Indonesia Bertekad Jadi Pusat Industri Halal Dunia, Perkuat Sertifikasi dan Ekspor

Saat ini, Indonesia berada di peringkat ketiga dalam industri halal global. Meskipun demikian, penetrasi pasar syariah di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu sekitar 8%. Hal ini menunjukkan potensi besar bagi Indonesia untuk terus mengembangkan dan memperluas pangsa pasar syariahnya.

Pemerintah Indonesia melakukan berbagai strategi untuk memperkuat ekosistem halal nasional, antara lain:

• Penyelenggaraan acara besar seperti BSI International Expo 2025 untuk meningkatkan jangkauan global.
• Penguatan bank syariah sebagai pilar ekonomi berorientasi sosial oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan fokus pada kontribusi terhadap UMKM dan literasi keuangan.
• Penguatan kapasitas laboratorium halal di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mempercepat sertifikasi halal yang kredibel.
• Peningkatan ekspor produk halal melalui kerja sama internasional, seperti yang dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan Global Australia Halal Certification (GAHC).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berperan penting dalam mendukung industri halal dengan berupaya menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Peran Kemenperin meliputi:

• Memperkuat kapasitas laboratorium halal di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI).
• Memperkuat sistem jaminan produk halal melalui sinergi antar laboratorium halal pemerintah dan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) terakreditasi.
• Memastikan laboratorium halal yang andal dan terstandar untuk mempercepat sertifikasi halal yang kredibel.
• Memperluas akses layanan halal melalui pemanfaatan fasilitas laboratorium di berbagai daerah, seperti kerja sama Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBSPJIHPMM) Makassar dengan PT. Mutu Agung Lestari.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) berperan aktif dalam meningkatkan ekspor produk halal Indonesia dengan menargetkan pasar produk halal Australia senilai US$8,13 miliar atau sekitar Rp131,8 triliun. Untuk mencapai target ini, Kemendag menggandeng Global Australia Halal Certification (GAHC) untuk membantu dalam proses sertifikasi halal, impor, dan pencarian pembeli di Australia, dengan fokus utama pada UMKM.

Kerja sama dengan Global Australia Halal Certification (GAHC) sangat mendukung UMKM Indonesia dalam memperluas ekspor produk halal. Presiden Direktur GAHC, Asroni, menyatakan komitmennya untuk memberikan pendampingan teknis, pelatihan, dan sertifikasi gratis bagi sekitar 1.000 UMKM. Dukungan ini diharapkan dapat membantu UMKM Indonesia memenuhi standar halal internasional dan menembus pasar Australia.

Ekspor produk halal Indonesia ke Australia pada tahun 2024 mencapai US$634,5 juta. Dalam lima tahun terakhir, ekspor ini menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 8,06%. Pada periode Januari-Maret 2025, ekspor mencapai US$156,81 juta, yang merupakan peningkatan sebesar 13,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Total perdagangan Indonesia-Australia secara keseluruhan mencapai US$15,39 miliar.

Produk yang mendominasi ekspor halal Indonesia adalah makanan, dengan nilai mencapai US$41,9 miliar. Selain makanan, produk lain yang juga menjadi fokus ekspor halal Indonesia meliputi fashion, farmasi, dan kosmetik.