Kekhawatiran Ariel NOAH soal Royalti Musik

Kekhawatiran Ariel NOAH soal royalti musik mengungkap pandangannya tentang pembagian royalti, dampaknya bagi musisi, dan upaya perlindungan hak cipta.

article

Berita

bento_section
leaderboard

Trending

2 Juni

update

Terakhir diperbarui

2 hari yang lalu

newspaper

Jumlah artikel

3 artikel

Berita

Ariel NOAH, sebagai Wakil Ketua Vibrasi Suara Indonesia (VISI), telah aktif menyuarakan berbagai kekhawatiran terkait sistem pengelolaan royalti musik di Indonesia. Ia menyoroti berbagai isu yang melibatkan penyanyi, pencipta lagu, Lembaga Manajemen Kolektif (LMK), dan promotor, dengan harapan adanya perbaikan menyeluruh demi ekosistem musik yang lebih sehat.

Kritik terhadap Kinerja Lembaga Manajemen Kolektif (LMK)

Ariel NOAH mengidentifikasi beberapa masalah fundamental terkait operasional dan dampak dari Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) dalam industri musik Indonesia.

  • Kinerja LMK Dinilai Kurang Maksimal
    • Ariel menilai kinerja Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) kurang maksimal dalam mengelola royalti performing rights.
  • Penyanyi Menjadi Kambing Hitam
    • Menurutnya, ketidakmaksimalan LMK ini menyebabkan penyanyi sering dianggap sebagai kambing hitam dalam polemik royalti.
  • Dampak Negatif Kinerja LMK
    • Kinerja LMK yang tidak optimal menyebabkan pencipta lagu kecewa karena tidak mendapatkan hak yang seharusnya dan menyulitkan promotor dalam proses pembayaran royalti.
  • Harapan Perbaikan LMK
    • Ariel menekankan bahwa masalah sebenarnya terletak pada LMK dan berharap lembaga tersebut segera memperbaiki diri agar masalah serupa tidak terulang.

Peran Vibrasi Suara Indonesia (VISI) dan Perlindungan Penyanyi

Sebagai respons terhadap berbagai permasalahan royalti, VISI dibentuk untuk menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak para penyanyi.

  • Pendirian VISI
    • Vibrasi Suara Indonesia (VISI) didirikan, dengan Ariel NOAH sebagai salah satu pimpinannya, untuk memperjuangkan hak-hak penyanyi di Indonesia.
  • Pemicu Pembentukan VISI
    • Pembentukan VISI salah satunya dipicu oleh polemik royalti antara Agnez Mo dan Ari Bias, yang menjadi titik perubahan dalam isu ini.
  • Fungsi VISI
    • VISI ditegaskan tidak bertentangan dengan Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI), karena AKSI mewadahi pencipta lagu, sedangkan VISI fokus pada penyanyi.
  • Kekhawatiran Terkait Kasus Agnez Mo
    • Ariel khawatir kasus Agnez Mo dan Ari Bias, meskipun masih dalam tahap kasasi, dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu.

Wacana Lisensi Langsung (Direct License) untuk Royalti Digital

Ariel NOAH juga memberikan pandangannya mengenai metode alternatif dalam pembayaran royalti, khususnya untuk platform digital.

  • Dukungan terhadap Lisensi Langsung
    • Ariel NOAH mendukung tuntutan pencipta lagu melalui AKSI untuk penerapan lisensi langsung (direct license) digital dalam pembayaran royalti.
  • Inspirasi dari Praktik Internasional
    • Dukungan ini terinspirasi dari model seperti PACE Rights Management di Inggris, yang bertujuan mengurangi potongan biaya bagi pencipta lagu.
  • Saran Penetapan Tarif Pasti
    • Ia menyarankan agar ada penetapan tarif yang pasti sebelum metode pembayaran royalti performing rights melalui lisensi langsung ini dipatenkan.
  • Pentingnya Keterlibatan Promotor dan Pemerintah
    • Ariel dan Armand Maulana (Ketua VISI) menekankan pentingnya diskusi dengan promotor musik sebagai kunci ekosistem, serta melibatkan pemerintah dalam pembahasan regulasi royalti.

Secara keseluruhan, kekhawatiran Ariel NOAH mencakup berbagai aspek dalam sistem royalti musik, mulai dari kinerja lembaga pengelola hingga perlunya adaptasi terhadap perkembangan digital, dengan tujuan akhir menciptakan sistem yang adil dan transparan bagi semua pihak.

article

Sumber

play_circle

Video

gallery_thumbnail

Gambar

Logo Ambisius

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.