Paket Stimulus Ekonomi Juni 2025

Paket Stimulus Ekonomi Juni 2025 menawarkan rangkuman lengkap, sumber terpercaya, video informatif, dan gambar menarik untuk pemahaman yang lebih baik.

letter

Metrics

{"image":"https://fahum.umsu.ac.id/info/wp-content/uploads/2025/05/Daftar-6-Paket-Stimulus-Ekonomi-Jilid-2-Diluncurkan-5-Juni-2025-Untuk-Menjaga-Daya-Beli-Masyarakat-750x375.jpg","trendingStart":"2025-06-03T01:52:15.102Z","trendingEnd":"2025-06-03T01:52:15.098Z","updatedAt":"2025-06-06T11:39:10.555Z","articleCount":21}
letter

Rangkuman

Pemerintah Indonesia meluncurkan Paket Stimulus Ekonomi untuk periode Juni-Juli 2025 sebagai respons terhadap dinamika ekonomi global dan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Paket kebijakan ini bertujuan utama untuk mendorong konsumsi domestik, menjaga daya beli masyarakat, serta mendukung berbagai sektor vital perekonomian. Dengan total anggaran mencapai Rp24,44 triliun, stimulus ini diharapkan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 mendekati 5% dan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat.

Detail Umum Paket Stimulus

Berikut adalah beberapa aspek penting terkait Paket Stimulus Ekonomi Juni-Juli 2025:

  • Tujuan Utama Paket Stimulus
    • Mendorong konsumsi domestik dan meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya selama periode libur sekolah.
    • Menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, dengan target mendekati 5% pada Kuartal II/2025, serta berpotensi menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
    • Merespons perlambatan ekonomi global dan nasional (pertumbuhan PDB Kuartal I 2025 tercatat 4,87%), serta mengantisipasi ketidakpastian akibat tensi geopolitik dan dinamika harga.
    • Mendukung sektor-sektor kunci seperti transportasi, energi (melalui BSU sebagai pengganti diskon listrik), ketenagakerjaan, dan perlindungan sosial.
  • Anggaran dan Periode Implementasi
    • Total anggaran stimulus mencapai Rp24,44 triliun.
    • Sumber dana utama berasal dari APBN (Rp23,59 triliun) dan sisanya dari sumber swasta/non-APBN (Rp850 miliar), terutama untuk diskon tol dan sebagian iuran JKK.
    • Periode implementasi utama adalah Juni hingga Juli 2025, dengan beberapa program dimulai pada awal Juni 2025, bertepatan dengan periode libur sekolah.
    • Kebijakan stimulus ini diumumkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
    • Salah satu perubahan signifikan dalam alokasi adalah Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang diberikan untuk pekerja, menggantikan program diskon tarif listrik yang sebelumnya menyasar 79,3 juta pelanggan.
  • Latar Belakang dan Persetujuan
    • Diluncurkan untuk menghadapi tantangan ekonomi global, termasuk potensi dampak kebijakan suku bunga tinggi di negara maju dan risiko perang tarif.
    • Merupakan respons terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 4,87% pada Kuartal I 2025 dan kondisi deflasi serta penurunan Indeks Harga Konsumen.
    • Diputuskan oleh Presiden Prabowo Subianto setelah rapat terbatas dengan menteri-menteri bidang ekonomi.
    • Anggaran telah disiapkan dan akan dilaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai bagian dari komitmen pemerintah.

Kritik dan Pandangan Terhadap Paket Stimulus

Beberapa ekonom dan pengamat memberikan pandangan kritis terkait efektivitas dan dampak paket stimulus ekonomi Juni-Juli 2025:

  • Efektivitas dalam Mendongkrak Daya Beli Dipertanyakan
    • Riza Annisa Pujarama (Indef): Lima stimulus (bansos tunai, subsidi upah, diskon transportasi, tambahan pangan, diskon tol) dinilai tidak akan mampu meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan karena bersifat sementara dan kurang berdampak dibandingkan insentif sebelumnya seperti diskon listrik.
    • Bhima Yudhistira (CELIOS): Paket stimulus senilai Rp 24,44 triliun belum cukup kuat menopang ekonomi, terutama dalam menjaga daya beli. Efek terhadap konsumsi rumah tangga terbatas, nominal bantuan kecil, dan pembatalan diskon listrik 50 persen memperburuk situasi.
    • Mohammad Faisal (CORE): Paket stimulus bersifat sementara dan belum cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
  • Sifat Stimulus dan Cakupan Bantuan
    • Yanuar Rizki: Stimulus dinilai terlalu konsumtif dan kurang menyentuh aspek fundamental. Upaya mendongkrak konsumsi rumah tangga harus sejalan dengan harga barang, sehingga perlu insentif pajak untuk beberapa barang konsumsi.
    • Yanuar Rizki: Menyarankan perluasan Bantuan Subsidi Upah (BSU) ke kelas menengah yang terkena PHK dan pekerja informal.
    • Bhima Yudhistira (CELIOS): Bantuan subsidi upah belum banyak menyentuh pekerja informal. Momentum libur sekolah juga dinilai berdampak kecil terhadap konsumsi.
  • Rekomendasi Kebijakan Lanjutan dan Aspek Lain
    • Fakhrul Fulvian (Trimegah Sekuritas Indonesia): Pemerintah perlu mempercepat belanja negara dan memastikan eksekusi yang transparan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
    • Bhima Yudhistira (CELIOS): Menekankan perlunya pemerintah membuka lapangan kerja baru.
    • Wijayanto Samirin (Universitas Paramadina): Stimulus perlu bersifat berkelanjutan serta mendorong efisiensi dan produktivitas.
play_circle

Video

gallery_thumbnail

Gambar

article

Sumber

we are hiring

We are hiring 🎉

Siap Berkarir dan Berkembang Bersama?

Lamar sekarang

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.