Mark Zuckerberg gagal mengakuisisi startup AI Thinking Machines Lab dan merekrut pendirinya, Andrew Tulloch, dengan tawaran $1,5 miliar. Tulloch, yang sebelumnya menolak OpenAI, kini bergabung dengan OpenAI. Penolakan ini menunjukkan kesetiaan karyawan pada startup. Upaya agresif Meta bertujuan menghidupkan kembali inisiatif AI setelah model Llama 4 gagal bersaing dengan kompetitor, dengan mendirikan Superintelligence Labs dan mengakuisisi saham di startup AI lainnya.
🤝 Upaya Akuisisi Meta
- CEO Meta, Mark Zuckerberg, berupaya mengakuisisi startup AI Thinking Machines Lab milik mantan CTO OpenAI, Mira Murati.
- Upaya akuisisi tersebut ditolak oleh Thinking Machines Lab, mendorong Meta untuk beralih strategi.
- Setelah penolakan akuisisi, Meta berfokus pada merebut karyawan startup tersebut, dengan target utama Andrew Tulloch.
- Penolakan oleh Tulloch dan seluruh karyawan Thinking Machines Lab menunjukkan kesetiaan mereka pada startup tersebut.
🧑💻 Fokus pada Andrew Tulloch
- Andrew Tulloch, salah satu pendiri Thinking Machines Lab, menjadi target utama perekrutan Meta setelah akuisisi gagal.
- Zuckerberg dan Alexandr Wang dari Superintelligence Labs Meta menawarkan paket gaji hingga $1,5 miliar selama enam tahun kepada Tulloch.
- Meskipun tawaran menggiurkan, Tulloch menolak untuk bergabung dengan Meta.
- Tulloch, yang sebelumnya bekerja di Facebook, akhirnya bergabung dengan OpenAI pada 2023 setelah menolak tawaran mereka pada 2016.
🚀 Strategi AI Meta
- Upaya agresif Meta dalam merekrut talenta AI bertujuan untuk menghidupkan kembali inisiatif AI-nya.
- Model AI Meta sebelumnya, Llama 4, gagal bersaing dengan model dari OpenAI, Google, dan Anthropic.
- Meta telah mendirikan unit Superintelligence Labs baru sebagai bagian dari strategi AI-nya.
- Selain itu, Meta juga telah mengakuisisi saham di startup AI Scale AI dan Play AI, serta merekrut peneliti dari berbagai perusahaan teknologi.
Apa upaya utama Meta di bidang AI yang disebutkan?
Meta, melalui CEO Mark Zuckerberg, berupaya mengakuisisi startup AI bernama Thinking Machines Lab. Namun, upaya akuisisi ini ditolak. Setelah penolakan tersebut, Meta beralih strategi dengan mencoba merekrut karyawan dari startup tersebut secara individual.
Siapa pendiri startup AI Thinking Machines Lab yang menjadi target Meta?
Startup AI Thinking Machines Lab didirikan oleh Mira Murati, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) di OpenAI. Keberadaan Mira Murati sebagai pendiri menunjukkan kualitas dan potensi startup tersebut di mata Meta.
Mengapa Meta sangat tertarik pada Thinking Machines Lab dan karyawannya?
Meta sangat tertarik pada Thinking Machines Lab dan karyawannya karena beberapa alasan strategis. Pertama, Meta ingin menghidupkan kembali inisiatif AI-nya setelah model Llama 4 yang mereka kembangkan gagal bersaing secara efektif dengan model-model AI terkemuka dari perusahaan seperti OpenAI, Google, dan Anthropic. Akuisisi talenta dan teknologi dari Thinking Machines Lab dianggap sebagai cara cepat untuk meningkatkan kapabilitas AI Meta.
Apa yang dilakukan Meta setelah upaya akuisisi Thinking Machines Lab ditolak?
Setelah upaya akuisisi Thinking Machines Lab ditolak, Meta mengubah strateginya. Mereka mulai secara agresif merekrut karyawan dari startup tersebut. Fokus utama Meta adalah merekrut Andrew Tulloch, salah satu pendiri Thinking Machines Lab, yang dianggap sebagai talenta kunci.
Siapa Andrew Tulloch dan apa latar belakangnya?
Andrew Tulloch adalah salah satu pendiri Thinking Machines Lab. Ia merupakan lulusan Universitas Sydney dan memiliki pengalaman kerja sebelumnya di Facebook. Menariknya, Tulloch pernah menolak tawaran dari OpenAI pada tahun 2016, namun akhirnya bergabung dengan OpenAI pada tahun 2023, sebelum kemudian menjadi salah satu pendiri Thinking Machines Lab. Latar belakangnya menunjukkan keahlian dan pengalaman yang sangat dicari di bidang AI.
Berapa tawaran yang diberikan Meta kepada Andrew Tulloch?
Mark Zuckerberg, CEO Meta, bersama dengan Alexandr Wang, kepala Superintelligence Labs Meta, menawarkan paket gaji yang sangat besar kepada Andrew Tulloch. Tawaran tersebut mencapai hingga $1,5 miliar selama periode enam tahun. Namun, meskipun tawaran finansialnya sangat menggiurkan, Tulloch menolak tawaran tersebut.
Mengapa Andrew Tulloch dan karyawan Thinking Machines Lab menolak tawaran Meta?
Penolakan Andrew Tulloch dan seluruh karyawan Thinking Machines Lab terhadap tawaran Meta menunjukkan tingkat kesetiaan yang tinggi terhadap startup mereka sendiri. Meskipun Meta menawarkan paket kompensasi yang sangat besar, loyalitas mereka terhadap visi dan misi Thinking Machines Lab tampaknya lebih diutamakan. Ini juga bisa mengindikasikan keyakinan mereka pada potensi jangka panjang startup tersebut.
Apa tujuan jangka panjang Meta dengan upaya agresif di bidang AI ini?
Tujuan jangka panjang Meta dengan upaya agresif di bidang AI ini adalah untuk kembali menjadi pemain utama dalam perlombaan AI. Setelah model Llama 4 mereka tidak mampu bersaing dengan baik, Meta bertekad untuk menghidupkan kembali dan memperkuat inisiatif AI-nya. Ini termasuk mengembangkan model AI yang lebih canggih dan kompetitif untuk masa depan.
Selain upaya akuisisi dan perekrutan, langkah-langkah lain apa yang telah diambil Meta untuk memperkuat inisiatif AI-nya?
Selain mencoba mengakuisisi startup dan merekrut talenta kunci, Meta telah mengambil beberapa langkah lain untuk memperkuat inisiatif AI-nya:
- Mendirikan unit baru bernama Superintelligence Labs.
- Mengakuisisi saham di startup AI lainnya seperti Scale AI dan Play AI.
- Merekrut peneliti-peneliti terkemuka dari berbagai perusahaan teknologi lain untuk bergabung dengan tim AI mereka.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Meta untuk berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan AI.
Masih Seputar teknologi
Mark Zuckerberg Sebut AI Superintelligence Meta Dekat, Saham Perusahaan Melonjak
sekitar 2 jam yang lalu

