Transisi Energi Indonesia Terhambat Subsidi Fosil, Kata Penasihat PBB

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

1 Agt 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

1 artikel

Penasihat PBB, Selwin Charles Hart, menyoroti tantangan transisi energi di Indonesia akibat alokasi subsidi yang timpang, dengan subsidi energi fosil jauh melebihi energi bersih. Ia menekankan pentingnya menghentikan subsidi batu bara dan transisi yang adil. Indonesia menargetkan 23% energi terbarukan pada 2025, namun baru mencapai 13,2%. Hart menilai Indonesia punya potensi besar, tetapi butuh kepastian regulasi untuk menarik investor. Profesor Widodo dari UI menekankan perlunya reformasi industri energi dan political will yang kuat.

⚡ Fakta Utama Transisi Energi

  • Transisi energi global, termasuk di Indonesia, menghadapi tantangan alokasi subsidi yang tidak seimbang, di mana subsidi energi fosil jauh lebih besar dari energi bersih.
  • Indonesia menargetkan bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025, namun hingga kini baru mencapai 13,2%.
  • Penasihat Khusus Sekjen PBB, Selwin Charles Hart, menekankan pentingnya menghentikan subsidi batu bara untuk mendukung transisi energi.

💡 Tantangan & Rekomendasi

  • Hart menyoroti perlunya transisi yang adil, memastikan akses energi bagi semua orang serta memberikan dukungan bagi pekerja di industri energi fosil untuk memperoleh keterampilan baru.
  • Indonesia dinilai memiliki potensi besar dalam transisi energi bersih, namun kepastian regulasi dan kebijakan sangat penting untuk menarik investor.
  • Profesor Widodo W. Purwanto dari UI juga menyoroti perlunya reformasi struktur industri energi nasional dan political will yang lebih kuat untuk mempercepat transisi.

Apa tantangan utama dalam transisi energi global, khususnya di Indonesia?

keyboard_arrow_down

Tantangan utama dalam transisi energi global, termasuk di Indonesia, adalah alokasi subsidi yang tidak seimbang. Penasihat Khusus Sekjen PBB, Selwin Charles Hart, menyoroti bahwa subsidi untuk energi fosil jauh lebih besar dibandingkan dengan subsidi untuk energi bersih. Ketidakseimbangan ini menghambat percepatan pengembangan dan adopsi energi terbarukan, karena energi fosil menjadi lebih murah secara artifisial.

Siapakah Selwin Charles Hart dan apa perannya dalam isu transisi energi?

keyboard_arrow_down

Selwin Charles Hart adalah Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam konteks isu transisi energi, perannya adalah untuk menyoroti tantangan dan memberikan rekomendasi kebijakan kepada negara-negara anggota, termasuk Indonesia, agar dapat mencapai tujuan transisi energi yang berkelanjutan dan adil.

Mengapa alokasi subsidi energi menjadi masalah dalam transisi energi?

keyboard_arrow_down

Alokasi subsidi energi menjadi masalah karena menciptakan distorsi pasar. Ketika subsidi energi fosil (seperti batu bara) jauh lebih besar, hal ini membuat harga energi fosil menjadi lebih murah dan lebih kompetitif dibandingkan energi bersih. Akibatnya, investasi dan pengembangan energi terbarukan menjadi kurang menarik, memperlambat upaya transisi energi dan pencapaian target bauran energi bersih.

Berapa target bauran energi terbarukan Indonesia pada tahun 2025 dan bagaimana pencapaiannya saat ini?

keyboard_arrow_down

Indonesia menargetkan pencapaian bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Namun, hingga saat ini, pencapaian bauran energi terbarukan di Indonesia baru mencapai 13,2%. Angka ini menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan yang signifikan antara target yang ditetapkan dan realisasi di lapangan, mengindikasikan perlunya upaya lebih keras untuk mencapai target tersebut dalam waktu yang tersisa.

Apa saja rekomendasi utama dari Selwin Charles Hart untuk mempercepat transisi energi yang adil?

keyboard_arrow_down

Selwin Charles Hart memberikan beberapa rekomendasi utama untuk mempercepat transisi energi yang adil, yaitu:

  • Menghentikan subsidi batu bara: Ini dianggap krusial untuk menghilangkan distorsi pasar dan mendorong investasi ke energi bersih.
  • Memastikan transisi yang adil: Ini berarti memastikan bahwa semua orang memiliki akses terhadap energi yang terjangkau dan berkelanjutan.
  • Memberikan dukungan bagi pekerja di industri energi fosil: Pekerja yang terdampak oleh transisi harus dibantu untuk memperoleh keterampilan baru (reskilling) agar dapat beralih ke sektor energi bersih atau sektor lain yang relevan.

Apa yang dimaksud dengan "transisi yang adil" dalam konteks energi?

keyboard_arrow_down

Dalam konteks energi, "transisi yang adil" merujuk pada pendekatan yang memastikan bahwa perubahan dari sistem energi berbasis fosil ke sistem energi bersih dilakukan secara inklusif dan tidak meninggalkan siapa pun. Ini mencakup:

  • Akses energi universal: Memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, terutama yang rentan, memiliki akses terhadap energi yang terjangkau dan berkelanjutan.
  • Perlindungan sosial dan ekonomi: Memberikan dukungan, pelatihan ulang, dan peluang kerja baru bagi pekerja dan komunitas yang mata pencahariannya bergantung pada industri energi fosil, sehingga mereka tidak dirugikan oleh perubahan ini.
  • Keterlibatan pemangku kepentingan: Melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat sipil, serikat pekerja, dan sektor swasta, dalam perencanaan dan implementasi kebijakan transisi energi.

Bagaimana potensi Indonesia dalam transisi menuju energi bersih?

keyboard_arrow_down

Selwin Charles Hart menilai bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam transisi menuju energi bersih. Potensi ini didukung oleh sumber daya energi terbarukan yang melimpah, seperti panas bumi, tenaga surya, dan hidro. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan langkah-langkah konkret dalam hal regulasi dan kebijakan.

Faktor-faktor apa saja yang penting untuk menarik investor dalam proyek energi bersih di Indonesia?

keyboard_arrow_down

Menurut Selwin Charles Hart, faktor-faktor krusial untuk menarik investor dalam proyek energi bersih di Indonesia adalah kepastian regulasi dan kebijakan. Investor membutuhkan kerangka hukum dan kebijakan yang stabil, transparan, dan mendukung untuk merasa aman menanamkan modal dalam proyek-proyek energi terbarukan jangka panjang. Tanpa kepastian ini, risiko investasi akan dianggap terlalu tinggi, menghambat aliran modal yang dibutuhkan.

Selain rekomendasi dari PBB, apa saran tambahan dari pakar energi Indonesia terkait transisi energi?

keyboard_arrow_down

Selain rekomendasi dari PBB, Profesor Widodo W. Purwanto dari Universitas Indonesia (UI) juga menyoroti dua aspek penting untuk transisi energi Indonesia:

  • Reformasi struktur industri energi nasional: Ini menunjukkan perlunya peninjauan ulang dan penyesuaian pada cara industri energi diatur dan beroperasi, mungkin untuk menghilangkan hambatan birokrasi atau monopoli yang menghambat inovasi dan investasi di sektor energi bersih.
  • Political will yang lebih kuat: Ini mengacu pada komitmen politik yang tegas dan konsisten dari pemerintah untuk memprioritaskan transisi energi, yang akan tercermin dalam kebijakan, regulasi, dan alokasi anggaran yang mendukung tujuan tersebut.

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang