Job Fair Ricuh Cerminan Minimnya Lapangan Kerja

Job Fair Ricuh cerminan minimnya lapangan kerja di Indonesia. Temukan berita terkini, video eksklusif, gambar, dan sumber informasi tentang isu ini.

article

Berita

leaderboard

Trending

5 Juni - Sekarang

update

Terakhir diperbarui

Hari Ini

newspaper

Jumlah artikel

5 artikel

Berita

Kericuhan dalam job fair dan meluasnya keluhan mengenai minimnya lapangan kerja menjadi sorotan tajam di Indonesia. Situasi ini mencerminkan tantangan signifikan dalam sektor ketenagakerjaan nasional, di mana tingginya angka pengangguran dan kesulitan yang dihadapi lulusan baru dalam memasuki dunia kerja mengindikasikan adanya persoalan struktural yang memerlukan penanganan komprehensif dan segera. Berbagai pihak, mulai dari pejabat pemerintah hingga tokoh masyarakat, telah menyuarakan pandangan serta gagasan solusi terkait isu krusial ini.

Kondisi Umum Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Beberapa poin penting mengenai kondisi ketenagakerjaan dan angka pengangguran di Indonesia adalah sebagai berikut:

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyoroti adanya krisis lapangan kerja di Indonesia, menekankan sulitnya lulusan mencari pekerjaan.
Tingginya animo pencari kerja dalam job fair dianggap sebagai cerminan dari krisis ini.
Jusuf Kalla juga mengaitkan tingginya angka pengangguran dengan potensi peningkatan masalah sosial seperti premanisme.
Ketidakstabilan ekonomi global disebut turut berdampak negatif terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kelanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Angka pengangguran di Indonesia dilaporkan mencapai 7,28 juta orang pada Februari 2025 (catatan: terdapat kemungkinan kesalahan penulisan tahun pada sumber berita).

Peran dan Persepsi Job Fair

Job fair sebagai salah satu upaya penyediaan informasi lowongan kerja menuai berbagai tanggapan:

Kericuhan yang terjadi dalam acara Job Fair 'Bekasi Pasti Kerja' dinilai mencerminkan tingginya kebutuhan masyarakat akan pekerjaan sekaligus buruknya mekanisme teknis penyelenggaraan.
Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, berpendapat bahwa pemerintah daerah seharusnya memandang job fair sebagai representasi masalah pengangguran struktural, bukan sekadar acara seremonial.
Muncul kritik yang menganggap pelaksanaan job fair hanya bersifat formalitas belaka.
Job fair di GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat, menarik perhatian banyak pencari kerja dari berbagai latar belakang yang telah menganggur selama berbulan-bulan.

Tanggapan dan Upaya Pemerintah

Pemerintah memberikan respons dan menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan terkait isu lapangan kerja:

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menanggapi keluhan kurangnya lapangan kerja dengan menyatakan agar masyarakat "jangan kufur nikmat".
Pemerintah diklaim tengah berupaya meningkatkan produksi minyak dan melakukan hilirisasi industri, yang diproyeksikan akan menciptakan 6,2 juta lapangan kerja hingga tahun 2030.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (catatan: terdapat kemungkinan kesalahan penyebutan nama/jabatan pada sumber berita) menegaskan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk serius mengatasi masalah pengangguran dan akan terus menyelenggarakan job fair di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Pemprov DKI Jakarta menyatakan fokus untuk memastikan peserta job fair memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan dan terjadi proses "link and match", daripada memublikasikan acara secara berlebihan.
Ada rencana pembukaan lowongan untuk Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja.

