Bencana Sumatra: Bagaimana Kolaborasi Lintas Sektor Mempercepat Pemulihan?

Respons bencana di Sumatra menunjukkan kolaborasi masif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil. Presiden Prabowo menginstruksikan percepatan pembangunan hunian dan penambahan alat berat 78, sementara distribusi logistik krusial seperti BBM dan LPG mengandalkan jalur udara akibat akses darat yang masih terputus di banyak wilayah 614. Di lapangan, berbagai pihak mendirikan posko bantuan, mulai dari layanan pemulihan trauma anak oleh Karang Taruna 2 hingga penyaluran bantuan dari korporasi seperti Bank Mandiri dan MNC Peduli 419. Di sisi lain, kerusakan signifikan pada infrastruktur, termasuk puluhan cagar budaya 3, menjadi tantangan jangka panjang yang memerlukan penanganan khusus.

Skala Bencana dan Respon Darurat Nasional

Hingga Minggu, 14 Desember 2025, data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan dampak bencana banjir dan longsor di Sumatra terus berkembang. Jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 1.016 jiwa, dengan 212 orang masih dinyatakan hilang 111224.

Operasi pencarian dan pertolongan gabungan yang dikoordinasi Basarnas masih berlangsung di 13 kabupaten/kota di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat 24. Sejumlah wilayah, terutama di pedalaman Aceh dan Sumatera Utara, masih sulit diakses melalui jalur darat, menjadikannya atensi khusus pemerintah 6.

Logistik Kritis: Tantangan Distribusi di Wilayah Terisolasi

Terputusnya akses darat menjadi kendala utama dalam distribusi bantuan. Akibatnya, jalur udara dan laut menjadi tulang punggung untuk menyalurkan logistik ke daerah-daerah terisolir 56.

Pertamina melaporkan lonjakan tajam konsumsi avtur, terutama di AFT Sultan Iskandar Muda, Aceh, yang naik hingga 223% dari kondisi normal 10. Kenaikan ini didorong oleh tingginya frekuensi penerbangan kemanusiaan yang mengangkut bantuan dan personel.

Di sektor maritim, PT ASDP mengerahkan KMP Jatra I untuk melayani rute khusus Tanjung Priok–Belawan–Aceh–Sibolga–Teluk Bayur, memastikan kelancaran distribusi bantuan melalui laut 18.

Kolaborasi Kemanusiaan: Gelombang Bantuan dari Berbagai Sektor

Respons bencana ini digerakkan oleh sinergi kuat antara pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, organisasi masyarakat, hingga individu. Berbagai bentuk bantuan terus mengalir untuk meringankan beban para korban.

"Semua instansi akan kuat jika saling berkolaborasi, bersatu, dan menjaga kebersamaan demi kesejahteraan masyarakat." — Bobby Nasution, Gubernur Sumatera Utara 13

Berikut adalah sebagian dari pihak yang terlibat dalam penyaluran bantuan:

• BUMN & Swasta:
  • Bank Mandiri: Menyalurkan lebih dari 73.000 paket bantuan di Aceh, Sumbar, dan Sumut 19.
  • MNC Peduli: Mendistribusikan 14 ton bantuan sembako dan kebutuhan dasar di Aceh Tamiang 4.
  • Nabati: Menyerahkan lebih dari 4.000 karton makanan siap saji melalui BNPB 26.
  • STAR AM & Baznas: Menyerahkan 100 unit eco composter dan donasi tunai untuk korban di Aceh, Sumut, dan Sumbar 1.
• Organisasi & Komunitas:
  • Karang Taruna: Mendirikan "Posko Ceria" untuk pemulihan trauma anak-anak di Tapanuli Selatan 2.
  • Slank & HS: Menyalurkan bantuan bagi mahasiswa asal Sumatra yang terdampak di Semarang 20.
• Aparat Negara:
  • Polri: Terlibat aktif membersihkan fasilitas umum seperti sekolah dan masjid di Aceh Tamiang 21.
  • Kodam I/Bukit Barisan: Mengerahkan personel untuk membuka akses jalan yang terisolasi sepanjang 46 km 13.

Pemulihan Jangka Panjang: Manusia, Budaya, dan Infrastruktur

Upaya pemulihan tidak hanya berfokus pada kebutuhan fisik, tetapi juga mencakup aspek psikososial, pelestarian budaya, dan rehabilitasi infrastruktur vital.

Pemulihan Psikososial Anak

Karang Taruna menginisiasi "Posko Ceria" di Tapanuli Selatan, sebuah ruang ramah anak yang menyediakan kegiatan trauma healing berbasis bermain. Tujuannya adalah memulihkan kondisi mental anak-anak agar tidak larut dalam ketakutan pasca-bencana 2.

Perlindungan Cagar Budaya

Bencana ini juga merusak warisan sejarah. Menteri Kebudayaan Fadli Zon melaporkan sekitar 70 cagar budaya dan museum di Sumatra terdampak, termasuk masjid, gereja, dan makam bersejarah 31622. Kementerian telah menyiapkan anggaran khusus untuk rehabilitasi dengan tetap menjaga nilai historisnya 3.

Rehabilitasi Infrastruktur dan Layanan Publik

Kerusakan masif terjadi pada infrastruktur dasar. Di Tapanuli Tengah, instalasi air bersih rusak total 23. Sementara di Sumatera Utara, lebih dari 5.000 ruang kelas mengalami kerusakan 23. Pemerintah memprioritaskan perbaikan cepat agar aktivitas belajar mengajar dan layanan publik dapat segera normal kembali. Selain itu, Dukcapil mempermudah pengurusan dokumen kependudukan yang hilang atau rusak bagi para korban 17.

Evaluasi dan Mitigasi: Belajar dari Bencana

Pakar dari IPB University menyoroti pentingnya kebijakan mitigasi bencana yang berbasis data ilmiah dan penelitian. Perubahan iklim yang memicu hujan ekstrem memperparah risiko di wilayah rentan 33.

Di sisi lain, penegakan hukum di sektor kehutanan menjadi sorotan. Kementerian Kehutanan telah menyegel 11 entitas korporasi dan perorangan yang diduga melakukan pembalakan liar, yang berpotensi menjadi salah satu pemicu bencana 28. Evaluasi izin dan pengawasan pengelolaan hutan dinilai krusial untuk mencegah bencana serupa di masa depan 13.