Rapat Perdana Danantara dan DPR Digelar Tertutup, Ungkap 22 Program Strategis BUMN

Pembentukan BPI Danantara dibidani langsung oleh Presiden Prabowo Subianto sesuai UU Nomor 1 Tahun 2025. Pihak-pihak yang terlibat dalam operasional dan pengawasan awal meliputi:

• Rosan Roeslani sebagai CEO Danantara.
• Pandu Sjahrir sebagai CIO Danantara.
• Menteri BUMN Erick Thohir.
• Wakil Menteri BUMN Aminudin Ma'ruf.
• Komisi XI DPR RI dan Komisi VI DPR RI dalam kapasitas pengawasan dan penerima masukan.

Danantara juga memiliki struktur kelembagaan yang mencakup CEO, COO, CIO, serta Dewan Pengawas dengan tiga komite.

BPI Danantara telah menggelar rapat dengan Komisi VI DPR RI sebelum rapat perdana dengan Komisi XI. Rapat perdana secara tertutup dengan Komisi XI DPR RI dilaksanakan pada 23 Juli 2025.

Rapat perdana BPI Danantara dengan Komisi XI DPR RI dilakukan secara tertutup dengan beberapa alasan utama:

• Untuk menjaga kerahasiaan strategi bisnis BUMN yang berpotensi mempengaruhi pasar saham dan investasi domestik, termasuk IHSG.
• Untuk melindungi Danantara dari spekulasi pasar terkait Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) investasi.
• Adanya perjanjian kerahasiaan (NDA) dengan perusahaan non-BUMN yang terlibat dalam rencana kerja Danantara.

BPI Danantara akan menjalankan 22 program strategis yang akan dikebut dalam lima bulan ke depan. Program-program ini terbagi dalam tiga klaster utama:

• Restrukturisasi: Meliputi maskapai, baja, kereta cepat, dan asuransi.
• Konsolidasi: Meliputi bisnis BUMN di sektor karya, pupuk, rumah sakit, hotel, gula, hilirisasi minyak, manajemen aset, dan kawasan industri.
• Pengembangan: Meliputi bisnis di sektor koperasi, pangan, baterai, transformasi semen, perbankan syariah, telekomunikasi, dan galangan kapal.

Selain itu, Danantara Asset Management (DAM) juga akan memprioritaskan penyelesaian tata kelola pendukung bisnis, termasuk aspek human capital, keuangan, manajemen risiko, dan legal.

BPI Danantara diharapkan dapat berkontribusi pada ekonomi Indonesia dengan cara:

• Mengamankan masa depan ekonomi melalui pengelolaan dan investasi yang strategis.
• Mengkonsolidasikan aset-aset BUMN untuk meningkatkan nilai dan optimalisasi portofolio.
• Melalui program-program restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan, Danantara bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja BUMN dan menciptakan nilai tambah bagi negara.

Menteri BUMN Erick Thohir mengibaratkan Danantara sebagai "bayi ajaib" yang berpotensi berlari cepat dalam enam bulan, menunjukkan harapan besar terhadap dampak positifnya.

Struktur kelembagaan BPI Danantara dirancang untuk akuntabilitas dan efisiensi. Ini mencakup:

• CEO (Chief Executive Officer): Saat ini dijabat oleh Rosan Roeslani.
• COO (Chief Operating Officer).
• CIO (Chief Investment Officer): Saat ini dijabat oleh Pandu Sjahrir.
• Dewan Pengawas: Dilengkapi dengan tiga komite untuk memastikan akuntabilitas dalam setiap tugas dan wewenang.

Tugas Danantara secara umum meliputi pengelolaan BUMN, dividen dari holding operasional, dan investasi.

Menteri BUMN Erick Thohir mengibaratkan BPI Danantara sebagai "bayi ajaib" yang berpotensi berlari cepat dalam enam bulan. Perbandingan ini dibuat dengan Indonesia Investment Authority (INA) yang membutuhkan waktu lebih lama, yaitu 18 bulan, untuk transisi dan operasional penuh. Perbedaan utama yang ditekankan adalah kecepatan transisi dan potensi dampak awal, di mana Danantara diharapkan dapat menunjukkan hasil lebih cepat.

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa isu negatif awal terkait pembentukan BPI Danantara telah dijawab dengan:

• Keterbukaan dalam proses dan tujuan.
• Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) yang kuat dan transparan.

Meskipun demikian, Erick Thohir juga meminta kesabaran dari publik karena hasil nyata membutuhkan waktu untuk terwujud. Ini menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas meskipun prosesnya kompleks.