Sejumlah ekonom memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 akan mengalami perlambatan di bawah 5%, dengan perkiraan konsensus sekitar 4,8% (YoY). Perlambatan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, termasuk melemahnya konsumsi rumah tangga akibat meningkatnya angka PHK, penurunan daya beli masyarakat, dan serapan anggaran pemerintah yang lambat. Investasi juga dinilai belum pulih sehingga belum dapat menopang pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
⚡ Prediksi Perlambatan Ekonomi
- Sejumlah ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 akan melambat di bawah 5%.
- Konsensus perkiraan pertumbuhan ekonomi berada di sekitar 4,8% (YoY).
- Peneliti Ekonomi CORE Indonesia memperkirakan pertumbuhan akan berada di kisaran 4,7% hingga 4,8%.
- Proyeksi ini didukung oleh survei Bloomberg terhadap 30 ekonom dan lembaga, dengan perkiraan tertinggi 5% dan terendah 4,6%.
- Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,79%, sementara Bank Permata memproyeksikan lebih rendah, yaitu 4,76%.
- Perlambatan ini dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal I 2025 yang mencapai 4,87%.
📉 Faktor Pendorong Perlambatan (Konsumsi & Ketenagakerjaan)
- Konsumsi rumah tangga melemah akibat peningkatan angka PHK sebesar 32,19% pada Januari-Juli 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
- Daya beli masyarakat menurun dan tabungan terus berkurang, berkontribusi pada pelemahan konsumsi.
- Penurunan keyakinan konsumen dan pelambatan aktivitas industri juga menjadi faktor penyebab perlambatan.
- Tingginya angka pengangguran, dengan sektor pengolahan menjadi yang paling banyak terdampak PHK.
- Penjualan ritel riil melemah karena kehati-hatian rumah tangga dalam berbelanja akibat stagnasi pertumbuhan upah riil.
- Inflasi inti yang melambat mengindikasikan adanya pelemahan permintaan domestik.
🏛️ Faktor Pendorong Perlambatan (Pemerintah & Investasi)
- Belanja pemerintah belum optimal karena serapan anggaran yang lambat.
- Realisasi belanja negara hingga semester I 2025 baru mencapai 38,8% dari target.
- Investasi dinilai belum pulih sehingga belum dapat menopang pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
- Peningkatan investasi belum berdampak signifikan pada konsumsi domestik dalam jangka pendek.
Berapa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025?
Sejumlah ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 akan melambat di bawah 5%. Konsensus perkiraan berada di sekitar 4,8% (YoY). Peneliti Ekonomi CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, memperkirakan pertumbuhan akan berada di kisaran 4,7 hingga 4,8 persen. Sementara itu, Bank Mandiri memperkirakan 4,79% dan Bank Permata lebih rendah, yaitu 4,76%. Survei Bloomberg terhadap 30 ekonom dan lembaga, serta survei 26 ekonom lainnya, menunjukkan perkiraan tertinggi 5% dan terendah 4,6%.
Bagaimana perbandingan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 dengan kuartal sebelumnya?
Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 menunjukkan perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal I 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,87 persen, yang berarti proyeksi untuk kuartal II 2025 (sekitar 4,8% atau lebih rendah) mengindikasikan penurunan laju pertumbuhan.
Siapa saja pihak yang memprediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi ini?
Pihak-pihak yang memprediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi ini meliputi:
- Sejumlah ekonom secara umum.
- Yusuf Rendy Manilet, Peneliti Ekonomi CORE Indonesia.
- Bank Mandiri.
- Bank Permata.
- Hasil survei Bloomberg terhadap 30 ekonom dan lembaga.
- Hasil survei 26 ekonom lainnya.
Apa saja faktor utama penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia?
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor utama, yaitu:
- Melemahnya konsumsi rumah tangga.
- Belanja pemerintah yang belum optimal.
- Investasi yang belum pulih secara signifikan.
Faktor-faktor ini saling berkaitan dan menciptakan tekanan pada pertumbuhan ekonomi.
Bagaimana kondisi konsumsi rumah tangga mempengaruhi perlambatan ekonomi?
Konsumsi rumah tangga melemah akibat beberapa kondisi, antara lain:
- Meningkatnya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
- Penurunan daya beli masyarakat.
- Tabungan yang terus berkurang.
- Penurunan keyakinan konsumen.
- Melemahnya penjualan ritel riil karena kehati-hatian rumah tangga dalam berbelanja akibat stagnasi pertumbuhan upah riil.
- Inflasi inti yang melambat, yang mengindikasikan pelemahan permintaan domestik.
Kondisi ini secara keseluruhan mengurangi kemampuan dan keinginan masyarakat untuk berbelanja, sehingga menekan pertumbuhan ekonomi.
Seberapa besar dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ekonomi?
Angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) meningkat secara signifikan, yaitu sebesar 32,19% pada Januari-Juli 2025 atau 32,1% pada Januari-Juni 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan PHK ini berkontribusi pada melemahnya konsumsi rumah tangga, penurunan daya beli masyarakat, dan tingginya angka pengangguran. Sektor pengolahan (manufaktur) menjadi yang paling banyak terdampak PHK.
Bagaimana peran belanja pemerintah dalam kondisi ekonomi saat ini?
Belanja pemerintah dinilai belum optimal dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari serapan anggaran yang lambat, dengan realisasi belanja negara hingga semester I 2025 baru mencapai 38,8% dari target. Kondisi ini menunjukkan bahwa stimulus dari sisi pengeluaran pemerintah belum berjalan maksimal untuk mendorong aktivitas ekonomi.
Apakah investasi dapat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia?
Investasi dinilai belum pulih dan oleh karena itu, belum dapat menopang pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Meskipun ada peningkatan investasi, dampaknya terhadap konsumsi domestik dalam jangka pendek belum terlihat signifikan. Ini berarti investasi belum mampu menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan yang terjadi.
Sektor ekonomi mana yang paling terdampak oleh perlambatan ini?
Sektor ekonomi yang paling banyak terdampak oleh perlambatan ini, khususnya terkait dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), adalah sektor pengolahan (manufaktur). Pelambatan aktivitas industri secara umum juga berkontribusi pada kondisi ini.
Masih Seputar ekonomi
OJK: Utang Pinjol dan Paylater Warga RI Capai Rp115 Triliun per Juni 2025
sekitar 2 jam yang lalu

