Inggris dan Prancis Akan Akui Palestina September, Desak Israel Bertindak

Inggris menetapkan syarat agar Israel mengambil langkah substantif untuk:

• Memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.
• Mewujudkan perdamaian.

Selain itu, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, juga menuntut Israel untuk mengizinkan PBB memulai kembali pasokan bantuan ke Gaza dan menegaskan bahwa tidak akan ada aneksasi di Tepi Barat.

Menteri Transportasi Inggris, Heidi Alexander, menjelaskan bahwa pengakuan ini bukan "hadiah untuk Hamas". Sebaliknya, langkah ini diambil demi rakyat Palestina, terutama anak-anak yang menghadapi kelaparan di Gaza. Pengakuan ini juga dipandang sebagai penegasan komitmen Inggris terhadap hukum internasional dan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri serta mendirikan negara merdeka.

Para pemimpin Palestina menyambut baik niat Inggris ini.

• Wakil Presiden Palestina, Hussein al-Sheikh, menyatakan bahwa langkah ini adalah penegasan komitmen Inggris terhadap hukum internasional dan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri serta pendirian negara merdeka.
• Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina memuji Perdana Menteri Starmer atas langkah berani yang menempatkan Inggris di sisi yang benar dalam sejarah. Mereka juga mengapresiasi dukungan Inggris untuk memberikan kewenangan politik dan hukum penuh kepada Palestina atas wilayah yang diduduki sejak tahun 1967.

Ya, selain Inggris, beberapa negara lain juga menunjukkan niat serupa:

• Prancis: Presiden Emmanuel Macron mengumumkan akan secara resmi mengakui negara Palestina pada bulan September mendatang.
• 14 negara Barat lainnya: Bersama Prancis, mereka juga mendesak negara-negara di dunia untuk mengakui negara Palestina.
• Sembilan negara penandatangan (termasuk Australia, Kanada, dan Selandia Baru): Negara-negara ini, yang belum mengakui Palestina, menyatakan kesediaan atau pertimbangan positif untuk mengakuinya setelah konferensi di New York yang bertujuan menghidupkan kembali solusi dua negara.

Rencana Inggris untuk mengakui Palestina muncul di tengah peringatan kelaparan yang meluas di Gaza dan tekanan internasional yang meningkat terhadap Israel. Situasi kemanusiaan yang memburuk, terutama kelaparan yang dialami anak-anak di Gaza, menjadi salah satu pendorong utama di balik desakan internasional untuk pengakuan Palestina dan peningkatan bantuan kemanusiaan.

"Solusi dua negara" adalah kerangka kerja yang diusulkan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Solusi ini membayangkan adanya dua negara merdeka yang hidup berdampingan secara damai: negara Israel dan negara Palestina. Pengakuan negara Palestina oleh Inggris dan negara-negara lain dipandang sebagai langkah penting untuk menyelamatkan dan mewujudkan solusi dua negara ini, yang dianggap sebagai jalan terbaik menuju perdamaian abadi di wilayah tersebut.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mendesak negara-negara lain untuk segera mengakui Palestina. Harapan ini bertujuan untuk:

• Menyelamatkan solusi dua negara.
• Menghadapi tindakan-tindakan yang merugikan rakyat Palestina.

Mereka melihat pengakuan ini sebagai langkah krusial untuk memberikan kewenangan politik dan hukum penuh kepada Palestina atas wilayah yang diduduki sejak tahun 1967.