
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan proyeksi defisit APBN 2025 membengkak menjadi 2,78% dari PDB atau sekitar Rp 662 triliun. Kenaikan ini disebabkan penerimaan negara lebih kecil dari belanja. Pemerintah mempercepat belanja untuk program prioritas Presiden Prabowo, demi mendukung rebound ekonomi di semester II 2025. Defisit APBN Mei 2025 tercatat Rp 21 triliun, berbanding terbalik dengan surplus bulan sebelumnya.
๐ Proyeksi Defisit APBN
- Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 diproyeksikan membengkak menjadi 2,78% dari PDB, setara sekitar Rp 662 triliun.
- Proyeksi ini lebih tinggi dari target awal sebesar 2,53% PDB atau Rp 616 triliun.
- Kenaikan defisit disebabkan oleh perkembangan penerimaan negara yang lebih kecil dibandingkan realisasi belanja negara.
๐ฐ Kebijakan Belanja Pemerintah
- Pembengkakan defisit juga dipicu oleh percepatan pelaksanaan belanja pemerintah, khususnya untuk program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
- Pemerintah berencana mempercepat belanja ini untuk mendukung rebound ekonomi pada semester II 2025.
- Negosiasi tarif dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump diharapkan dapat mendukung aktivitas manufaktur dan pertumbuhan ekonomi di paruh kedua tahun ini.
๐ Laporan APBN Terkini
- Laporan APBN per Mei 2025 menunjukkan defisit sebesar Rp 21 triliun atau setara 0,09% PDB.
- Kondisi ini berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya yang masih mencatat surplus Rp 4,3 triliun.
- Hingga Mei 2025, pendapatan negara tercatat Rp 995,3 triliun (33,1% dari target), sementara belanja negara mencapai Rp 1.016,3 triliun (28,1% dari target).
Apa proyeksi terbaru mengenai defisit APBN 2025?
Proyeksi terbaru mengenai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 adalah 2,78% dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau sekitar Rp 662 triliun.
Siapa yang menyampaikan proyeksi defisit APBN 2025 ini?
Proyeksi defisit APBN 2025 ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada Presiden Prabowo Subianto.
Berapa target defisit APBN 2025 sebelumnya?
Target awal defisit APBN 2025 adalah 2,53% dari PDB, atau sekitar Rp 616 triliun. Proyeksi terbaru ini menunjukkan kenaikan dari target awal tersebut.
Apa penyebab utama kenaikan proyeksi defisit APBN 2025?
Kenaikan proyeksi defisit APBN 2025 disebabkan oleh dua faktor utama:
- Perkembangan penerimaan negara yang lebih kecil dibandingkan dengan realisasi belanja negara.
- Percepatan pelaksanaan belanja pemerintah, terutama untuk program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Program prioritas apa yang menyebabkan pembengkakan defisit?
Pembengkakan defisit ini disebabkan oleh percepatan pelaksanaan belanja pemerintah, khususnya untuk program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Percepatan belanja ini bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Bagaimana pemerintah berencana menggunakan percepatan belanja ini?
Pemerintah berencana mempercepat belanja ini untuk mendukung rebound ekonomi di semester II 2025. Tujuannya adalah untuk mendorong aktivitas ekonomi dan pertumbuhan di paruh kedua tahun tersebut.
Faktor eksternal apa yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi?
Selain percepatan belanja, hasil negosiasi tarif dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump diharapkan dapat mendukung aktivitas manufaktur dan pertumbuhan ekonomi di paruh kedua tahun ini.
Bagaimana kondisi defisit APBN per Mei 2025?
Laporan APBN per Mei 2025 menunjukkan defisit sebesar Rp 21 triliun atau setara 0,09% PDB. Kondisi ini berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya yang masih mencatat surplus sebesar Rp 4,3 triliun.
Berapa realisasi pendapatan dan belanja negara hingga Mei 2025?
Hingga Mei 2025, realisasi pendapatan negara tercatat Rp 995,3 triliun (33,1% dari target), sementara belanja negara mencapai Rp 1.016,3 triliun (28,1% dari target).
Masih Seputar ekonomi
Gubernur Sumut Hadiahi Bebas Cicilan Kredit Setahun untuk UMKM di Festival Tapanuli Utara
sekitar 7 jam yang lalu

Prabowo Prihatin Sampah Bantar Gebang Setinggi 20 Lantai, Pemerintah Percepat PSEL
sekitar 7 jam yang lalu

Kimia Farma Perluas Akses Kesehatan, Suplai Obat ke 93 Kopdes Merah Putih
sekitar 8 jam yang lalu

Pemerintah Targetkan Hapus Kemiskinan Ekstrem, 23,85 Juta Jiwa Terdampak
sekitar 8 jam yang lalu

Djarum Tunda Rokok Elektrik, Incar Produk Superior di Tengah Tantangan Pasar dan Rokok Ilegal
sekitar 9 jam yang lalu

AirAsia Luncurkan Rute Langsung KL-Kuching ke Pontianak, Bidik Wisatawan RI
sekitar 9 jam yang lalu

Hutama Karya Tetapkan Tarif Tol Padang-Sicincin, Berlaku Segera
sekitar 10 jam yang lalu

BPS: Penduduk Miskin Indonesia Turun 200 Ribu Jiwa, Jawa Tetap Terbanyak
sekitar 10 jam yang lalu

Ritel Rugi Akibat Beras Oplosan, Aprindo Desak Pemerintah Bertindak Tegas
sekitar 11 jam yang lalu

Pemerintah Tiadakan Seleksi CPNS 2025, Fokus Rekrutmen PPPK di Tiga Instansi
sekitar 11 jam yang lalu

Bansos PKH Tahap 3 Cair: Cek Status Penerima Online Lewat HP
sekitar 12 jam yang lalu

Berita Terbaru

Media Vietnam Waspadai Taktik "Aneh" Vanenburg di Final Piala AFF U-23

Pengamat Vietnam Soroti Ketajaman U-23 Jelang Final Lawan Indonesia

Prabowo Kumpulkan 82 Profesional Muda Lulusan Fellowship, Bahas Ekonomi dan Teknologi

Kejagung Cekal Dua Bos Sugar Group Terkait TPPU Eks Pejabat MA

Kemenparekraf: Musik Daerah Ambon Pacu Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Trending

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Memanas: 14 Tewas, 100 Ribu Mengungsi

Bentrokan Perbatasan Thailand-Kamboja Tewaskan 12 Orang, PBB Gelar Rapat Darurat

Kamboja-Thailand Saling Serang di Perbatasan, Jet Tempur Dikerahkan di Tengah Ketegangan Diplomatik

Semifinal Piala AFF U-23: Indonesia U-23 Hadapi Thailand di GBK, Antara Kritik dan Keunggulan

Negosiasi Transfer Data RI-AS Berlanjut, Kekhawatiran Privasi dan Bisnis Lokal Mencuat
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.