Daya beli masyarakat Indonesia belum pulih, ditandai dengan inflasi inti yang melandai sejak Mei 2025, mencapai 2,32% (YoY) pada Juli 2025. Inflasi umum justru naik menjadi 2,37% (YoY) karena harga pangan. Fenomena "rojali" indikasikan konsumen lebih selektif. Ekonom menilai ini menunjukkan tekanan permintaan domestik melemah dan daya beli belum optimal. Kenaikan inflasi umum indikasikan masalah pasokan. Pemerintah disarankan menjaga konsumsi kelas menengah bawah melalui stimulus fiskal dan kendalikan harga pangan.
๐ Kondisi Daya Beli Masyarakat
- Inflasi inti melandai sejak Mei 2025, tercatat 2,32% (YoY) pada Juli 2025, menunjukkan daya beli masyarakat belum pulih.
- Kondisi ini kontras dengan inflasi umum yang meningkat menjadi 2,37% (YoY) pada Juli 2025, terutama didorong oleh kenaikan harga pangan.
- Fenomena "rojali" (rombongan jarang beli) dan "rohana" (rombongan hanya nanya) di pusat perbelanjaan mengindikasikan penurunan omzet.
- Ekonom menilai pelemahan inflasi inti menandakan tekanan permintaan domestik yang melemah dan daya beli masyarakat belum optimal.
- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan fenomena "rojali" lebih mencerminkan tekanan konsumsi di kelas menengah bawah.
๐ Faktor Pendorong Inflasi & Konsumsi
- Kenaikan inflasi umum terutama didorong oleh kenaikan harga pangan (volatile food).
- Kelompok menengah ke atas cenderung menahan konsumsi non-esensial akibat harga kebutuhan pokok yang meningkat.
- Emas perhiasan juga menjadi komoditas dominan penyumbang inflasi YoY.
- Kenaikan inflasi umum yang signifikan mengindikasikan masalah pasokan dan tekanan pada daya beli masyarakat, khususnya kelompok berpendapatan rendah.
โ๏ธ Tantangan Kebijakan & Dampak
- Tren ini dikhawatirkan menciptakan tekanan ganda: harga pangan tinggi dan dorongan konsumsi domestik yang melemah.
- Kondisi ini mempersulit kebijakan moneter, di mana inflasi umum yang naik menahan pelonggaran suku bunga.
- Inflasi inti yang turun menandakan permintaan belum pulih, menambah dilema kebijakan moneter.
- Tekanan konsumsi terutama dirasakan oleh kelompok berpendapatan rendah dan menengah bawah.
๐ก Rekomendasi Kebijakan
- Para ahli menyarankan pemerintah untuk menjaga ketahanan konsumsi rumah tangga di kelas menengah bawah.
- Diperlukan stimulus fiskal dan moneter selektif untuk mendukung daya beli masyarakat.
- Penting untuk mengendalikan harga pangan agar tidak semakin menekan daya beli masyarakat.
Apa yang dimaksud dengan daya beli masyarakat?
Daya beli masyarakat mengacu pada kemampuan individu atau rumah tangga untuk membeli barang dan jasa dengan pendapatan yang mereka miliki. Kondisi daya beli sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, harga barang dan jasa, serta tingkat inflasi.
Bagaimana kondisi daya beli masyarakat di Indonesia saat ini?
Daya beli masyarakat di Indonesia saat ini belum menunjukkan pemulihan. Hal ini ditandai dengan melandainya inflasi inti sejak Mei 2025, yang pada Juli 2025 tercatat sebesar 2,32% (YoY) dan 0,13% (MtM). Kondisi ini kontras dengan inflasi umum yang justru meningkat menjadi 2,37% (YoY) pada Juli 2025, terutama didorong oleh kenaikan harga pangan.
Apa perbedaan antara inflasi inti dan inflasi umum dalam konteks daya beli?
Ada perbedaan signifikan antara inflasi inti dan inflasi umum dalam konteks daya beli:
- Inflasi inti: Mengukur perubahan harga barang dan jasa tidak termasuk komponen harga yang bergejolak seperti pangan dan energi. Pelemahan inflasi inti mengindikasikan bahwa tekanan permintaan domestik melemah dan daya beli masyarakat belum optimal.
- Inflasi umum: Mengukur perubahan harga seluruh barang dan jasa dalam perekonomian. Kenaikan inflasi umum, terutama yang didorong oleh harga pangan (volatile food), menunjukkan adanya tekanan pada daya beli masyarakat, khususnya kelompok berpendapatan rendah.
Sejak kapan inflasi inti menunjukkan perlambatan?
Inflasi inti di Indonesia telah menunjukkan perlambatan atau melandai sejak Mei 2025. Pada Juli 2025, inflasi inti tercatat sebesar 2,32% (YoY) dan 0,13% (MtM).
Apa itu fenomena "rojali" dan "rohana" dan apa indikasinya?
Fenomena "rojali" dan "rohana" adalah istilah yang muncul di pusat perbelanjaan untuk menggambarkan perilaku konsumen:
- "Rojali": Rombongan jarang beli.
- "Rohana": Rombongan hanya nanya.
Kedua fenomena ini mengindikasikan adanya penurunan omzet di pusat perbelanjaan. Konsumen menjadi lebih selektif dalam berbelanja dan cenderung fokus pada produk-produk yang lebih murah. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa "rojali" lebih mencerminkan tekanan konsumsi di kelas menengah bawah.
Kelompok masyarakat mana yang paling terpengaruh oleh kondisi daya beli yang melemah ini?
Kelompok masyarakat yang paling terpengaruh oleh kondisi daya beli yang melemah ini adalah:
- Kelompok berpendapatan rendah: Mereka sangat rentan terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok, terutama pangan, yang menjadi pendorong utama inflasi umum.
- Kelas menengah bawah: Fenomena "rojali" secara spesifik mencerminkan tekanan konsumsi pada kelompok ini.
- Kelompok menengah ke atas: Meskipun tidak tertekan secara langsung oleh harga pangan, kelompok ini cenderung menahan konsumsi non-esensial sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi.
Apa dampak kondisi daya beli yang melemah terhadap kebijakan moneter?
Kondisi daya beli yang melemah ini mempersulit kebijakan moneter. Di satu sisi, kenaikan inflasi umum (terutama karena pangan) dapat menahan bank sentral untuk melonggarkan suku bunga. Di sisi lain, inflasi inti yang turun menandakan bahwa permintaan domestik belum pulih, yang seharusnya mendorong pelonggaran kebijakan moneter. Situasi ini menciptakan dilema bagi pembuat kebijakan.
Apa saja kekhawatiran para ekonom terkait tren ini?
Para ekonom mengkhawatirkan tren ini akan menciptakan tekanan ganda dalam perekonomian:
- Harga pangan yang tinggi: Ini terus menekan daya beli masyarakat, terutama kelompok berpendapatan rendah.
- Dorongan konsumsi domestik yang melemah: Pelemahan inflasi inti menunjukkan bahwa permintaan struktural dalam negeri belum pulih, bahkan cenderung melemah.
Kondisi ini juga mengindikasikan adanya masalah pasokan yang berkontribusi pada kenaikan inflasi umum.
Langkah-langkah apa yang disarankan untuk mengatasi pelemahan daya beli masyarakat?
Untuk mengatasi pelemahan daya beli masyarakat, para ahli menyarankan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah berikut:
- Menjaga ketahanan konsumsi rumah tangga: Khususnya di kelas menengah bawah, melalui stimulus fiskal dan moneter yang selektif.
- Mengendalikan harga pangan: Ini krusial untuk meringankan beban pengeluaran masyarakat, terutama kelompok berpendapatan rendah yang sangat sensitif terhadap fluktuasi harga pangan.
Masih Seputar ekonomi
OJK Tinjau Aturan Rekening Dormant Pasca Blokir PPATK dan Kritik Pakar
sekitar 3 jam yang lalu