Ekonomi RI Diproyeksi Melambat Kuartal II 2025, Dipicu Konsumsi dan Investasi Lesu
sekitar 2 jam yang lalu

OJK Perketat Pengawasan Bank: Rekening Dormant dan Tata Kelola BPD Jadi Prioritas
sekitar 3 jam yang lalu
Pemerintah Atur Harga Beras, Targetkan Swasembada Gula Nasional
sekitar 3 jam yang lalu

Indonesia Yakin Ekspor Kompetitif di Tengah Tarif Trump, Negosiasi Berlanjut Jelang September
sekitar 4 jam yang lalu

OJK Tinjau Aturan Rekening Dormant Pasca Blokir PPATK dan Kritik Pakar
sekitar 8 jam yang lalu

Ekonomi Indonesia Melambat ke 4,8% pada Kuartal II/2025, Terendah dalam Empat Tahun
sekitar 8 jam yang lalu

Daya Beli Masyarakat Belum Pulih: Inflasi Inti Melandai Kontras Kenaikan Harga Pangan
sekitar 9 jam yang lalu

Kebijakan Ekonomi Trump: Tarif Global Naik, PBB Pangkas Anggaran dan PHK
sekitar 9 jam yang lalu

OJK Tinjau Ulang Aturan Rekening Dormant Setelah Temuan PPATK
1 hari yang lalu

Berita Terbaru

Erick Thohir Ajukan Naturalisasi Pemain, Laporkan Statuta Liga Baru ke Menteri Hukum

PBSI Tunjuk Harry Hartono Gantikan Marleve Mainaky di Tunggal Putra

Guru SD di Makassar Dibentak Polisi Saat Lapor Pencurian, Petugas Diperiksa Propam

KPK: Status Bersalah Hasto Melekat Usai Amnesti; Dasco Bantah Kaitan Dukungan PDIP

WFP: Malnutrisi Anak Melonjak Tajam di Afghanistan, Jutaan Terancam Kelaparan
Trending

Presiden Prabowo Berikan Abolisi Tom Lembong dan Amnesti Hasto Kristiyanto Usai Disetujui DPR

Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti, Tom Lembong dan Hasto Resmi Bebas

Amnesti Prabowo untuk Hasto dan Tom Lembong Picu Kontroversi Keadilan dan Pergeseran Politik PDIP

Megawati Kembali Pimpin PDIP, Tegaskan Peran Penyeimbang di Pemerintahan Prabowo

Megawati Rangkap Jabatan Ketum-Sekjen PDIP, Tegaskan Peran Penyeimbang Pemerintah
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.