Pertanyaan
Cara jawab
Singkat & Padat
Lebih dari 3.200 pekerja Boeing di St. Louis dan Illinois mogok kerja pada 4 Agustus setelah menolak tawaran kontrak kedua. Tawaran tersebut mencakup kenaikan upah rata-rata 40 persen dan bonus US$ 5.000, namun serikat pekerja menilai ini tidak cukup. Pekerja yang mogok merakit jet tempur F-15 dan F/A-18 serta drone MQ-25. Boeing siap menghadapi mogok kerja dengan rencana kontingensi, sementara CEO Boeing meremehkan dampaknya.
✊ Aksi Mogok Kerja
- Lebih dari 3.200 anggota serikat pekerja yang merakit jet tempur Boeing di St. Louis, Missouri, dan Illinois, memulai mogok kerja pada 4 Agustus.
- Aksi mogok ini terjadi setelah serikat pekerja menolak tawaran kontrak kedua dari perusahaan.
- Pekerja yang mogok bertanggung jawab merakit jet tempur F-15 dan F/A-18, jet T-7 Trainer, serta drone MQ-25.
- Serikat pekerja menilai tawaran tersebut tidak mencerminkan keterampilan dan dedikasi mereka.
💰 Rincian Tawaran Kontrak
- Tawaran kontrak empat tahun yang ditolak mencakup kenaikan upah rata-rata sekitar 40 persen.
- Kenaikan upah tersebut terdiri dari kenaikan upah umum 20 persen.
- Selain kenaikan upah, tawaran juga termasuk bonus ratifikasi sebesar US$ 5.000.
🏢 Tanggapan Perusahaan
- Boeing Defense menyatakan kesiapannya menghadapi aksi mogok dengan rencana kontingensi.
- Rencana kontingensi Boeing melibatkan pekerja non-buruh untuk menjaga operasional.
- CEO Boeing meremehkan dampak mogok kerja ini, membandingkannya dengan mogok sebelumnya.
- Mogok kerja sebelumnya oleh serikat Distrik 751 berakhir dengan kenaikan upah 38 persen.
Apa yang terjadi pada 4 Agustus terkait pekerja Boeing?
Pada 4 Agustus, lebih dari 3.200 anggota serikat pekerja yang merakit jet tempur Boeing di St. Louis, Missouri, dan Illinois, memulai aksi mogok kerja. Aksi ini dilakukan setelah mereka menolak tawaran kontrak kedua yang diajukan oleh perusahaan.
Siapa saja pihak yang terlibat dalam aksi mogok kerja ini?
Pihak utama yang terlibat dalam aksi mogok kerja ini adalah lebih dari 3.200 anggota serikat pekerja yang bertanggung jawab merakit jet tempur Boeing. Mereka berlokasi di St. Louis, Missouri, dan Illinois. Pihak lainnya adalah perusahaan Boeing, khususnya divisi Boeing Defense, yang merupakan pemberi kerja bagi para anggota serikat ini.
Mengapa para pekerja Boeing memutuskan untuk mogok kerja?
Para pekerja memutuskan untuk mogok kerja karena mereka menolak tawaran kontrak kedua dari Boeing. Serikat pekerja menilai bahwa tawaran kontrak empat tahun tersebut, meskipun mencakup kenaikan upah rata-rata sekitar 40 persen, tidak mencerminkan keterampilan dan dedikasi mereka. Mereka merasa bahwa kompensasi yang ditawarkan tidak sepadan dengan kontribusi dan keahlian yang mereka berikan.
Apa saja poin-poin penting dari tawaran kontrak yang ditolak oleh serikat pekerja?
Tawaran kontrak empat tahun yang ditolak oleh serikat pekerja mencakup beberapa poin penting:
- Kenaikan Upah Rata-rata: Sekitar 40 persen.
- Kenaikan Upah Umum: 20 persen.
- Bonus Ratifikasi: Sebesar US$ 5.000.
Meskipun angka-angka ini terlihat signifikan, serikat pekerja berpendapat bahwa tawaran tersebut masih belum cukup untuk menghargai keterampilan dan dedikasi mereka.
Produk apa saja yang dirakit oleh pekerja yang melakukan mogok kerja?
Pekerja yang melakukan mogok kerja ini memiliki peran krusial dalam perakitan beberapa produk pertahanan penting Boeing. Produk-produk tersebut meliputi:
- Jet tempur F-15
- Jet tempur F/A-18
- Jet T-7 Trainer
- Drone MQ-25
Keterlibatan mereka dalam perakitan produk-produk ini menunjukkan pentingnya peran mereka dalam rantai produksi pertahanan Boeing.
Bagaimana tanggapan perusahaan Boeing terhadap aksi mogok kerja ini?
Perusahaan Boeing, khususnya Boeing Defense, menyatakan kesiapannya menghadapi aksi mogok ini. Mereka telah menyiapkan rencana kontingensi yang melibatkan pekerja non-buruh untuk meminimalkan dampak produksi. CEO Boeing juga meremehkan dampak mogok kerja ini, menyatakan bahwa perusahaan akan mampu mengatasinya, merujuk pada pengalaman mogok kerja sebelumnya oleh serikat Distrik 751 yang berakhir dengan kenaikan upah 38 persen. Ini menunjukkan bahwa Boeing memiliki strategi untuk melanjutkan operasi meskipun ada gangguan.
Apakah ada kasus mogok kerja serupa yang pernah dialami Boeing sebelumnya?
Ya, CEO Boeing menyebutkan adanya kasus mogok kerja sebelumnya yang pernah dialami perusahaan. Ia merujuk pada mogok kerja yang dilakukan oleh serikat Distrik 751. Mogok kerja tersebut pada akhirnya berakhir dengan kesepakatan kenaikan upah sebesar 38 persen. Referensi ini digunakan oleh CEO Boeing untuk menunjukkan keyakinannya bahwa perusahaan dapat mengatasi situasi mogok kerja saat ini.
Apa implikasi jangka panjang dari mogok kerja ini bagi Boeing dan pekerjanya?
Implikasi jangka panjang dari mogok kerja ini bisa beragam. Bagi Boeing, meskipun mereka memiliki rencana kontingensi, mogok kerja dapat menyebabkan penundaan produksi jet tempur dan drone yang krusial, berpotensi mempengaruhi jadwal pengiriman dan hubungan dengan pelanggan pertahanan. Bagi pekerja, mogok kerja adalah upaya untuk mendapatkan kompensasi yang lebih baik dan pengakuan atas keterampilan mereka. Hasil dari negosiasi ini akan menentukan standar upah dan kondisi kerja di masa depan, serta dapat mempengaruhi moral dan retensi karyawan. Jika mogok berlarut-larut, kedua belah pihak akan menanggung kerugian finansial dan operasional.
Masih Seputar internasional
WFP: Malnutrisi Anak Melonjak Tajam di Afghanistan, Jutaan Terancam Kelaparan
sekitar 1 jam yang lalu

