Di Hari Harimau Internasional, harapan kembalinya Harimau Jawa muncul setelah BRIN menemukan rambut di Sukabumi. Analisis DNA awal mirip dengan spesimen dari MZB, namun dikritik karena potensi kesalahan. Studi ulang belum memastikan subspesies harimau. Ahli dari Formata menyatakan Harimau Jawa mungkin sudah punah karena hutan yang sempit. Harimau Jawa dinyatakan punah sejak 1980-an dan terakhir terlihat tahun 1976.
๐ Penemuan dan Harapan
- Peneliti BRIN menemukan sehelai rambut di Sukabumi yang diduga milik Harimau Jawa, memicu harapan baru pada Hari Harimau Internasional.
- Analisis DNA awal oleh BRIN menunjukkan kemiripan dengan spesimen Harimau Jawa dari Museum Zoologicum Bogoriense (MZB).
- Temuan ini menjadi sorotan utama karena Harimau Jawa telah lama dinyatakan punah.
๐ฌ Keraguan Ilmiah
- Studi BRIN mendapat kritik dari peneliti lain yang menyoroti potensi kesalahan dan kontaminasi sampel DNA.
- Analisis ulang data oleh ahli genetika evolusioner dari Universitas Peking dan University of Copenhagen belum dapat memastikan subspesies harimau tersebut.
- Kritik menekankan perlunya verifikasi yang lebih ketat dan studi lanjutan untuk mengkonfirmasi temuan.
๐ณ Kondisi Ekologis dan Sejarah
- Harimau Jawa telah dinyatakan punah sejak 1980-an, dengan penampakan terakhir tercatat pada tahun 1976 di Taman Nasional Meru Betiri.
- Seorang ahli dari Forum Konservasi Macan Tutul Jawa (Formata) berpendapat bahwa secara ekologis, Harimau Jawa tidak mungkin lagi ada.
- Alasan utama ketidakmungkinan keberadaan Harimau Jawa secara ekologis adalah karena hutan di Jawa terlalu sempit untuk mendukung populasi mereka.
Apa yang memicu harapan kembalinya Harimau Jawa?
Harapan akan keberadaan Harimau Jawa kembali mencuat setelah peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan sehelai rambut di Sukabumi yang diduga milik harimau tersebut. Penemuan ini memicu kembali diskusi dan penelitian mengenai spesies yang telah lama dinyatakan punah.
Siapa yang menemukan sampel rambut yang diduga Harimau Jawa?
Sampel rambut yang diduga milik Harimau Jawa ditemukan oleh peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Di mana lokasi penemuan sampel rambut tersebut?
Sampel rambut yang diduga milik Harimau Jawa tersebut ditemukan di wilayah Sukabumi.
Bagaimana hasil analisis DNA awal terhadap sampel rambut tersebut?
Analisis DNA awal yang dilakukan oleh BRIN terhadap sampel rambut tersebut menunjukkan adanya kemiripan dengan spesimen Harimau Jawa yang tersimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB). Hasil ini menjadi dasar awal dugaan keberadaan Harimau Jawa.
Mengapa studi penemuan Harimau Jawa ini menuai kritik?
Studi ini menuai kritik dari peneliti lain karena beberapa alasan:
- Potensi kesalahan: Adanya kekhawatiran mengenai kemungkinan kesalahan dalam proses analisis data.
- Kontaminasi sampel: Peneliti lain menyoroti potensi kontaminasi pada sampel rambut yang ditemukan, yang bisa memengaruhi hasil analisis DNA.
Keraguan ini menyebabkan perlunya verifikasi lebih lanjut terhadap temuan tersebut.
Apa pandangan ahli lain mengenai kemungkinan keberadaan Harimau Jawa?
Pandangan ahli lain mengenai kemungkinan keberadaan Harimau Jawa bervariasi:
- Ahli genetika evolusioner: Analisis ulang data oleh ahli genetika evolusioner dari Universitas Peking dan peneliti dari University of Copenhagen belum dapat memastikan subspesies harimau tersebut, menunjukkan ketidakpastian ilmiah.
- Ahli ekologi: Seorang ahli dari Forum Konservasi Macan Tutul Jawa (Formata) berpendapat bahwa secara ekologis, Harimau Jawa tidak mungkin lagi ada. Alasannya adalah hutan di Jawa saat ini dianggap terlalu sempit dan terfragmentasi untuk mendukung populasi harimau yang sehat dan berkelanjutan.
Kapan dan di mana Harimau Jawa terakhir kali terlihat?
Harimau Jawa terakhir kali terlihat pada tahun 1976 di Taman Nasional Meru Betiri.
Kapan Harimau Jawa dinyatakan punah?
Harimau Jawa telah secara resmi dinyatakan punah sejak tahun 1980-an.
Masih Seputar teknologi
BMKG Peringatkan: Modifikasi Cuaca Tak Cukup Tangani Karhutla
sekitar 8 jam yang lalu

Senator AS Desak Elon Musk Matikan Starlink di Asia Tenggara, Digunakan Penipu
sekitar 8 jam yang lalu

OpenAI Diversifikasi Cloud ke Pesaing, Keunggulan AI Microsoft Disorot Investor
sekitar 10 jam yang lalu

Samsung Pasok Chip AI Rp270 Triliun untuk Tesla, Pabrik Texas Jadi Pusat Produksi
sekitar 10 jam yang lalu

Malware SarangTrap Curi Data di Ratusan Aplikasi Kencan Palsu
sekitar 14 jam yang lalu

5 Bahaya Menunda Pembaruan Android: Keamanan dan Performa Terancam
sekitar 15 jam yang lalu

Menteri Perdagangan Tutup Pabrik Ponsel Palsu, 5.100 Unit Disita
sekitar 17 jam yang lalu

Meta Rekrut Peneliti AI Kunci OpenAI, Pimpin Lab Superintelligence dengan Bonus Fantastis
sekitar 17 jam yang lalu

Pengiriman Smartphone India ke AS Melonjak 240%, Kini Kuasai 44% Pasar Impor
sekitar 19 jam yang lalu

Sistem Peringatan Gempa Google Gagal di Turki, Hanya Kirim 469 Notifikasi
sekitar 19 jam yang lalu

Berita Terbaru

BGN Hentikan Sementara SPPG NTT Usai Ratusan Siswa Keracunan Makanan Gratis

Mensos Temukan 600 Ribu Penerima Bansos Terindikasi Judi Online, Data Diperbarui

BPS: Penduduk Miskin Jatim 3,83 Juta Jiwa Maret 2025, Turun 0,29%
Investasi Asing Indonesia Turun Rp 15,1 T di Kuartal II 2025, Persaingan Global dan Serapan Kerja Jadi Sorotan

ESDM Siapkan 30 Ribu Sumur Minyak Rakyat, Targetkan Peningkatan Produksi Nasional
Trending

Investasi RI Kuartal II 2025: Rp 477,7 T, Tumbuh 11,5%, Serap 665 Ribu Pekerja

Kesepakatan Tarif RI-AS: Harga Migas dan Pangan Diprediksi Turun, Ekspor RI Berpotensi Naik

AS Setujui Aneksasi Gaza, Belanda Kecam Israel di Tengah Krisis Kemanusiaan

Inggris Pertahankan Gelar Juara Euro Wanita 2025 Usai Kalahkan Spanyol

Investasi Indonesia: Target 2025 Tercapai, Namun PMA Tertekan Geopolitik
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.