Dampak pada Pencari Kerja

Situasi sulitnya mencari pekerjaan berdampak langsung pada kondisi para pencari kerja:

Banyak pencari kerja yang telah menganggur selama berbulan-bulan terpaksa mengandalkan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dena (26), yang menganggur selama sebulan terakhir, berharap segera mendapatkan pekerjaan agar tidak terus-menerus menggunakan dana tabungannya.
M. Nur (49), yang menganggur sejak November 2024 (catatan: kemungkinan kesalahan tahun pada sumber) akibat PHK, kini menggunakan dana pensiun dan pesangon, serta berharap mendapatkan pekerjaan baru sebelum November 2025.
Daniel (23), seorang mantan tenaga honorer yang gagal dalam seleksi PPPK, memutuskan merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan di sektor swasta, namun hingga kini belum berhasil diterima kerja.

Solusi dan Rekomendasi

Berbagai usulan dan rekomendasi diajukan untuk mengatasi masalah minimnya lapangan kerja:

Menteri Bahlil Lahadalia menyarankan masyarakat untuk meningkatkan kualitas diri dan menyesuaikan keterampilan dengan kebutuhan industri saat ini.
Perguruan tinggi didorong untuk menghasilkan lulusan yang lebih siap kerja dan relevan dengan pasar tenaga kerja.
Jusuf Kalla menekankan kembali pentingnya penciptaan lapangan kerja secara masif sebagai solusi utama mengatasi pengangguran.
Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, mengusulkan penyelenggaraan job fair secara terdesentralisasi hingga ke tingkat daerah serta penguatan platform pencarian kerja daring.
Diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kesesuaiannya dengan keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja.
Peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelatihan vokasi menjadi salah satu solusi yang dianggap penting untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja.

