BMKG mengingatkan bahwa penanganan karhutla tidak bisa hanya mengandalkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan OMC tidak efektif tanpa pertumbuhan awan hujan yang cukup. Strategi pengendalian karhutla harus berlapis, termasuk patroli darat dan pencegahan. Periode akhir Juli hingga awal Agustus 2025 menjadi fase kritis karhutla, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Intervensi non-OMC tetap penting saat potensi pertumbuhan awan hujan rendah.
⚠️ Peringatan Utama BMKG
- BMKG memperingatkan bahwa penanganan karhutla selama musim kemarau tidak dapat hanya mengandalkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
- Strategi pengendalian karhutla harus berlapis, mencakup berbagai pendekatan pencegahan dan penanganan.
- Periode akhir Juli hingga awal Agustus 2025 diidentifikasi sebagai fase kritis karhutla, khususnya di Sumatera dan Kalimantan.
🌧️ Keterbatasan Modifikasi Cuaca
- OMC tidak efektif jika pertumbuhan awan hujan rendah karena tidak ada awan potensial untuk disemai.
- Curah hujan sangat memengaruhi tingkat kemudahan lahan terbakar; semakin rendah curah hujan, semakin tinggi risiko kebakaran.
- Tingkat kekeringan lapisan bahan bakar ringan di permukaan tanah meningkat seiring rendahnya curah hujan, memperparah potensi karhutla.
🛡️ Strategi Pencegahan Karhutla
- Pengendalian karhutla memerlukan peningkatan patroli darat di area rawan kebakaran.
- Penting untuk melakukan penjagaan ketat di titik-titik rawan karhutla untuk mencegah penyebaran api.
- Diperlukan penguatan strategi pencegahan lainnya di luar OMC, terutama saat potensi awan hujan rendah.
- Meskipun OMC telah berhasil di beberapa provinsi, intervensi non-OMC tetap krusial saat kondisi awan tidak mendukung.
Apa peringatan utama BMKG terkait penanganan karhutla?
BMKG memperingatkan bahwa penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau tidak dapat hanya mengandalkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa OMC tidak efektif jika pertumbuhan awan hujan rendah karena tidak ada awan potensial untuk disemai. Oleh karena itu, strategi pengendalian karhutla harus berlapis dan tidak hanya bergantung pada satu metode.
Mengapa Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tidak selalu efektif dalam mengatasi karhutla?
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tidak selalu efektif karena keberhasilannya sangat bergantung pada ketersediaan awan hujan. Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, jika pertumbuhan awan hujan rendah, maka tidak ada awan potensial yang dapat disemai untuk menghasilkan hujan. Kondisi ini membuat OMC menjadi tidak efektif dalam memadamkan atau mencegah karhutla.
Faktor apa yang paling memengaruhi tingkat kemudahan lahan terbakar?
Curah hujan adalah faktor utama yang sangat memengaruhi tingkat kemudahan lahan terbakar. Semakin rendah curah hujan, semakin tinggi tingkat kekeringan lapisan bahan bakar ringan di permukaan tanah. Kondisi kekeringan ini secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Strategi berlapis apa yang direkomendasikan BMKG untuk pengendalian karhutla?
BMKG merekomendasikan strategi pengendalian karhutla yang berlapis. Strategi ini mencakup:
- Peningkatan patroli darat di area rawan.
- Penjagaan ketat di titik-titik yang dianggap rawan kebakaran.
- Penguatan strategi pencegahan lainnya yang tidak hanya bergantung pada modifikasi cuaca.
Pendekatan ini penting untuk memastikan penanganan karhutla yang komprehensif.
Kapan periode kritis karhutla menurut BMKG?
Menurut catatan BMKG, periode kritis karhutla diprediksi terjadi pada akhir Juli hingga awal Agustus 2025. Ini adalah fase di mana risiko kebakaran hutan dan lahan sangat tinggi.
Di wilayah mana saja periode kritis karhutla diprediksi terjadi?
Periode kritis karhutla yang diprediksi oleh BMKG pada akhir Juli hingga awal Agustus 2025 terutama akan terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Kedua pulau ini dikenal sebagai daerah yang sering mengalami karhutla selama musim kemarau.
Apakah OMC pernah berhasil dalam penanganan karhutla?
Ya, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah berhasil di beberapa provinsi dalam penanganan karhutla. Namun, keberhasilan ini tidak berarti OMC bisa menjadi satu-satunya solusi, terutama saat potensi pertumbuhan awan hujan rendah.
Mengapa intervensi non-OMC tetap penting meskipun OMC telah berhasil di beberapa provinsi?
Intervensi non-OMC tetap sangat penting karena OMC memiliki keterbatasan, terutama saat potensi pertumbuhan awan hujan rendah. Meskipun OMC telah berhasil di beberapa provinsi, strategi pengendalian karhutla harus tetap berlapis. Ini berarti perlu ada upaya pencegahan dan penanganan lain seperti patroli darat dan penjagaan ketat di titik rawan, untuk memastikan penanganan yang efektif dan berkelanjutan terlepas dari kondisi cuaca.
Masih Seputar teknologi
Bursa Kripto Kraken Targetkan Pendanaan $500 Juta, Valuasi Capai $15 Miliar
sekitar 1 jam yang lalu

