam serangan drone untuk mengelabui pertahanan Ukraina?
Dalam serangan drone, Rusia menggunakan taktik khusus untuk mengelabui pertahanan udara Ukraina. Taktik utamanya adalah dengan menggunakan drone umpan "Gerbera". Drone ini berfungsi untuk memancing dan mengalihkan perhatian sistem pertahanan udara Ukraina, sehingga drone penyerang utama dapat mencapai targetnya, yang seringkali adalah infrastruktur penting dan pangkalan udara.
Bagaimana Ukraina merespons peningkatan serangan drone Rusia?
Ukraina merespons peningkatan serangan drone Rusia dengan beberapa cara:
- Membentuk tim bergerak bersenjata yang dilengkapi untuk menembak jatuh drone.
- Mengembangkan drone pencegat sendiri.
Meskipun demikian, peningkatan intensitas serangan Rusia terus menguji dan menekan kemampuan pertahanan Ukraina.
Selain serangan drone, insiden apa lagi yang terjadi di Ukraina terkait dugaan sabotase?
Selain serangan drone, Ukraina juga mengungkap insiden dugaan sabotase. Dinas Rahasia SBU Ukraina menahan tujuh orang, termasuk lima remaja, yang diduga merencanakan serangan sabotase atas nama Rusia. Mereka diduga merencanakan serangan terhadap tentara atau lembaga penegak hukum menggunakan alat peledak rakitan.
Siapa saja yang ditangkap terkait dugaan rencana sabotase di Ukraina?
Tujuh orang ditangkap terkait dugaan rencana sabotase ini, di antaranya adalah:
- Seorang siswi berusia 14 tahun yang diduga menyiapkan bahan peledak untuk menyerang tentara Ukraina.
- Dua remaja laki-laki berusia 14 tahun lainnya yang dituduh mencoba meledakkan mobil polisi.
Bagaimana para pelaku dugaan sabotase direkrut dan apa motifnya?
Dinas Rahasia SBU Ukraina menyatakan bahwa para pelaku dugaan sabotase direkrut melalui aplikasi Telegram. Motif utama perekrutan adalah iming-iming uang mudah. Para pelaku kemudian merencanakan serangan terhadap tentara atau lembaga penegak hukum menggunakan alat peledak rakitan.
Apa konsekuensi hukum yang mungkin dihadapi para tersangka sabotase?
Jika terbukti bersalah atas tuduhan sabotase, para pelaku akan menghadapi konsekuensi hukum yang berat. Mereka dapat dijatuhi hukuman penjara mulai dari 12 tahun hingga seumur hidup.
Masih Seputar internasional
FAA: Kecelakaan Air India Bukan Akibat Masalah Mekanis atau Sakelar Bahan Bakar
sekitar 11 jam yang lalu

Prancis Akan Akui Palestina September, Jerman Beda Sikap, Israel Mengecam
sekitar 11 jam yang lalu

Prancis Akan Akui Negara Palestina di PBB September, Tegaskan Tetap Tolak Hamas
sekitar 13 jam yang lalu

Atap Sekolah Runtuh di Rajasthan, 7 Siswa Tewas dan 21 Terluka
sekitar 13 jam yang lalu

Zelensky Targetkan 10 Patriot AS, Eropa Danai Lewat Kesepakatan Trump
sekitar 15 jam yang lalu

AS dan Israel Tarik Tim Negosiator, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Buntu
sekitar 15 jam yang lalu

AS dan Israel Tarik Negosiator dari Perundingan Gencatan Senjata Gaza, Salahkan Hamas
sekitar 17 jam yang lalu

Kim Jong Un Serukan Militer Korut Siap Perang, Latihan Artileri Digelar
sekitar 17 jam yang lalu

Sertifikasi Boeing 737 Max 7 Ditunda hingga 2026, Southwest Terdampak
sekitar 19 jam yang lalu

Iran Bersedia Berunding Nuklir dengan AS Jika Kepercayaan Dibangun Kembali
sekitar 19 jam yang lalu

Israel dan Hamas Saling Tuding di Tengah Krisis Kelaparan Gaza
sekitar 19 jam yang lalu

Berita Terbaru

WBA Gelar Tiga Perebutan Gelar Dunia di Libya 8 Agustus dalam Program KO Drugs

Udinese Pantau Jay Idzes, Bek Timnas Indonesia Pengganti Sempurna Bijol

Istana Jamin Data Pribadi Aman, Luruskan Isu Transfer ke AS

Mendagri: Tata Kelola Distribusi Kunci Kendalikan Harga Beras dan Inflasi

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Divonis 3,5 Tahun Penjara dalam Kasus Suap Harun Masiku
Trending

RI-AS Sepakati Perjanjian Dagang Rp368 Triliun, Hambatan Non-Tarif Dihapus

Indonesia-AS Sepakati Tarif 19%, RI Siapkan Strategi Hadapi Impor dan Aturan Dagang Baru

Tarif Resiprokal RI-AS: Optimisme Kemenkeu Kontra Kekhawatiran Indef

Indonesia vs Thailand di Semifinal Piala AFF U-23: Jadwal dan Tiket Tersedia

Harga Emas Antam dan Dunia Melonjak Tajam, Dipicu Gejolak Ekonomi Global
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.