PBSI Gelar Evaluasi Besar Bulutangkis: Atlet Utama Belum Elite, Target Juara Ditetapkan

Evaluasi besar bulutangkis oleh PBSI menunjukkan prestasi Indonesia belum maksimal. Fokus pada peningkatan teknik atlet dan target juara di turnamen mendatang.

article

Metrics

{"image":"https://bacakoran.co/upload/6b5bd9491a4dc2ab662a2fe3103244fe.jpg","trendingStart":"2025-06-20T12:00:02.625Z","trendingEnd":"2025-06-20T12:00:02.597Z","updatedAt":"2025-06-20T12:07:38.835Z","articleCount":8}
article

Overview

Prestasi bulutangkis Indonesia semester pertama 2025 dinilai kurang memuaskan, hanya meraih dua gelar Super 300. Kegagalan beruntun di turnamen besar memicu evaluasi menyeluruh oleh PBSI. Kabid Binpres Eng Hian menekankan perbaikan teknik, fisik, dan mental atlet, serta menargetkan gelar juara dalam enam bulan ke depan. Pembenahan program latihan dan peran psikolog juga menjadi fokus.

article

Fakta

[{"color":"red","headerTitle":"📉 Prestasi Bulutangkis Indonesia","points":["Prestasi bulutangkis Indonesia pada semester pertama 2025 belum sesuai harapan, hanya meraih dua gelar juara dari turnamen level BWF World Tour Super 300.","Indonesia gagal meraih gelar juara selama empat edisi beruntun sejak era Superseries, dari Malaysia Open 2025 hingga Indonesia Open 2025.","Pada Indonesia Open 2025, ganda putra independen Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi berhasil mencapai final, sementara pemain pelatnas hanya mencapai semifinal."]},{"color":"blue","headerTitle":"🏛️ Respons PBSI dan Evaluasi","points":["Kabid Binpres PBSI, Eng Hian, menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pemain, pelatih, dan metode pelatihan bulutangkis Indonesia.","Evaluasi mencakup pencapaian pemain lama di pelatnas, pemberian target podium, dan perubahan pola pikir atlet agar fokus pada prestasi.","PBSI menargetkan atlet dan pelatih untuk meraih gelar juara dalam enam bulan ke depan, terutama bagi atlet yang sudah lebih dari lima tahun di Pelatnas.","Eng Hian mengakui beberapa pemain utama belum sepenuhnya di level elite dan perlu meningkatkan kemampuan teknik serta fisik.","Program latihan yang lebih tepat sasaran akan dirancang untuk mencapai performa terbaik atlet, dengan evaluasi tegas terhadap progres dan pencapaian."]},{"color":"yellow","headerTitle":"🏋️ Tantangan Atlet dan Pelatihan","points":["Eng Hian menyoroti bahwa program latihan atlet masih jauh dari standar yang ditetapkan pelatih, baik dari segi teknik maupun fisik.","Banyak atlet mengalami \"mati sendiri\" karena kondisi fisik yang belum mencapai standar, menunjukkan perlunya perbaikan fundamental.","Meskipun PBSI menyiapkan psikolog, Eng Hian menilai prioritas utama adalah membenahi kualitas dan tujuan latihan atlet.","Kendala lain termasuk pemulihan cedera Anthony Sinisuka Ginting dan masalah kesehatan Gregoria Mariska Tunjung.","PBSI juga berupaya mempercepat peningkatan level atlet pelapis seperti Alwi Farhan dan Putri Kusuma Wardani."]},{"color":"green","headerTitle":"🧠 Perspektif Atlet dan Perbandingan","points":["Siti Fadia Silva Ramadhanti menyoroti pentingnya peningkatan mental dan kepercayaan diri, terutama di gim penentu.","Fadia menekankan perlunya komunikasi lebih baik dengan pelatih dan partner, serta peran psikolog dan kemauan atlet menerima kekurangan.","Fadia memutuskan untuk fokus bermain di nomor ganda putri hingga Kejuaraan Dunia mendatang untuk lebih terarah.","Sebagai perbandingan, ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, yang dilatih Herry IP, fokus pada konsistensi dan telah meraih tiga gelar juara pada 2025."]}]
article

FAQ

[{"answer":"

Capaian bulutangkis Indonesia pada semester pertama tahun 2025 dinilai belum sesuai harapan. Indonesia hanya berhasil meraih dua gelar juara dari turnamen level BWF World Tour Super 300, yaitu:

  • Thailand Masters
  • Taipei Open

Prestasi ini menunjukkan bahwa target yang ditetapkan belum tercapai, terutama karena tidak ada gelar dari turnamen level yang lebih tinggi atau turnamen bergengsi lainnya.

","question":"Apa capaian bulutangkis Indonesia di semester pertama 2025?"},{"answer":"

Indonesia gagal meraih gelar juara selama empat edisi beruntun sejak era Superseries. Turnamen-turnamen besar yang dimaksud adalah dari Malaysia Open 2025 hingga Indonesia Open 2025. Kegagalan ini mencakup turnamen-turnamen bergengsi yang seharusnya menjadi ajang pembuktian bagi atlet-atlet top Indonesia. Di Indonesia Open 2025, bahkan ganda putra independen, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi, berhasil mencapai babak final, sementara pemain pelatnas hanya mampu mencapai semifinal melalui Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, menunjukkan adanya kesenjangan performa.

