
Harga minyak mentah dunia berfluktuasi akibat faktor ekonomi dan geopolitik. Sempat turun karena kekhawatiran perang dagang AS-Uni Eropa dan gencatan senjata Iran-Israel. Kemudian naik setelah adanya kesepakatan dagang AS-Jepang dan penurunan stok minyak mentah AS. Optimisme berlanjut karena kemajuan negosiasi tarif AS dengan Uni Eropa dan Jepang, namun dibatasi oleh ketidakpastian perundingan dagang AS-Tiongkok dan negosiasi perdamaian Ukraina-Rusia.
📈 Fluktuasi Harga Minyak Global
- Harga minyak mentah WTI dan Brent pada 22 Juli 2025 turun masing-masing 0,31% dan 0,35%, dipicu kekhawatiran perang dagang AS-Uni Eropa dan peningkatan pasokan global.
- Pada 23 Juli 2025, harga minyak kembali menguat setelah tiga sesi penurunan, dengan Brent naik 0,48% dan WTI AS naik 0,51%, didorong kesepakatan dagang AS-Jepang.
- Harga minyak terus menguat pada 24 Juli 2025 di perdagangan Asia, dengan Brent dan WTI AS naik 0,4%, didukung optimisme negosiasi tarif dan penurunan stok minyak AS.
- Pelemahan nilai tukar dolar AS memberikan sedikit dukungan terhadap harga minyak di tengah fluktuasi.
⚔️ Ketegangan Geopolitik & Perdagangan
- Kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa berpotensi menekan konsumsi minyak, dengan AS mengancam tarif 30% jika kesepakatan tidak tercapai.
- Gencatan senjata antara Iran dan Israel mengurangi kekhawatiran pasokan minyak dari Timur Tengah, berkontribusi pada penurunan harga.
- Kesepakatan dagang antara AS dan Jepang, termasuk tarif 15% untuk impor Jepang dan investasi Tokyo US$550 miliar di AS, mendukung kenaikan harga minyak.
- Ketidakpastian dalam perundingan dagang AS-Tiongkok dan negosiasi perdamaian Ukraina-Rusia membatasi kenaikan harga minyak lebih lanjut.
- Menteri Energi AS mempertimbangkan sanksi terhadap minyak Rusia terkait konflik Ukraina, sementara Uni Eropa telah menyetujui paket sanksi ke-18.
⛽ Dinamika Pasokan & Permintaan
- Peningkatan pasokan minyak global terjadi setelah OPEC menghentikan pemangkasan produksi, dengan ekspor Arab Saudi mencapai level tertinggi dalam tiga bulan pada Mei 2025.
- Penurunan stok minyak mentah AS mengindikasikan peningkatan permintaan, dengan data API menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah dan bensin.
- Pada 24 Juli 2025, persediaan minyak mentah AS turun lebih tajam dari perkiraan, yakni 3,2 juta barel menjadi 419 juta barel, memberikan dorongan positif pada harga.
Apa itu minyak mentah WTI dan Brent?
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) adalah patokan harga minyak mentah utama di Amerika Serikat, yang diperdagangkan di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Minyak ini dikenal memiliki kualitas tinggi dan sering menjadi acuan untuk harga minyak di Amerika Utara.
Sementara itu, Brent adalah patokan harga minyak mentah internasional yang berasal dari ladang minyak di Laut Utara. Brent diperdagangkan di Intercontinental Exchange (ICE) di London dan sering menjadi acuan untuk harga minyak di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah. Kedua jenis minyak ini penting karena fluktuasi harganya mencerminkan kondisi pasokan dan permintaan global.
Faktor apa saja yang memengaruhi fluktuasi harga minyak mentah dunia?
Fluktuasi harga minyak mentah dunia dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks, baik ekonomi maupun geopolitik. Faktor-faktor utama meliputi:
- Perang Dagang: Ketegangan atau kesepakatan dagang antar negara besar (misalnya AS dengan Uni Eropa, Jepang, atau Tiongkok) dapat memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi global dan, pada gilirannya, permintaan minyak.
- Konflik Geopolitik: Ketidakpastian di wilayah penghasil minyak utama (seperti Timur Tengah) atau konflik besar (seperti Ukraina-Rusia) dapat memicu kekhawatiran pasokan, yang cenderung menaikkan harga. Sebaliknya, gencatan senjata dapat meredakan kekhawatiran tersebut dan menekan harga.
- Kebijakan Pasokan OPEC: Keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengenai pemangkasan atau peningkatan produksi memiliki dampak langsung pada pasokan global. Peningkatan pasokan cenderung menekan harga, sementara pemangkasan produksi dapat menaikkan harga.
- Tingkat Ekspor Negara Produsen: Volume ekspor dari negara-negara produsen besar seperti Arab Saudi juga memengaruhi ketersediaan pasokan di pasar global.
- Nilai Tukar Dolar AS: Karena minyak diperdagangkan dalam dolar AS, pelemahan nilai tukar dolar dapat membuat minyak lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga sedikit mendukung harga minyak.
- Stok Minyak Mentah: Data persediaan minyak mentah di negara-negara konsumen besar, terutama Amerika Serikat, menjadi indikator penting permintaan. Penurunan stok mengindikasikan peningkatan permintaan, yang cenderung menaikkan harga.
Bagaimana pergerakan harga minyak mentah pada 22 Juli 2025?
Pada 22 Juli 2025, harga minyak mentah dunia menunjukkan penurunan. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 0,31 persen menjadi US$66,99 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah Brent juga turun 0,35 persen menjadi US$68,97 per barel.
Apa penyebab penurunan harga minyak mentah pada 22 Juli 2025?
Penurunan harga minyak mentah pada 22 Juli 2025 disebabkan oleh beberapa faktor utama:
- Kekhawatiran Perang Dagang AS-Uni Eropa: Adanya ancaman tarif dagang 30 persen dari AS ke Uni Eropa jika kesepakatan tidak tercapai, menimbulkan kekhawatiran akan potensi perang dagang yang dapat menekan konsumsi minyak global.
