Pemerintah RI Pastikan 101 WNI Aman Dievakuasi dari Zona Konflik Iran-Israel

Proses evakuasi WNI dari Iran dilakukan melalui perjalanan darat. Sebanyak 97 orang berhasil melintasi perbatasan Iran-Azerbaijan setelah menempuh perjalanan sekitar 16 jam. Mereka kini beristirahat dengan aman di Baku, Azerbaijan.

Empat WNI berhasil dievakuasi dari Israel melalui Yordania. Meskipun demikian, terdapat informasi yang berbeda mengenai jumlah WNI yang terdampak di Israel.

Ya, terdapat perbedaan informasi mengenai WNI di Israel. BBC.com melaporkan bahwa 42 WNI sempat terjebak di Tel Aviv akibat penutupan Bandara Ben Gurion. Sementara itu, DW.com menyebutkan bahwa 42 WNI dari Yerusalem telah kembali melalui Yordania. Perbedaan ini menunjukkan dinamika situasi di lapangan dan sumber informasi yang berbeda.

Pemerintah Indonesia terus memantau situasi WNI di kawasan konflik. Di Iran, terdapat 386 WNI dan pemerintah telah menetapkan status Siaga 2. Untuk Israel dan Palestina, pemerintah mengimbau WNI untuk menunda perjalanan ke wilayah tersebut.

Pemerintah Indonesia mengimbau seluruh WNI untuk menunda perjalanan ke Israel dan Palestina mengingat eskalasi konflik yang terjadi. Imbauan ini bertujuan untuk menjaga keselamatan WNI dari potensi bahaya di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, memainkan peran aktif dalam menyikapi konflik ini. Beliau berada di Istanbul untuk menghadiri Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-51. Dalam konferensi tersebut, Menlu Sugiono membahas situasi di Iran, menyerukan semua pihak untuk menahan diri, dan berharap konflik dapat diselesaikan melalui perundingan.

Eskalasi konflik di kawasan ini berpotensi berdampak pada ekonomi Indonesia. Salah satu dampak yang paling dikhawatirkan adalah jika Selat Hormuz ditutup, yang dapat menyebabkan peningkatan harga minyak dunia secara signifikan. Kenaikan harga minyak dapat memengaruhi berbagai sektor ekonomi di Indonesia.

Ya, sejumlah negara lain juga telah melakukan atau mempersiapkan evakuasi warganya dari Iran dan Israel. Negara-negara tersebut antara lain Jerman, Polandia, Yunani, Amerika Serikat, Cina, Pakistan, India, Vietnam, Jepang, dan Australia. Hal ini menunjukkan bahwa situasi di kawasan tersebut menjadi perhatian global dan banyak negara mengambil langkah serupa untuk melindungi warganya.