","question":"Turnamen besar apa saja yang gagal dimenangkan Indonesia secara beruntun?"},{"answer":"

Menanggapi hasil minor ini, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Eng Hian, menekankan perlunya evaluasi menyeluruh. Evaluasi ini tidak hanya berfokus pada atlet, tetapi juga mencakup pelatih dan metode pelatihan bulutangkis Indonesia secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi akar masalah dan merumuskan strategi perbaikan demi meningkatkan prestasi bulutangkis Indonesia di masa mendatang.

","question":"Apa tanggapan PBSI terhadap hasil minor ini?"},{"answer":"

Evaluasi menyeluruh oleh PBSI mencakup beberapa aspek penting, yaitu:

  • Pencapaian pemain yang sudah lama berada di pelatnas.
  • Pemberian target podium yang lebih terukur bagi atlet.
  • Perubahan pola pikir atlet agar lebih fokus pada prestasi daripada sekadar memperbaiki peringkat dunia.
  • Peningkatan kemampuan teknik dan fisik, terutama bagi beberapa pemain utama Indonesia yang dinilai belum sepenuhnya berada di level elite.
  • Evaluasi terhadap pola program latihan yang diterapkan.
  • Peningkatan komunikasi antara pelatih dan atlet tim utama.

Evaluasi ini dilakukan setelah Indonesia Open 2025, mencakup pencapaian atlet sejak Januari hingga awal Juni 2025, menunjukkan komitmen PBSI untuk melakukan perbaikan berdasarkan data dan performa aktual.

","question":"Apa saja aspek yang akan dievaluasi secara menyeluruh oleh PBSI?"},{"answer":"

PBSI menargetkan para atlet dan pelatih untuk meraih gelar juara dalam turnamen enam bulan ke depan. Target ini secara khusus ditekankan bagi atlet yang sudah lebih dari lima tahun berada di Pelatnas, menunjukkan adanya ekspektasi tinggi terhadap pemain senior untuk memberikan kontribusi nyata. Eng Hian juga menyarankan agar atlet yang belum mencapai target podium dievaluasi levelnya dan diberikan target yang lebih terukur. Selain itu, program latihan yang lebih tepat sasaran akan dirancang untuk mencapai performa terbaik atlet, dengan harapan dapat menghasilkan gelar juara yang lebih banyak dan konsisten.

","question":"Apa target PBSI untuk atlet dan pelatih dalam enam bulan ke depan?"},{"answer":"

Eng Hian mengidentifikasi beberapa kendala utama yang mempengaruhi performa atlet:

  • Kualitas program latihan atlet masih jauh dari standar yang ditetapkan pelatih, baik dari segi teknik maupun fisik.
  • Banyak atlet yang mengalami kondisi \"mati sendiri\" di lapangan karena kondisi fisik yang belum mencapai standar optimal.
  • Masalah pemulihan cedera, seperti yang dialami Anthony Sinisuka Ginting.
  • Masalah kesehatan, contohnya Gregoria Mariska Tunjung.
  • Perlunya mempercepat peningkatan level atlet pelapis seperti Alwi Farhan dan Putri Kusuma Wardani.

Kendala-kendala ini menunjukkan bahwa masalah performa tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga melibatkan aspek fisik, kesehatan, dan implementasi program latihan yang belum efektif.

","question":"Apa saja kendala utama yang diidentifikasi Eng Hian terkait performa atlet?"},{"answer":"

PBSI sebenarnya telah menyiapkan psikolog untuk Pelatnas sejak awal. Namun, Eng Hian menilai bahwa saat ini yang lebih penting adalah membenahi kualitas dan tujuan latihan atlet. Meskipun demikian, PBSI siap menyediakan psikolog jika pelatih dapat memaksimalkan peran mereka dalam program latihan yang terencana dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan psikologis dianggap penting, tetapi harus terintegrasi dengan program latihan yang solid. Atlet seperti Siti Fadia Silva Ramadhanti juga menyoroti pentingnya peningkatan mental dan kepercayaan diri, serta peran psikolog dan kemauan atlet untuk menerima kekurangan, terutama menjelang turnamen besar seperti Japan Open, China Open, dan Kejuaraan Dunia 2025.

","question":"Bagaimana peran psikolog dalam program pelatihan bulutangkis Indonesia?"},{"answer":"

Siti Fadia Silva Ramadhanti memutuskan untuk fokus bermain di nomor ganda putri hingga Kejuaraan Dunia mendatang. Keputusan ini diambil setelah evaluasi performanya di sektor ganda putri dan ganda campuran selama enam bulan terakhir. Dengan fokus pada satu nomor, Fadia merasa lebih terarah dan memiliki tujuan yang jelas untuk meningkatkan prestasinya. Ini merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan potensi dan konsistensi performanya di nomor spesifik.

","question":"Apa keputusan Siti Fadia Silva Ramadhanti terkait fokus nomor pertandingan?"},{"answer":"

Sebagai perbandingan, ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, yang dilatih oleh mantan pelatih Indonesia Herry Iman Pierngadi sejak Februari 2025, menunjukkan performa yang lebih baik. Mereka lebih memilih fokus menjaga konsistensi demi meraih lebih banyak gelar juara daripada memusingkan peringkat dunia. Hasilnya, Aaron Chia/Soh Wooi Yik telah berhasil meraih tiga gelar juara pada tahun 2025. Perbandingan ini menyoroti pentingnya konsistensi dan fokus pada gelar juara, serta potensi dampak positif dari program latihan yang efektif, yang mungkin bisa menjadi pelajaran bagi bulutangkis Indonesia.

","question":"Bagaimana perbandingan prestasi bulutangkis Indonesia dengan ganda putra Malaysia yang dilatih Herry Iman Pierngadi?"}]

Sumber Artikel

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang