Peran Danantara dalam Potensi Merger GoTo-Grab

Peran Danantara dalam potensi merger GoTo-Grab menjelaskan analisis pasar, dampak finansial, dan tantangan yang dihadapi. Temukan video dan sumber terpercaya di sini.

article

Metrics

{"image":"https://www.kabarbursa.com/uploads/covers/1749338088-6844c7e80c567.webp","trendingStart":"2025-06-09T07:00:05.861Z","trendingEnd":"2025-06-09T07:00:05.854Z","updatedAt":"2025-06-09T14:13:17.708Z","articleCount":9}
feed

Berita

Danantara, dana kekayaan negara Indonesia, dilaporkan terlibat dalam pembicaraan awal terkait potensi merger antara GoTo Group dan Grab Holdings. Keterlibatan ini bertujuan untuk mengatasi berbagai isu strategis, namun juga menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak mengenai dampaknya terhadap persaingan usaha dan kedaulatan digital nasional.

Peran dan Alasan Keterlibatan Danantara

Keterlibatan Danantara, yang juga dikenal sebagai Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara, dalam potensi merger GoTo-Grab didasari oleh beberapa tujuan strategis dan pertimbangan nasional:

  • Danantara dikabarkan menjajaki akuisisi saham minoritas pada entitas hasil gabungan GoTo-Grab.
  • Tujuan utamanya adalah untuk menjaga kedaulatan digital Indonesia, melindungi kepentingan nasional dari potensi dominasi asing, dan memastikan peran aktif negara dalam ekosistem digital yang melayani jutaan pengguna.
  • Berupaya memastikan kepentingan nasional memiliki posisi atau suara dominan/mayoritas dalam struktur kepemilikan entitas hasil merger.
  • Keterlibatan ini juga ditujukan untuk merespons kekhawatiran pemerintah terkait potensi monopoli pasar jika GoTo diakuisisi oleh Grab.
  • Diharapkan dapat mempermudah proses regulasi terkait rencana merger dan mengatasi kekhawatiran terkait kendali asing atas perusahaan teknologi nasional.
  • Bertujuan untuk mendukung pengembangan sektor sub-ekonomi yang relevan melalui penguatan ekosistem digital.
  • Salah satu pertimbangan strategis adalah potensi untuk masuk ke struktur kepemilikan sebelum merger final guna mendapatkan valuasi yang lebih rendah.
  • Dilaporkan bahwa pembicaraan antara Danantara dengan pihak terkait terkait investasi ini masih berada dalam tahap awal, meskipun belum ada konfirmasi resmi mengenai detailnya.

Pernyataan Resmi Danantara

Meskipun terdapat berbagai laporan dan spekulasi, berikut adalah poin-poin penting dari pernyataan resmi pihak Danantara terkait isu investasi ini:

  • Managing Director Investment Danantara Indonesia, Stefanus Ade Hadiwidjaja, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada pembicaraan formal atau keputusan final mengenai rencana investasi saham minoritas di GoTo terkait potensi merger dengan Grab.
  • Danantara menegaskan keterbukaannya terhadap berbagai peluang investasi yang sejalan dengan mandatnya untuk memperkuat sektor strategis nasional, memberikan nilai tambah bagi perekonomian, dan menghasilkan imbal hasil berkelanjutan bagi negara.
  • Setiap potensi investasi akan dilakukan secara terukur, hati-hati, dan berdasarkan kajian komprehensif.

Potensi Dampak, Pandangan, dan Kritik

Keterlibatan Danantara dan potensi merger ini memicu berbagai pandangan dan kritik dari para ahli:

  • Pandangan Positif (Wijayanto Samirin, Ekonom Universitas Paramadina):
    • Menilai keterlibatan Danantara sangat relevan dan strategis untuk menjaga kedaulatan ekosistem digital nasional serta melindungi kepentingan publik.
    • Berpendapat bahwa investasi ini memiliki peluang pengembangan yang efektif untuk sektor sub-ekonomi, mengingat besarnya ekosistem yang menghubungkan jutaan pelaku ekonomi.
    • Menekankan pentingnya kepentingan nasional memiliki suara mayoritas jika merger benar-benar terjadi.
    • Menyarankan agar Danantara masuk ke struktur kepemilikan sebelum merger difinalisasi untuk mendapatkan valuasi yang lebih baik.
    • Memperkirakan bahwa rencana investasi Danantara ini berpotensi mendapatkan dukungan dari Presiden Prabowo.
  • Kekhawatiran Monopoli: Investasi Danantara pasca-merger dikhawatirkan akan memperkuat monopoli di pasar layanan digital.
  • Merusak Iklim Usaha: Nailul Huda dari Center of Economics and Law Studies berpendapat bahwa investasi ini justru dapat merusak persaingan usaha yang sehat dan membuka peluang intervensi pemerintah.
  • Minim Dampak Positif Ekonomi: Izzudin Al-Farras dari INDEF mengkritik bahwa investasi Danantara tidak akan memberikan dampak positif signifikan pada perekonomian dan berpotensi menurunkan minat investasi secara umum.

Rincian Potensi Merger GoTo-Grab dan Dampaknya

Berikut adalah beberapa detail terkait potensi merger GoTo dan Grab serta kemungkinan dampaknya:

  • Nilai Akuisisi: Grab Holdings dilaporkan berpotensi mengakuisisi GoTo Group dengan nilai valuasi GoTo sekitar USD 7 miliar.
  • Status Negosiasi: Pembicaraan antara Grab dan GoTo dilaporkan telah mengalami kemajuan, meskipun GOTO sendiri membantah adanya kesepakatan atau keputusan final. Negosiasi dikabarkan melambat karena potensi masalah regulasi, dengan Grab menargetkan kesepakatan pada kuartal kedua. Hingga saat ini, pihak GOTO maupun Grab Indonesia belum memberikan respons atau komentar resmi terkait perkembangan terbaru isu merger dan potensi investasi Danantara.
  • Dampak Umum Merger:
    • Penyatuan dua layanan ride-hailing dan pengiriman terbesar di Asia Tenggara.
    • Potensi memengaruhi harga layanan bagi konsumen.
    • Dapat berdampak pada lapangan kerja, termasuk potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
    • Dikhawatirkan merugikan konsumen dan pengemudi ojek online.
play_circle

Video

gallery_thumbnail

Gambar

article

Sumber

we are hiring

We are hiring 🎉

Siap Berkarir dan Berkembang Bersama?

Lamar sekarang

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.