Meta sedang gencar melakukan perekrutan besar-besaran untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang kecerdasan buatan (AI). Mark Zuckerberg menargetkan pengembangan 'superintelligence' dengan menawarkan paket gaji besar. Salah satu rekrutan utama adalah Matt Deitke, seorang peneliti AI berusia 24 tahun, yang bergabung dengan Meta setelah diskusi dengan Zuckerberg. Deitke menerima tawaran sekitar $250 juta selama empat tahun setelah menolak tawaran awal yang lebih rendah.
๐ Upaya AI Meta
- Meta sedang melakukan perekrutan besar-besaran untuk mengejar ketertinggalan dalam persaingan kecerdasan buatan (AI).
- Mark Zuckerberg menargetkan pengembangan 'superintelligence' sebagai tujuan utama perusahaan.
- Meta menawarkan paket gaji yang sangat besar untuk menarik talenta AI terbaik di industri.
๐ฐ Perekrutan Matt Deitke
- Matt Deitke, seorang peneliti AI berusia 24 tahun, direkrut untuk bergabung dengan unit Superintelligence Labs Meta.
- Deitke awalnya menolak tawaran kompensasi sekitar $125 juta dalam bentuk saham dan uang tunai selama empat tahun.
- Setelah berdiskusi langsung dengan Zuckerberg, Deitke menerima tawaran revisi sekitar $250 juta selama empat tahun.
- Tawaran revisi mencakup pembayaran hingga $100 juta pada tahun pertama.
๐ Profil Matt Deitke
- Deitke adalah lulusan Ph.D. ilmu komputer dari University of Washington.
- Ia pernah bekerja di Allen Institute for Artificial Intelligence, memimpin pengembangan chatbot AI bernama Molmo.
- Deitke juga merupakan salah satu pendiri startup AI Vercept yang telah mengumpulkan $16,5 juta dari investor.
Apa yang sedang dilakukan Meta terkait kecerdasan buatan (AI)?
Meta sedang melakukan perekrutan besar-besaran untuk mengejar ketertinggalan dalam persaingan kecerdasan buatan (AI). Mark Zuckerberg, CEO Meta, secara spesifik menargetkan pengembangan 'superintelligence' dan untuk mencapai tujuan ini, Meta menawarkan paket gaji yang sangat besar untuk menarik talenta terbaik di bidang AI.
Mengapa Meta melakukan perekrutan besar-besaran di bidang AI?
Meta melakukan perekrutan besar-besaran di bidang AI karena beberapa alasan utama:
- Mengejar Ketertinggalan: Meta ingin mengejar ketertinggalan dari pesaingnya dalam perlombaan pengembangan AI.
- Target 'Superintelligence': Mark Zuckerberg memiliki target ambisius untuk mengembangkan 'superintelligence', yang membutuhkan keahlian dan inovasi dari talenta terbaik di dunia.
- Menarik Talenta Terbaik: Dengan menawarkan paket kompensasi yang sangat menarik, Meta berupaya menarik para ahli AI paling cemerlang untuk bergabung dengan tim mereka.
Siapakah Matt Deitke?
Matt Deitke adalah seorang peneliti AI berusia 24 tahun yang dikenal sebagai "AI whiz". Ia merupakan salah satu talenta kunci yang berhasil direkrut oleh Meta untuk bergabung dengan unit Superintelligence Labs mereka, setelah berdiskusi langsung dengan Mark Zuckerberg.
Apa latar belakang pendidikan dan pengalaman Matt Deitke sebelum bergabung dengan Meta?
Matt Deitke memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang sangat kuat di bidang AI sebelum bergabung dengan Meta:
- Pendidikan: Ia adalah lulusan Ph.D. ilmu komputer dari University of Washington.
- Pengalaman Kerja: Pernah bekerja di Allen Institute for Artificial Intelligence, di mana ia memimpin pengembangan chatbot AI bernama Molmo.
- Startup: Ia juga merupakan salah satu pendiri startup AI bernama Vercept, yang telah berhasil mengumpulkan $16,5 juta dari investor.
Berapa tawaran kompensasi yang diterima Matt Deitke dari Meta?
Matt Deitke awalnya menolak tawaran kompensasi sekitar $125 juta dalam bentuk saham dan uang tunai selama empat tahun. Namun, setelah pertemuan pribadi dan diskusi langsung dengan Mark Zuckerberg, ia kemudian menerima tawaran revisi yang jauh lebih besar, yaitu sekitar $250 juta selama empat tahun, dengan hingga $100 juta dibayarkan pada tahun pertama.
Mengapa Matt Deitke awalnya menolak tawaran pertama dari Meta?
Matt Deitke awalnya menolak tawaran kompensasi sekitar $125 juta. Meskipun alasan spesifik penolakannya tidak dijelaskan secara rinci, ia kemudian menerima tawaran yang direvisi setelah pertemuan pribadi dengan Mark Zuckerberg. Hal ini menunjukkan bahwa diskusi langsung dengan CEO dan peningkatan signifikan dalam paket kompensasi menjadi faktor penentu dalam keputusannya untuk bergabung dengan Meta.
Apa peran Matt Deitke di Meta?
Matt Deitke bergabung dengan unit Superintelligence Labs Meta. Sebagai seorang peneliti AI, perannya adalah berkontribusi pada upaya Meta untuk mengembangkan 'superintelligence', yaitu bentuk kecerdasan buatan yang sangat canggih.
Apa itu "superintelligence" yang menjadi target Meta?
"Superintelligence" adalah target ambisius yang ditetapkan oleh Mark Zuckerberg untuk pengembangan AI di Meta. Meskipun teks tidak memberikan definisi teknis yang mendalam, secara umum, superintelligence merujuk pada kecerdasan buatan yang jauh melampaui kecerdasan manusia dalam hampir semua bidang kognitif, termasuk kreativitas ilmiah, pemecahan masalah, dan kemampuan belajar. Ini adalah tingkat kecerdasan yang sangat canggih yang ingin dicapai Meta.
Apa implikasi dari strategi perekrutan Meta yang agresif ini?
Strategi perekrutan agresif Meta, yang melibatkan penawaran kompensasi yang sangat besar untuk talenta AI, memiliki beberapa implikasi:
- Prioritas Tinggi AI: Ini menunjukkan bahwa Meta menempatkan pengembangan AI sebagai prioritas strategis utama untuk masa depan perusahaan.
- Persaingan Ketat: Hal ini menyoroti persaingan yang sangat ketat di antara perusahaan teknologi besar untuk mendapatkan dan mempertahankan talenta AI terbaik di dunia.
- Investasi Besar: Meta bersedia menginvestasikan jumlah yang sangat besar untuk menarik para ahli AI terkemuka, menunjukkan komitmen finansial yang signifikan.
- Potensi Dampak Jangka Panjang: Keberhasilan Meta dalam mencapai 'superintelligence' dapat memiliki implikasi jangka panjang yang transformatif bagi teknologi, industri, dan masyarakat secara keseluruhan.
Masih Seputar teknologi
Cadothy Masuk Indonesia, Tawarkan Solusi Live Streaming All-in-One
21 menit yang lalu

