Investasi Asing Indonesia Turun Rp 15,1 T di Kuartal II 2025, Persaingan Global dan Serapan Kerja Jadi Sorotan

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

29 Jul 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

3 artikel

Realisasi PMA kuartal II 2025 mengalami kontraksi 6,95% (YoY) menjadi Rp 202,2 triliun akibat persaingan global dan ketidakpastian kebijakan. Sementara itu, PMDN tumbuh 30,5% (YoY) mencapai Rp 275,5 triliun. Ekonom menilai pertumbuhan investasi keseluruhan sebesar 11% menunjukkan resiliensi ekonomi, namun serapan tenaga kerja menyusut karena investasi lebih banyak ke sektor padat modal. ICOR yang tinggi juga mengindikasikan inefisiensi investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

๐Ÿ“Š Realisasi Investasi

  • Realisasi investasi asing (PMA) pada kuartal II 2025 mencapai Rp 202,2 triliun, menunjukkan kontraksi 6,95% secara tahunan.
  • Penurunan PMA pada periode ini lebih besar dibandingkan kuartal II 2019/2020, dengan kontraksi 12,24% secara kuartalan.
  • Berbanding terbalik, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh signifikan 30,5% secara tahunan, mencapai Rp 275,5 triliun pada kuartal yang sama.
  • Total investasi keseluruhan pada kuartal II 2025 mencapai Rp 942,9 triliun, menunjukkan pertumbuhan 11% secara tahunan.

๐Ÿ“‰ Faktor Penurunan PMA

  • Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, menjelaskan bahwa kontraksi PMA disebabkan oleh ketatnya persaingan investasi global.
  • Faktor lain yang berkontribusi adalah kebijakan yang tidak terduga dari AS serta ketidakpastian aturan dan kebijakan pemerintah domestik.
  • Meskipun ada penurunan di Q2 2025, realisasi PMA sebenarnya menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2021 hingga 2024.

โš ๏ธ Tantangan dan Dampak

  • Serapan tenaga kerja dari proyek investasi diperkirakan terus menyusut karena investasi lebih banyak diarahkan ke sektor padat modal yang mengandalkan teknologi dan mesin.
  • Ketua Umum APINDO, Shinta Kamdani, mencontohkan bahwa investasi Rp 1 triliun yang 10 tahun lalu dapat menyerap 4.000 tenaga kerja, kini hanya menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja.
  • Tingginya Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sebesar 6,33 menunjukkan bahwa investasi yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi semakin besar dan kurang efisien.

Apa itu PMA dan PMDN dalam konteks investasi di Indonesia?

keyboard_arrow_down

Dalam konteks investasi di Indonesia, terdapat dua jenis penanaman modal utama:

  • Penanaman Modal Asing (PMA): Merujuk pada investasi yang dilakukan oleh investor dari luar negeri ke dalam perekonomian Indonesia.
  • Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): Merujuk pada investasi yang dilakukan oleh investor dari dalam negeri, baik individu maupun perusahaan, di Indonesia.

Kedua jenis investasi ini merupakan komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Berapa realisasi investasi asing (PMA) di Indonesia pada Kuartal II 2025?

keyboard_arrow_down

Realisasi investasi asing (PMA) di Indonesia pada Kuartal II 2025 mencapai Rp 202,2 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2024, yaitu sebesar Rp 15,1 triliun. Secara persentase, PMA mengalami kontraksi sebesar 6,95% secara tahunan (YoY) dan 12,24% secara kuartalan (QtQ).

Apa penyebab utama penurunan realisasi investasi asing (PMA) pada Kuartal II 2025?

keyboard_arrow_down

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, menjelaskan bahwa penurunan realisasi investasi asing (PMA) pada Kuartal II 2025 disebabkan oleh beberapa faktor utama:

  • Ketatnya persaingan investasi global: Indonesia harus bersaing dengan negara-negara lain untuk menarik modal asing.
  • Kebijakan yang tidak terduga dari Amerika Serikat (AS): Kebijakan ekonomi atau politik AS dapat memengaruhi aliran investasi global, termasuk ke Indonesia.
  • Ketidakpastian aturan dan kebijakan pemerintah: Adanya ketidakpastian regulasi di dalam negeri dapat mengurangi minat investor asing untuk menanamkan modalnya.

Bagaimana tren realisasi investasi asing (PMA) di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir?

keyboard_arrow_down

Realisasi investasi asing (PMA) di Indonesia menunjukkan tren peningkatan yang konsisten dari tahun 2021 hingga 2024. Namun, tren positif ini terhenti pada tahun 2025, di mana PMA mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan periode sebelumnya.

Langkah-langkah apa yang diambil pemerintah untuk mengatasi penurunan PMA?

keyboard_arrow_down

Untuk mengatasi penurunan PMA dan meningkatkan iklim investasi, pemerintah berupaya melakukan beberapa langkah strategis, antara lain:

  • Memperbaiki aturan dan regulasi: Pemerintah berfokus pada penyempurnaan kebijakan agar lebih menarik dan stabil bagi investor.
  • Meningkatkan sosialisasi kepada investor: Melakukan komunikasi yang lebih intensif dan transparan kepada calon investor mengenai potensi dan kemudahan berinvestasi di Indonesia.
  • Memanfaatkan peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara): Badan ini diharapkan dapat menjadi instrumen penting dalam menarik dan mengelola investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.

Bagaimana kinerja penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada Kuartal II 2025?

keyboard_arrow_down

Berbeda dengan PMA yang mengalami penurunan, kinerja penanaman modal dalam negeri (PMDN) menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif pada Kuartal II 2025. Realisasi PMDN mencapai Rp 275,5 triliun, mengalami kenaikan signifikan sebesar 30,5% secara tahunan (YoY) dan 17,3% secara kuartalan (QtQ). Pertumbuhan PMDN ini menjadi penopang penting di tengah kontraksi PMA.

Berapa total pertumbuhan investasi di Indonesia pada Kuartal II 2025?

keyboard_arrow_down

Secara keseluruhan, total pertumbuhan investasi di Indonesia pada Kuartal II 2025 mencapai Rp 942,9 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 11% secara tahunan (YoY). Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai bahwa pertumbuhan investasi secara keseluruhan ini menunjukkan resiliensi ekonomi domestik Indonesia, meskipun pemerintah tetap perlu mewaspadai dampak dari ketidakpastian global.

Bagaimana dampak tren investasi saat ini terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia?

keyboard_arrow_down

Tren investasi saat ini, yang cenderung mengarah ke sektor padat modal yang mengandalkan teknologi dan mesin, diperkirakan akan berdampak pada penyusutan serapan tenaga kerja. Ketua Umum APINDO, Shinta Kamdani, mencontohkan bahwa investasi sebesar Rp 1 triliun yang sepuluh tahun lalu dapat menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja, kini hanya mampu menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran dalam struktur investasi yang mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia.

Apa yang dimaksud dengan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) dan apa implikasinya terhadap investasi di Indonesia?

keyboard_arrow_down

Incremental Capital Output Ratio (ICOR) adalah rasio yang mengukur seberapa besar tambahan modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan satu unit output (pertumbuhan ekonomi). Semakin tinggi nilai ICOR, semakin tidak efisien investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pada Kuartal II 2025, ICOR Indonesia tercatat sebesar 6,33. Angka ini dinilai tinggi oleh Ketua Umum APINDO, Shinta Kamdani. Implikasinya adalah bahwa untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu, Indonesia membutuhkan jumlah investasi yang semakin besar, yang menunjukkan adanya inefisiensi dalam penggunaan modal.

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang