Hujan Deras Picu Longsor di Korea Selatan, Empat Tewas dan Ribuan Mengungsi
Pertanyaan
Cara jawab
Singkat & Padat

Hujan deras di Korea Selatan sejak Kamis menyebabkan empat korban jiwa dan ribuan warga mengungsi. Tanah longsor di Sancheong menewaskan satu orang dan tiga hilang. Curah hujan ekstrem di Seosan mencapai rekor. Pemerintah menaikkan status peringatan bencana tertinggi dan mengimbau evakuasi. Pertemuan udara kering dan lembap menjadi penyebab, dengan risiko longsor dan banjir bandang masih tinggi.
๐จ Fakta Utama
- Hujan deras yang melanda Korea Selatan sejak Kamis (17/7/2025) telah menyebabkan empat orang tewas.
- Lebih dari 1.300 warga dievakuasi menurut Kompas.com, sementara Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel melaporkan lebih dari 7.000 orang terpaksa mengungsi.
- Tanah longsor yang dipicu hujan deras di wilayah selatan Sancheong menyebabkan satu orang tewas dan tiga lainnya hilang, termasuk seorang pemuda dan pasangan suami istri berusia 70-an.
- Dua korban tewas lainnya adalah pria berusia 80-an, dengan satu meninggal akibat tertimbun reruntuhan tembok dan satu lagi karena serangan jantung.
- Unggahan di media sosial menunjukkan rumah dan kendaraan terendam banjir, serta beberapa orang mengalami luka-luka.
๐ Dampak dan Lokasi
- Di Seosan, curah hujan tercatat lebih dari 400 milimeter dalam setengah hari, yang disebut sebagai peristiwa sekali dalam seabad.
- Wilayah selatan Sancheong mengalami tanah longsor parah yang menimbun rumah warga akibat hujan deras.
- Fenomena hujan ekstrem ini terjadi akibat pertemuan udara kering dari barat laut dengan udara panas dan lembap dari selatan.
- Masyarakat diimbau untuk menjauh dari daerah rawan karena risiko tanah longsor dan banjir bandang masih mengancam.
๐๏ธ Tindakan Pemerintah & Peringatan
- Pemerintah Korea Selatan telah menaikkan status peringatan bencana ke level tertinggi sebagai respons terhadap situasi.
- Otoritas distrik Sancheong mengimbau warganya untuk segera mengungsi ke area aman demi keselamatan.
- Masyarakat diimbau untuk menjauh dari daerah rawan karena ancaman tanah longsor dan banjir bandang yang masih ada.
- Prakiraan cuaca menunjukkan suhu tinggi akan kembali melanda pekan depan, dengan potensi gelombang panas.
Apa yang terjadi di Korea Selatan?
Korea Selatan sedang dilanda bencana alam berupa hujan deras ekstrem yang menyebabkan banjir dan tanah longsor. Peristiwa ini telah mengakibatkan korban jiwa, orang hilang, serta ribuan warga terpaksa mengungsi dan dievakuasi. Infrastruktur seperti rumah dan kendaraan juga banyak yang terendam banjir.
Kapan bencana hujan deras ini dimulai?
Bencana hujan deras ini dimulai sejak Kamis, 17 Juli 2025. Sementara itu, peristiwa tanah longsor yang dipicu hujan deras terjadi pada Sabtu, 19 Juli 2025, di wilayah selatan Sancheong.
Apa penyebab utama hujan deras ekstrem di Korea Selatan?
Penyebab utama fenomena hujan deras ekstrem ini adalah pertemuan udara kering dari arah barat laut dengan udara panas dan lembap dari arah selatan. Kondisi ini menciptakan curah hujan yang sangat tinggi, seperti yang terjadi di Seosan dengan curah hujan lebih dari 400 milimeter dalam setengah hari, yang disebut sebagai peristiwa sekali dalam seabad.
Berapa jumlah korban jiwa dan pengungsi akibat bencana ini?
Hingga saat ini, bencana tersebut telah menyebabkan:
- Empat orang tewas. Dua di antaranya adalah pria berusia 80-an, satu meninggal akibat tertimpa reruntuhan tembok dan satu lagi karena serangan jantung.
- Tiga orang hilang akibat tanah longsor di Sancheong, terdiri dari seorang pemuda berusia 20-an dan pasangan suami istri berusia 70-an.
- Lebih dari 1.300 warga dievakuasi.
- Lebih dari 7.000 orang terpaksa mengungsi.
Daerah mana saja di Korea Selatan yang paling terdampak?
Daerah-daerah di Korea Selatan yang paling terdampak parah meliputi:
- Wilayah selatan Sancheong, di mana terjadi tanah longsor yang menimbun rumah dan menyebabkan korban jiwa serta orang hilang.
- Seosan, yang mencatat curah hujan sangat tinggi, lebih dari 400 milimeter dalam setengah hari.
Selain itu, unggahan di media sosial juga menunjukkan rumah dan kendaraan terendam banjir di berbagai lokasi, serta beberapa orang mengalami luka-luka.
Bagaimana respons pemerintah Korea Selatan terhadap bencana ini?
Pemerintah Korea Selatan telah mengambil langkah serius dalam menanggapi bencana ini, yaitu dengan menaikkan status peringatan bencana ke level tertinggi. Selain itu, otoritas distrik Sancheong secara khusus telah mengimbau warganya untuk segera mengungsi ke area aman guna menghindari risiko lebih lanjut.
Apa imbauan penting bagi masyarakat di daerah terdampak?
Masyarakat di daerah terdampak diimbau untuk:
- Menjauh dari daerah rawan, terutama karena risiko tanah longsor dan banjir bandang masih sangat mengancam.
- Segera mengungsi ke area aman yang telah ditentukan oleh otoritas setempat.
Peringatan ini penting untuk meminimalkan potensi korban jiwa dan kerugian lebih lanjut.
Bagaimana prakiraan cuaca untuk Korea Selatan dalam waktu dekat?
Prakiraan cuaca untuk Korea Selatan menunjukkan bahwa setelah periode hujan deras ini, suhu tinggi akan kembali melanda pada pekan depan. Kondisi ini berpotensi menyebabkan terjadinya gelombang panas, sehingga masyarakat perlu tetap waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem lainnya.
Masih Seputar internasional
Hamas Tuduh Israel Hambat Gencatan Senjata, 10 Warga Gaza Tewas Saat Cari Bantuan
sekitar 8 jam yang lalu