Meta Tawarkan $250 Juta untuk Tarik Ahli AI 24 Tahun, Kejar 'Superintelligence'
sekitar 4 jam yang lalu

Anthropic Larang OpenAI Akses Model AI Claude Akibat Pelanggaran Ketentuan Layanan
sekitar 6 jam yang lalu
Google Luncurkan NotebookLM, Alat AI untuk Riset dan Pencatatan Multibahasa
sekitar 8 jam yang lalu

Raksasa Teknologi Gelontorkan $344 Miliar untuk Infrastruktur AI
sekitar 10 jam yang lalu

Pengguna Dapat Bisukan Meta AI di Aplikasi Meta, Tidak Bisa Dihapus Sepenuhnya
sekitar 10 jam yang lalu

Starlink Elon Musk Raih Lisensi Internet Satelit di India
sekitar 12 jam yang lalu

Raksasa Teknologi Gelontorkan $344 Miliar untuk AI, Apple Sebut Lebih Besar dari Internet
sekitar 12 jam yang lalu

Apple Jual 3 Miliar iPhone Sejak 2007, Catat Rekor Penjualan Global
1 hari yang lalu

Transisi Energi Indonesia Terhambat Subsidi Fosil, Kata Penasihat PBB
1 hari yang lalu

Berita Terbaru

Dua Wakil Indonesia Lolos ke Final Macau Open 2025

Doktor Ongen Terima Amnesti Presiden Prabowo Setelah Dipenjara Kasus UU ITE

Penerbangan Domestik Bandara Bali Kembali Normal Usai Erupsi Gunung NTT

6.000 Truk Bantuan Kemanusiaan Tertahan di Luar Gaza, Israel dan PBB Saling Salahkan di Tengah Krisis Pangan

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi 18 Km, Penerbangan di Bali dan NTT Dibatalkan
Trending

Negara Arab Kecam Hamas untuk Pertama Kalinya, Desak Pelucutan Senjata dan Solusi Dua Negara

Gempa M 8,8 Rusia Picu Tsunami Lintas Negara, Penjara Chile Dievakuasi

Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong dari Prabowo Picu Kritik Keras Akademisi

Abolisi Tom Lembong dan Amnesti Hasto dalam Kasus Korupsi Tuai Sorotan Hukum

Prabowo Beri Abolisi Tom Lembong dan Amnesti Hasto Demi Persatuan Nasional
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.