play_circle

Video

gallery_thumbnail

Gambar

article

Sumber

[{"title":"Job Fair Ricuh Cerminan Minimnya Lapangan Kerja ","indexedAt":"2025-06-03T05:16:34.549Z","favicon":"https://www.google.com/s2/favicons?sz=64&domain_url=https://mediaindonesia.com/ekonomi/778975/job-fair-ricuh-cerminan-minimnya-lapangan-kerja","summary":"Kericuhan dalam acara Job Fair 'Bekasi Pasti Kerja' mencerminkan tingginya kebutuhan masyarakat akan pekerjaan dan buruknya mekanisme teknis penyelenggaraan. Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menilai bahwa pemerintah daerah seharusnya melihat job fair sebagai representasi masalah pengangguran struktural, bukan hanya acara seremonial. Ia menyarankan solusi seperti penyelenggaraan job fair terdesentralisasi dan penguatan platform daring. Selain itu, Nurhadi menekankan pentingnya evaluasi ketersediaan dan kesesuaian lapangan kerja dengan keterampilan pencari kerja, serta peningkatan pelatihan vokasi.\n","bannerUrl":null,"articleUrl":"https://mediaindonesia.com/ekonomi/778975/job-fair-ricuh-cerminan-minimnya-lapangan-kerja"},{"title":"Bahlil soal Keluhan Tak Ada Lapangan Kerja: Jangan Kufur Nikmat","indexedAt":"2025-06-03T08:16:20.943Z","favicon":"https://www.google.com/s2/favicons?sz=64&domain_url=https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250603140415-85-1235941/bahlil-soal-keluhan-tak-ada-lapangan-kerja-jangan-kufur-nikmat","summary":"Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyindir mereka yang mengeluh tentang kurangnya lapangan kerja di Indonesia. Bahlil menyebutkan bahwa pemerintah sedang berupaya meningkatkan produksi minyak dan hilirisasi industri, yang diperkirakan akan menciptakan 6,2 juta lapangan kerja hingga tahun 2030. Ia menyarankan masyarakat untuk meningkatkan kualitas diri dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri, serta meminta perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja. Pernyataan ini muncul di tengah sorotan tentang kesulitan mencari kerja di Indonesia dan meningkatnya angka pengangguran, yang mencapai 7,28 juta orang pada Februari 2025.\n","bannerUrl":"https://akcdn.detik.net.id/visual/2025/02/04/presiden-bertemu-menteri-esdm-di-istana-kepresidenan_169.jpeg?w=650&q=90","articleUrl":"https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250603140415-85-1235941/bahlil-soal-keluhan-tak-ada-lapangan-kerja-jangan-kufur-nikmat"},{"title":"Jusuf Kalla Singgung Krisis Lapangan Kerja yang Lahirkan Premanisme ","indexedAt":"2025-06-03T08:16:20.943Z","favicon":"https://www.google.com/s2/favicons?sz=64&domain_url=https://mediaindonesia.com/ekonomi/779043/jusuf-kalla-singgung-krisis-lapangan-kerja-yang-lahirkan-premanisme","summary":"Jusuf Kalla menyampaikan pidato di Wisuda Universitas Hasanuddin (Unhas) 2024-2025, menyoroti krisis lapangan kerja di Indonesia. Ia menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja untuk mengatasi pengangguran, mengkritisi sulitnya mencari pekerjaan bagi lulusan dan tingginya animo pencari kerja dalam job fair. JK juga menyoroti hubungan antara pengangguran dengan premanisme, serta dampak ketidakstabilan ekonomi global terhadap lapangan kerja dan pembangunan infrastruktur di Indonesia.\n","bannerUrl":null,"articleUrl":"https://mediaindonesia.com/ekonomi/779043/jusuf-kalla-singgung-krisis-lapangan-kerja-yang-lahirkan-premanisme"},{"title":"Wajah Peserta Job Fair: Kerja Belum Dapat, Tabungan Terus Terkuras","indexedAt":"2025-06-04T02:16:15.624Z","favicon":"https://www.google.com/s2/favicons?sz=64&domain_url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7947342/wajah-peserta-job-fair-kerja-belum-dapat-tabungan-terus-terkuras","summary":"Job fair di GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat, menarik perhatian pencari kerja dari berbagai latar belakang yang sudah menganggur berbulan-bulan. Banyak dari mereka hanya mengandalkan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari karena belum mendapatkan pekerjaan. Dena (26) yang menganggur sebulan terakhir berharap segera mendapat pekerjaan untuk menghentikan penggunaan tabungan. M. Nur (49) yang menganggur sejak November 2024 karena PHK, menggunakan dana pensiun dan pesangon, berharap mendapat pekerjaan sebelum November 2025. Daniel (23), mantan honorer yang gagal seleksi PPPK, mencari pekerjaan di perusahaan swasta dan merantau ke Jakarta, namun belum diterima kerja.\n","bannerUrl":"https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2025/06/03/berburu-loker-lewat-jakarta-job-fair-di-tanjung-duren-1748929358673_169.jpeg?w=700&q=90","articleUrl":"https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7947342/wajah-peserta-job-fair-kerja-belum-dapat-tabungan-terus-terkuras"},{"title":"Job Fair Dianggap Cuma Formalitas, Pramono Kami Terus Lanjutkan ","indexedAt":"2025-06-04T02:16:15.624Z","favicon":"https://www.google.com/s2/favicons?sz=64&domain_url=https://mediaindonesia.com/ekonomi/779280/job-fair-dianggap-cuma-formalitas-pramono-kami-terus-lanjutkan","summary":"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang dipimpin oleh Gubernur Pramono Anung, menanggapi kritik terhadap job fair yang dianggap hanya formalitas. Pramono menegaskan komitmennya untuk serius mengatasi masalah pengangguran di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa pemerintah tidak ingin mempublikasikan job fair secara berlebihan, melainkan fokus pada memastikan peserta yang datang memenuhi kualifikasi dan terjadi \"link and match\". Pramono menegaskan bahwa job fair akan terus diadakan di tingkat kecamatan dan kelurahan, sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja bagi warga, termasuk rencana pembukaan lowongan untuk PPSU dan Damkar.\n","bannerUrl":null,"articleUrl":"https://mediaindonesia.com/ekonomi/779280/job-fair-dianggap-cuma-formalitas-pramono-kami-terus-lanjutkan"}]