Krisis Lapangan Kerja Asia: Pengangguran Pemuda Melonjak, Lulusan Sulit Cari Kerja
sekitar 1 jam yang lalu

Guterres Pangkas Anggaran PBB US$700 Juta dan 3.000 Pegawai Pasca Ancaman AS
sekitar 3 jam yang lalu

Korsel Copot Pengeras Suara Propaganda di Perbatasan untuk Redakan Ketegangan dengan Korut
sekitar 5 jam yang lalu

Eks Pejabat Israel Desak Trump Akhiri Perang Gaza, DK PBB Gelar Sidang Darurat Sandera
sekitar 5 jam yang lalu

India-Filipina Gelar Latihan Laut Perdana di Laut Cina Selatan, Cina Bereaksi
sekitar 6 jam yang lalu

Tongkang Militer China Dekati Pulau Mirip Taiwan, Sinyal Persiapan Invasi
sekitar 6 jam yang lalu

Menteri Israel Berdoa di Al-Aqsa, Picu Kecaman Arab Saudi dan Langgar Status Quo
sekitar 9 jam yang lalu

Iran Bentuk Dewan Pertahanan Nasional Pasca-Perang Israel
sekitar 9 jam yang lalu

Krisis Kelaparan Gaza: 175 Orang Tewas, Mayoritas Anak-anak
sekitar 10 jam yang lalu

Berita Terbaru

Kominfo Larang Starlink Jelajah di Darat, Kecuali Kapal Laut

Pemerintah Buru Riza Chalid, Prabowo Beri Abolisi Tom Lembong

OJK Perketat Pengawasan Perbankan: Blokir Judi Online, Waspadai Penipuan AI, dan Pantau Rekening Dormant

Erick Thohir Ajukan Naturalisasi Pemain, Laporkan Statuta Liga Baru ke Menteri Hukum

PBSI Tunjuk Harry Hartono Gantikan Marleve Mainaky di Tunggal Putra
Trending

Indonesia Yakin Ekspor Kompetitif di Tengah Tarif Trump, Negosiasi Berlanjut Jelang September

Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti, Tom Lembong dan Hasto Resmi Bebas

Anjloknya KA Argo Bromo Anggrek di Subang Picu Pembatalan Puluhan Perjalanan Kereta

Pemerintah Alokasikan Triliunan Rupiah Untuk Kesehatan, Selesaikan Honorer, Dan Perkuat UMKM

Amnesti Prabowo untuk Hasto dan Tom Lembong Picu Kontroversi Keadilan dan Pergeseran Politik PDIP
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.