Pemukim Israel Serang Kota Kristen Taybeh Tepi Barat, Kontradiksi Klaim Netanyahu

Para penyerang melakukan dua tindakan utama yang merusak dan mengancam:

• Membakar kendaraan: Beberapa kendaraan milik penduduk kota dibakar, menyebabkan kerugian materiil yang signifikan bagi pemiliknya.
• Menulis ancaman rasis di rumah-rumah: Selain pembakaran, para penyerang juga menuliskan pesan-pesan yang bersifat rasis dan mengancam di dinding rumah-rumah penduduk. Tindakan ini tidak hanya merusak properti tetapi juga menyebarkan ketakutan dan kebencian di komunitas.

Kota Taybeh adalah sebuah kota yang terletak di Tepi Barat. Karakteristik demografis utamanya adalah bahwa mayoritas penduduknya beragama Kristen. Hal ini menjadikan serangan tersebut memiliki dimensi keagamaan dan etnis, menargetkan komunitas minoritas Kristen di wilayah tersebut.

Serangan di Taybeh terjadi pada waktu yang sangat kontradiktif, yaitu bersamaan dengan klaim Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Netanyahu secara publik menyatakan bahwa tidak ada serangan terhadap komunitas Kristen di Tepi Barat. Kontradiksi ini menyoroti kesenjangan antara narasi resmi pemerintah Israel dan realitas di lapangan, di mana insiden kekerasan terhadap komunitas Kristen justru terjadi.

Otoritas Palestina memberikan tanggapan yang sangat keras terhadap insiden ini. Mereka mengutuk serangan tersebut sebagai "terorisme pemukim". Penggunaan istilah "terorisme pemukim" menunjukkan bahwa Otoritas Palestina memandang tindakan ini sebagai bagian dari pola kekerasan sistematis yang dilakukan oleh pemukim, bukan sekadar insiden kriminal biasa. Ini juga mencerminkan pandangan bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk mengintimidasi dan mengusir penduduk Palestina.

Duta Besar Jerman untuk Israel juga menyuarakan kecaman terhadap insiden tersebut. Ia secara tegas menyebut para pelaku sebagai "penjahat yang membenci agama". Pernyataan ini menyoroti dimensi kebencian agama di balik serangan tersebut dan menggarisbawahi bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima dari sudut pandang moral dan hukum internasional.

Sebelum insiden ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memiliki narasi yang berbeda mengenai hubungan Israel dengan komunitas Kristen. Ia pernah menyatakan bahwa Israel adalah penjaga agama Kristen di Timur Tengah. Selain itu, Netanyahu juga menekankan adanya ikatan kuat antara umat Kristen dan Yahudi dalam menghadapi fundamentalisme Islam. Pernyataan-pernyataan ini bertujuan untuk menggambarkan Israel sebagai pelindung minoritas Kristen di wilayah tersebut, yang kontras dengan insiden serangan di Taybeh.