Motorola Gandeng Google Indonesia Edukasi Pengguna tentang Moto AI
22 menit yang lalu

Mark Zuckerberg Sebut AI Superintelligence Meta Dekat, Saham Perusahaan Melonjak
sekitar 2 jam yang lalu

Andrew Tulloch Tolak Tawaran $1,5 Miliar dari Mark Zuckerberg untuk Bergabung dengan Meta
sekitar 4 jam yang lalu
Anthropic Larang OpenAI Akses Model AI Claude Akibat Pelanggaran Ketentuan Layanan
sekitar 6 jam yang lalu
Google Luncurkan NotebookLM, Alat AI untuk Riset dan Pencatatan Multibahasa
sekitar 8 jam yang lalu

Raksasa Teknologi Gelontorkan $344 Miliar untuk Infrastruktur AI
sekitar 10 jam yang lalu

Pengguna Dapat Bisukan Meta AI di Aplikasi Meta, Tidak Bisa Dihapus Sepenuhnya
sekitar 10 jam yang lalu

Starlink Elon Musk Raih Lisensi Internet Satelit di India
sekitar 12 jam yang lalu

Raksasa Teknologi Gelontorkan $344 Miliar untuk AI, Apple Sebut Lebih Besar dari Internet
sekitar 12 jam yang lalu

Berita Terbaru

Dua Wakil Indonesia Lolos ke Final Macau Open 2025

Doktor Ongen Terima Amnesti Presiden Prabowo Setelah Dipenjara Kasus UU ITE

Penerbangan Domestik Bandara Bali Kembali Normal Usai Erupsi Gunung NTT

6.000 Truk Bantuan Kemanusiaan Tertahan di Luar Gaza, Israel dan PBB Saling Salahkan di Tengah Krisis Pangan

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi 18 Km, Penerbangan di Bali dan NTT Dibatalkan
Trending

Negara Arab Kecam Hamas untuk Pertama Kalinya, Desak Pelucutan Senjata dan Solusi Dua Negara

Gempa M 8,8 Rusia Picu Tsunami Lintas Negara, Penjara Chile Dievakuasi

Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong dari Prabowo Picu Kritik Keras Akademisi

Abolisi Tom Lembong dan Amnesti Hasto dalam Kasus Korupsi Tuai Sorotan Hukum

Prabowo Beri Abolisi Tom Lembong dan Amnesti Hasto Demi Persatuan Nasional
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.