Ekonomi Indonesia Melambat ke 4,8% pada Kuartal II/2025, Terendah dalam Empat Tahun
sekitar 3 jam yang lalu

Kebijakan Ekonomi Trump: Tarif Global Naik, PBB Pangkas Anggaran dan PHK
sekitar 4 jam yang lalu

OJK Tinjau Ulang Aturan Rekening Dormant Setelah Temuan PPATK
1 hari yang lalu

Pemerintah Perkuat Intervensi Pasar dan Jaga Daya Beli Hadapi Inflasi 2025
1 hari yang lalu

Kemenhub Bentuk Tim Audit Independen Usut Anjloknya KA Argo Bromo Anggrek
1 hari yang lalu

Pemerintah dan BUMN Perkuat Layanan, Salurkan Bantuan Tepat Sasaran
1 hari yang lalu

Penerbangan Domestik Bandara Bali Kembali Normal Usai Erupsi Gunung NTT
2 hari yang lalu

KKP dan BPJPH Perkuat Jaminan Halal Produk Perikanan untuk Ekspor
2 hari yang lalu

Pemerintah Ubah Kebijakan Belanja BUMN, Prioritaskan UMKM sebagai Mitra Utama
2 hari yang lalu

Berita Terbaru

PBNU Kritik Kebijakan PPATK Blokir Rekening Dormant, Sebut Rugikan Masyarakat Kecil

Din Samsuddin Usulkan Indonesia Bentuk Kekuatan Pencegah Perang untuk Palestina

Kasus Bonnie Blue Soroti Sulitnya Pembatasan Pornografi di Inggris

John Rhys-Davies: AI Ancam Kepunahan Manusia dan Masa Depan Aktor

Korsel Copot Pengeras Suara Propaganda di Perbatasan untuk Redakan Ketegangan dengan Korut
Trending

Abolisi Tom Lembong dan Amnesti Hasto dalam Kasus Korupsi Tuai Sorotan Hukum

Presiden Prabowo Berikan Abolisi Tom Lembong dan Amnesti Hasto Kristiyanto Usai Disetujui DPR

Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti, Tom Lembong dan Hasto Resmi Bebas

Amnesti Prabowo untuk Hasto dan Tom Lembong Picu Kontroversi Keadilan dan Pergeseran Politik PDIP

Megawati Rangkap Jabatan Ketum-Sekjen PDIP, Tegaskan Peran Penyeimbang Pemerintah
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.