Dampak Lingkungan AI Mengkhawatirkan: Emisi Karbon Melonjak, Regulasi Global Mendesak

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa konsumsi listrik pusat data secara global dapat berlipat ganda dari level tahun 2022, mencapai 1.000 TWh pada tahun 2026. Proyeksi ini menyoroti potensi peningkatan signifikan dalam permintaan energi yang didorong oleh pertumbuhan AI.

Pertumbuhan AI yang pesat menimbulkan beberapa kekhawatiran lingkungan, antara lain:

• Kenaikan harga energi: Permintaan listrik yang tinggi dapat memicu kenaikan biaya energi.
• Beban pada jaringan listrik: Konsumsi daya yang masif dapat membebani infrastruktur jaringan listrik.
• Pengurasan pasokan air: Pusat data membutuhkan air dalam jumlah besar untuk pendinginan.
• Peningkatan emisi iklim: Tanpa batasan pada konsumsi listrik industri AI, diperkirakan sekitar 1 miliar ton karbon dioksida akan dipancarkan di AS saja selama dekade berikutnya.

Respons pemerintah terhadap dampak AI bervariasi:

• Di Amerika Serikat: Partai Republik mendorong RUU belanja besar yang mencakup ketentuan untuk mencegah negara bagian memberlakukan peraturan tentang AI, meskipun para ahli memperingatkan dampak besar AI terhadap iklim.
• Di Denmark: Pemerintah berencana mengatasi masalah deepfake dengan memberikan hak cipta kepada setiap orang atas fitur tubuh, wajah, dan suara mereka, memperkuat perlindungan terhadap imitasi digital identitas seseorang dengan undang-undang pertama di Eropa.

Pemerintah Denmark berencana mengatasi masalah deepfake dengan memberikan hak cipta kepada setiap orang atas fitur tubuh, wajah, dan suara mereka. RUU ini akan memberikan hak kepada individu di Denmark untuk menuntut platform online agar menghapus konten deepfake yang dibagikan tanpa persetujuan. Pelanggaran dapat mengakibatkan kompensasi, dan platform teknologi dapat dikenakan denda besar jika tidak menanggapi undang-undang tersebut. Aturan baru ini tidak akan memengaruhi parodi dan satire.

Ya, ada beberapa contoh aplikasi AI yang memberikan manfaat positif bagi pengguna:

• Aplikasi kencan Happn: Meluncurkan fitur "Perfect Date" yang didukung AI untuk membantu pengguna menemukan lokasi kencan pertama yang tepat.
• Robotika: Robot humanoid menunjukkan terobosan dalam bermain sepak bola, menandai kemajuan signifikan dalam pengembangan robot humanoid dan AI.

Fitur "Perfect Date" di aplikasi kencan Happn memanfaatkan AI dengan menggunakan model bahasa besar untuk menganalisis kebiasaan, tempat favorit, minat, dan geolokasi pengguna. Berdasarkan analisis ini, fitur tersebut kemudian memberikan hingga lima saran tempat kencan yang dipersonalisasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi kesulitan dan stres yang dialami lajang dalam menemukan tempat kencan, dengan pengguna selalu memiliki kendali karena AI hanya aktif atas permintaan.

Dalam pertandingan eksibisi di Beijing, robot humanoid menunjukkan terobosan signifikan meskipun gerakannya masih kurang sempurna. Robot-robot ini, yang dikendalikan oleh algoritma, menunjukkan kemampuan keseimbangan, kelincahan, dan pengambilan keputusan berbasis AI. Mereka juga menunjukkan kemampuan pengenalan visual dan penentuan posisi yang signifikan, mampu mendeteksi bola dari jarak 18.3 meter dengan akurasi 90%. Ini menandai kemajuan penting dalam pengembangan robot humanoid dan AI.

Tiongkok menginvestasikan banyak dana dalam bidang robotika, dengan pasar yang diperkirakan akan mencapai $108 miliar pada tahun 2028. Negara ini secara aktif menggelar berbagai acara robot humanoid, termasuk pertandingan eksibisi sepak bola yang menjadi persiapan untuk World Humanoid Robot Games 2025 yang akan diselenggarakan di Beijing.