Hujan Ekstrem Picu Banjir Besar Beijing, 30 Tewas dan 80.000 Dievakuasi
sekitar 1 jam yang lalu

Senator AS Desak Elon Musk Matikan Starlink di Asia Tenggara, Digunakan Penipu
sekitar 13 jam yang lalu

OpenAI Diversifikasi Cloud ke Pesaing, Keunggulan AI Microsoft Disorot Investor
sekitar 15 jam yang lalu

Samsung Pasok Chip AI Rp270 Triliun untuk Tesla, Pabrik Texas Jadi Pusat Produksi
sekitar 15 jam yang lalu

Penemuan BRIN Picu Perdebatan Keberadaan Harimau Jawa
sekitar 17 jam yang lalu

Malware SarangTrap Curi Data di Ratusan Aplikasi Kencan Palsu
sekitar 19 jam yang lalu

5 Bahaya Menunda Pembaruan Android: Keamanan dan Performa Terancam
sekitar 20 jam yang lalu

Menteri Perdagangan Tutup Pabrik Ponsel Palsu, 5.100 Unit Disita
sekitar 22 jam yang lalu

Meta Rekrut Peneliti AI Kunci OpenAI, Pimpin Lab Superintelligence dengan Bonus Fantastis
sekitar 22 jam yang lalu

Berita Terbaru

BGN Rekrut Warga Miskin Ekstrem untuk Dapur MBG, Targetkan Pemberdayaan Ekonomi

BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk 10 Wilayah Indonesia Pasca Gempa Rusia M 8,7
Pemerintah Optimis Untung Dagang dengan AS Meski Tarif Ekspor 19%, Apindo Khawatir PHK

BI Pangkas Suku Bunga Acuan ke 5,25%, Stimulasi Ekonomi Hadapi Tantangan

Vanenburg Dicopot dari Pelatih Timnas U-23 SEA Games 2025, Tetap Latih Kualifikasi Piala Asia
Trending

Investasi RI Kuartal II 2025: Rp 477,7 T, Tumbuh 11,5%, Serap 665 Ribu Pekerja

Kesepakatan Tarif RI-AS: Harga Migas dan Pangan Diprediksi Turun, Ekspor RI Berpotensi Naik

AS Setujui Aneksasi Gaza, Belanda Kecam Israel di Tengah Krisis Kemanusiaan

Inggris Pertahankan Gelar Juara Euro Wanita 2025 Usai Kalahkan Spanyol

PPATK Blokir Rekening Pasif, Dana Bansos Rp2,1 T Mengendap, DPR Pertanyakan Dasar Hukum
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.