- Gencatan Senjata Iran-Israel: Gencatan senjata antara Iran dan Israel mengurangi kekhawatiran pasokan minyak dari Timur Tengah, yang sebelumnya mungkin memicu premi risiko.
- Peningkatan Pasokan Global: OPEC menghentikan pemangkasan produksi, dan ekspor minyak Arab Saudi mencapai level tertinggi dalam tiga bulan pada Mei 2025, yang secara signifikan meningkatkan pasokan minyak di pasar global.
Meskipun demikian, pelemahan nilai tukar dolar AS sedikit memberikan dukungan terhadap harga minyak, namun tidak cukup untuk mengimbangi tekanan penurunan dari faktor-faktor di atas.
Bagaimana pergerakan harga minyak mentah pada 23 Juli 2025?
Pada 23 Juli 2025, harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan, mengakhiri penurunan yang terjadi selama tiga sesi sebelumnya. Harga minyak mentah Brent menguat 0,48 persen menjadi US$68,92 per barel. Sementara itu, harga WTI AS naik 0,51 persen menjadi US$65,64 per barel.
Faktor apa yang mendorong kenaikan harga minyak mentah pada 23 Juli 2025?
Kenaikan harga minyak mentah pada 23 Juli 2025 didorong oleh dua faktor utama:
- Kesepakatan Dagang AS-Jepang: Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Jepang yang mencakup tarif 15 persen untuk impor dari Jepang dan komitmen investasi Tokyo sebesar US$550 miliar di AS. Kesepakatan ini meredakan sebagian kekhawatiran perang dagang dan meningkatkan optimisme pasar.
- Penurunan Stok Minyak Mentah AS: Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah dan bensin di AS. Analis memperkirakan stok minyak mentah AS turun sekitar 1,6 juta barel, mengindikasikan peningkatan permintaan di pasar konsumen terbesar dunia.
Bagaimana pergerakan harga minyak mentah pada 24 Juli 2025?
Pada 24 Juli 2025, harga minyak mentah kembali menguat di perdagangan Asia. Harga minyak mentah Brent naik 0,4 persen menjadi US$68,75 per barel. Sementara itu, harga WTI AS juga naik 0,4 persen menjadi US$65,50 per barel.
Apa saja faktor yang mendukung kenaikan harga minyak mentah pada 24 Juli 2025?
Kenaikan harga minyak mentah pada 24 Juli 2025 didukung oleh beberapa faktor positif:
- Kemajuan Negosiasi Tarif AS: Adanya optimisme mengenai kemajuan negosiasi tarif antara AS dengan Uni Eropa dan Jepang memberikan sentimen positif bagi pasar, mengurangi kekhawatiran perang dagang yang dapat menekan permintaan minyak.
- Penurunan Stok Minyak Mentah AS yang Lebih Tajam: Persediaan minyak mentah AS dilaporkan turun 3,2 juta barel menjadi 419 juta barel, penurunan ini lebih tajam dari perkiraan sebelumnya. Penurunan stok yang signifikan menunjukkan peningkatan permintaan yang kuat.
Meskipun demikian, kenaikan harga dibatasi oleh ketidakpastian perundingan dagang AS-Tiongkok dan negosiasi perdamaian Ukraina-Rusia, yang masih menjadi faktor risiko geopolitik.
Bagaimana dampak konflik geopolitik terhadap harga minyak?
Konflik geopolitik memiliki dampak signifikan terhadap harga minyak, terutama karena kekhawatiran akan gangguan pasokan dari wilayah produsen utama. Berikut adalah beberapa contoh dampaknya:
- Gencatan Senjata: Gencatan senjata, seperti antara Iran dan Israel, cenderung menekan harga minyak karena mengurangi premi risiko yang terkait dengan potensi gangguan pasokan di Timur Tengah. Hal ini memberikan sinyal stabilitas dan ketersediaan pasokan yang lebih terjamin.
- Konflik Berkelanjutan dan Sanksi: Konflik seperti di Ukraina-Rusia dapat memicu kekhawatiran pasokan, terutama jika negara-negara besar mempertimbangkan sanksi terhadap ekspor minyak. Menteri Energi AS mempertimbangkan sanksi terhadap minyak Rusia, dan Uni Eropa telah menyetujui paket sanksi ke-18 terhadap Rusia. Meskipun efektivitas sanksi Uni Eropa dinilai terbatas tanpa partisipasi AS, ancaman sanksi ini dapat membatasi kenaikan harga atau bahkan mendorongnya naik karena kekhawatiran akan berkurangnya pasokan global.
Secara umum, ketidakpastian geopolitik cenderung menciptakan volatilitas di pasar minyak, dengan konflik yang berpotensi membatasi pasokan dan mendorong harga naik, sementara resolusi konflik dapat menekan harga.
Bagaimana peran stok minyak mentah AS dalam memengaruhi harga?
Stok minyak mentah di Amerika Serikat memainkan peran krusial dalam memengaruhi harga minyak global karena AS adalah salah satu konsumen dan produsen minyak terbesar di dunia. Peran stok minyak mentah AS adalah sebagai berikut:
- Indikator Permintaan: Penurunan stok minyak mentah AS sering diinterpretasikan sebagai tanda peningkatan permintaan domestik. Ketika permintaan melebihi pasokan, harga cenderung naik. Sebaliknya, peningkatan stok menunjukkan permintaan yang melemah atau pasokan yang berlebih, yang dapat menekan harga.
- Sentimen Pasar: Data stok minyak mentah AS, seperti yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API), sangat dinanti oleh para analis dan pedagang. Penurunan stok yang lebih besar dari perkiraan (misalnya, turun 3,2 juta barel seperti pada 24 Juli 2025) dapat memicu optimisme pasar dan mendorong harga minyak naik secara signifikan.
- Keseimbangan Pasokan-Permintaan: Perubahan dalam tingkat persediaan mencerminkan keseimbangan antara pasokan dan permintaan di pasar. Stok yang rendah menunjukkan pasar yang ketat, sementara stok yang tinggi menunjukkan pasar yang longgar. Oleh karena itu, data stok menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangkan dalam analisis harga minyak jangka pendek.
Masih Seputar ekonomi
Gubernur Sumut Hadiahi Bebas Cicilan Kredit Setahun untuk UMKM di Festival Tapanuli Utara
sekitar 1 jam yang lalu

