Jutaan Data Pribadi Bocor, Regulator Dunia Perketat Aturan Keamanan Siber

Pelanggaran data Zoomcar adalah insiden keamanan siber besar di mana informasi pribadi sekitar 8,4 juta pengguna perusahaan penyewaan mobil Zoomcar, yang terdaftar di Nasdaq, terekspos secara tidak sah. Insiden ini menggarisbawahi kerentanan data pengguna di platform digital.

Dalam pelanggaran data Zoomcar, informasi pribadi yang terungkap meliputi:

• Nama
• Nomor telepon
• Alamat email
• Alamat rumah
• Detail registrasi kendaraan

Penting untuk dicatat bahwa Zoomcar menyatakan tidak ada informasi keuangan, kata sandi yang tidak terenkripsi, atau dokumen identifikasi pemerintah yang diakses dalam insiden ini.

Pelanggaran data Zoomcar terdeteksi pada 9 Juni 2025, setelah seorang aktor ancaman mengklaim akses tidak sah ke sistem internal perusahaan. Setelah deteksi, Zoomcar segera mengambil tindakan perbaikan dan telah memberi tahu lembaga penegak hukum serta otoritas pengatur yang relevan di Amerika Serikat dan India untuk penanganan lebih lanjut.

Kantor Komisioner Informasi (ICO) Inggris adalah otoritas pengatur independen yang bertanggung jawab untuk menegakkan hak-hak informasi di Inggris, termasuk privasi data. Peran utamanya adalah memastikan bahwa organisasi mematuhi undang-undang perlindungan data dan menghormati hak privasi individu. ICO menuntut produsen perangkat 'internet of things' (IoT) untuk:

• Memastikan keamanan data yang dikumpulkan.
• Bersikap transparan dengan konsumen mengenai praktik data mereka.
• Secara teratur menghapus informasi yang tidak lagi diperlukan.

ICO menekankan bahwa pengguna tidak seharusnya dipaksa memilih antara menikmati manfaat produk pintar dan privasi mereka.

ICO mendenda perusahaan pengujian DNA, 23andMe, lebih dari £2,3 juta karena gagal melindungi informasi pribadi lebih dari 150.000 warga Inggris setelah serangan siber besar pada tahun 2023. Data sensitif seperti silsilah keluarga dan laporan kesehatan diretas karena 23andMe gagal menerapkan autentikasi pengguna yang lebih ketat, dan peretas mengeksploitasi penggunaan kembali kata sandi oleh pengguna.

Microsoft Sovereign Public Cloud adalah layanan komputasi awan baru yang diluncurkan oleh Microsoft. Layanan ini dirancang khusus untuk pemerintah dan organisasi di Eropa. Tujuannya adalah untuk meredakan kekhawatiran kedaulatan data dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan ketat Uni Eropa mengenai penyimpanan dan akses data.

Microsoft Sovereign Public Cloud memastikan kedaulatan data di Eropa dengan beberapa cara kunci:

• Memastikan bahwa data Eropa tetap berada di dalam blok Uni Eropa secara fisik.
• Menempatkan data di bawah kendali lokal, yang berarti pemerintah dan organisasi Eropa memiliki kontrol lebih besar atas data mereka.
• Membatasi akses jarak jauh ke sistem cloud hanya untuk personel yang berbasis di Uni Eropa, sehingga meminimalkan risiko akses dari luar wilayah Uni Eropa.

Pendekatan ini dirancang untuk memenuhi persyaratan kepatuhan dan kepercayaan yang tinggi dari sektor publik Eropa.

Konflik antara Iran dan Israel telah meluas secara signifikan ke dunia digital, memicu persaingan peretasan dan spionase siber yang telah berlangsung lama. Contohnya termasuk:

• Kelompok peretas pro-Israel mengklaim bertanggung jawab atas serangan siber terhadap bank Iran.
• Iran melaporkan bahwa Israel melancarkan serangan siber skala penuh terhadap infrastruktur penting negara itu, yang menyebabkan gangguan internet dan masalah layanan perbankan.

Ini menunjukkan bagaimana ketegangan geopolitik kini memiliki dimensi siber yang kuat, dengan serangan yang menargetkan infrastruktur vital dan layanan publik.

Google telah meluncurkan Safety Charter untuk India sebagai upaya memerangi lonjakan kejahatan siber di negara tersebut. Inisiatif ini menguraikan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk mengatasi ancaman yang berkembang. Google mengklaim telah mengambil tindakan signifikan, seperti:

• Menghapus jutaan iklan yang melanggar kebijakan.
• Menangguhkan jutaan akun karena pelanggaran.

Google juga memperingatkan bahwa penjahat dunia maya semakin menggunakan alat AI canggih untuk melakukan penipuan, termasuk deepfake dan kloning suara, yang menyoroti perlunya solusi berbasis AI yang lebih kuat untuk pertahanan.

Google menggunakan AI untuk mendeteksi penipuan siber melalui berbagai cara, salah satunya adalah integrasi alat pendeteksi penipuan berbasis AI baru di Google Messages. Alat ini sangat efektif dalam mengidentifikasi dan menandai pesan-pesan yang mencurigakan, dengan kemampuan untuk menandai lebih dari 500 juta pesan mencurigakan setiap bulan. Penggunaan AI memungkinkan Google untuk secara proaktif mengidentifikasi pola penipuan yang kompleks dan melindungi pengguna dari ancaman siber yang terus berkembang, termasuk yang menggunakan teknologi AI canggih seperti deepfake dan kloning suara.