Kekalahan Timnas Putri Indonesia dari Pakistan: Pelatih Soroti Absennya Liga

Kekalahan ini secara signifikan memperkecil peluang Timnas Putri Indonesia untuk lolos ke babak selanjutnya. Saat ini, Indonesia berada di posisi ketiga Grup D dengan tiga poin, jumlah poin yang sama dengan Pakistan. Namun, Indonesia kalah dalam catatan head to head melawan Pakistan, yang membuat posisi mereka kurang menguntungkan.

Menurut pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki, ada beberapa penyebab utama kekalahan:

• Tidak adanya kompetisi sepak bola putri domestik: Ini sangat memengaruhi performa tim karena kurangnya jam terbang dan pengalaman bertanding reguler bagi para pemain.
• Banyaknya kesalahan dasar: Terutama dalam hal passing dan kontrol bola, yang membuat tim tidak dapat mengendalikan permainan.
• Gol cepat lawan: Gol melalui serangan balik dan penalti di awal pertandingan memberikan tekanan besar pada mental dan strategi pemain.

Gelandang Felicia De Zeeuw juga menambahkan bahwa tim perlu lebih sabar dan akurat dalam mengalirkan bola, serta tembakan ke gawang harus lebih tepat sasaran, meskipun Indonesia tampil lebih dominan dalam penguasaan bola.

Pelatih Timnas Putri Pakistan, Adeel Mirza Rizki, mengungkapkan bahwa kunci sukses timnya adalah bermain efektif dengan mengandalkan serangan balik yang berbuah gol. Meskipun Indonesia tampil lebih dominan dalam penguasaan bola, Pakistan mampu memanfaatkan peluang mereka dengan baik. Selain itu, penampilan gemilang penjaga gawang Pakistan, Seeyana Jivraj, yang berhasil menggagalkan banyak peluang Indonesia, juga menjadi faktor krusial dalam kemenangan mereka. Kemenangan ini cukup mengejutkan mengingat Pakistan sebelumnya kalah telak 0-8 dari Taiwan.

Tantangan utama yang dihadapi Timnas Putri Indonesia, seperti yang diakui oleh pelatih Satoru Mochizuki, adalah tidak adanya kompetisi sepak bola putri di Indonesia. Hal ini berdampak langsung pada:

• Kurangnya pengalaman bertanding: Pemain tidak memiliki kesempatan reguler untuk mengasah kemampuan dan mental bertanding di level kompetitif.
• Perkembangan pemain: Sulit bagi pemain untuk terus berkembang dan menjaga performa puncak tanpa adanya liga yang berkelanjutan.
• Kualitas dasar: Kurangnya kompetisi juga memengaruhi kemampuan dasar seperti passing dan kontrol bola yang menjadi fundamental dalam permainan.

PSSI telah melakukan beberapa upaya untuk mendukung Timnas Putri Indonesia dalam situasi sulit ini, termasuk:

• Mengadakan pemusatan latihan (TC) panjang untuk mempersiapkan tim secara intensif.
• Mendatangkan pemain diaspora atau pemain keturunan yang bermain di luar negeri untuk memperkuat skuad.

Upaya ini diapresiasi oleh pelatih Mochizuki sebagai langkah positif dalam mengatasi keterbatasan yang ada.

Lawan Timnas Putri Indonesia selanjutnya adalah Taiwan, yang dianggap sebagai tim terkuat di Grup D. Pertandingan ini akan berlangsung pada hari Sabtu, 5 Juli. Fokus persiapan pelatih Satoru Mochizuki adalah:

• Membenahi taktik: Melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi permainan.
• Membangkitkan mental pemain: Memberikan dukungan moral dan sentuhan dari hati ke hati untuk mengembalikan semangat dan kepercayaan diri tim setelah kekalahan.

Untuk pertandingan mendatang, pelatih dapat mempertimbangkan beberapa perubahan taktik, antara lain:

• Menggunakan formasi tiga bek sejajar untuk memperkuat pertahanan dan memberikan soliditas di lini belakang.
• Melakukan pemilihan pemain yang tepat, terutama di posisi bek sayap kiri, untuk memastikan keseimbangan antara pertahanan dan serangan.

Selain itu, kunci untuk meraih hasil positif adalah disiplin, soliditas, dan ketenangan dalam bermain.

Target utama Timnas Putri Indonesia dalam Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 ini adalah lolos ke Piala Asia. Untuk mencapai target tersebut, tim juga bertekad untuk menampilkan permainan terbaik dan meraih hasil positif saat menghadapi Taiwan, meskipun Taiwan adalah lawan yang kuat.