Prabowo Prihatin Sampah Bantar Gebang Setinggi 20 Lantai, Pemerintah Percepat PSEL
sekitar 1 jam yang lalu

Kimia Farma Perluas Akses Kesehatan, Suplai Obat ke 93 Kopdes Merah Putih
sekitar 2 jam yang lalu

Pemerintah Targetkan Hapus Kemiskinan Ekstrem, 23,85 Juta Jiwa Terdampak
sekitar 2 jam yang lalu

Djarum Tunda Rokok Elektrik, Incar Produk Superior di Tengah Tantangan Pasar dan Rokok Ilegal
sekitar 3 jam yang lalu

AirAsia Luncurkan Rute Langsung KL-Kuching ke Pontianak, Bidik Wisatawan RI
sekitar 3 jam yang lalu

Hutama Karya Tetapkan Tarif Tol Padang-Sicincin, Berlaku Segera
sekitar 4 jam yang lalu

BPS: Penduduk Miskin Indonesia Turun 200 Ribu Jiwa, Jawa Tetap Terbanyak
sekitar 4 jam yang lalu

Ritel Rugi Akibat Beras Oplosan, Aprindo Desak Pemerintah Bertindak Tegas
sekitar 5 jam yang lalu

Pemerintah Tiadakan Seleksi CPNS 2025, Fokus Rekrutmen PPPK di Tiga Instansi
sekitar 5 jam yang lalu

Bansos PKH Tahap 3 Cair: Cek Status Penerima Online Lewat HP
sekitar 6 jam yang lalu

Berita Terbaru

Media Vietnam Waspadai Taktik "Aneh" Vanenburg di Final Piala AFF U-23

Pengamat Vietnam Soroti Ketajaman U-23 Jelang Final Lawan Indonesia

Prabowo Kumpulkan 82 Profesional Muda Lulusan Fellowship, Bahas Ekonomi dan Teknologi

Kejagung Cekal Dua Bos Sugar Group Terkait TPPU Eks Pejabat MA

Kemenparekraf: Musik Daerah Ambon Pacu Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Trending

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Memanas: 14 Tewas, 100 Ribu Mengungsi

Bentrokan Perbatasan Thailand-Kamboja Tewaskan 12 Orang, PBB Gelar Rapat Darurat

Kamboja-Thailand Saling Serang di Perbatasan, Jet Tempur Dikerahkan di Tengah Ketegangan Diplomatik

Semifinal Piala AFF U-23: Indonesia U-23 Hadapi Thailand di GBK, Antara Kritik dan Keunggulan

Negosiasi Transfer Data RI-AS Berlanjut, Kekhawatiran Privasi dan Bisnis Lokal Mencuat
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.