PFAS Cemari Air Minum dan Makanan Global, Picu Risiko Kesehatan Serius
sekitar 11 jam yang lalu
/data/photo/2024/05/12/66400d9dced39.jpeg&output=webp&q=30&default=https://asset.kompas.com/crops/uVXU8JoknnlSSe9ee10JpfFZx90=/95x46:895x579/780x390/filters:watermark(data/photo/2020/03/10/5e6775dc18fcf.png,0,-0,1)/data/photo/2024/05/12/66400d9dced39.jpeg)
Harga Beras Jepang Melonjak 99%, PM Ishiba Tertekan Jelang Pemilu
sekitar 11 jam yang lalu
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5227858/original/064445400_1747824048-beras_jepang.jpg&output=webp&q=30&default=https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/6DiHcHtoEnKWqLScyqziZwkvhQ0=/1200x675/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5227858/original/064445400_1747824048-beras_jepang.jpg)
Perang Sudan Dua Tahun: Krisis Kemanusiaan, Kelaparan, Pengungsian Parah
sekitar 15 jam yang lalu

Deputi Gubernur The Fed Waller Dukung Pemangkasan Suku Bunga Juli, Soroti Pelemahan Pasar Kerja
sekitar 15 jam yang lalu

Rusia Klaim Hancurkan Drone Ukraina di Moskow, Penerbangan Sempat Terganggu
sekitar 18 jam yang lalu

Serangan Udara Israel Tewaskan Puluhan di Gaza, Rudal Paku Diduga Digunakan
sekitar 18 jam yang lalu

Sweida Dilanda Kekerasan Sektarian: Warga Druze Temukan Mayat, Pemerintah Suriah Kembali
1 hari yang lalu

Kecelakaan Air India: Pilot Diduga Matikan Bahan Bakar, Boeing Disorot
1 hari yang lalu

Banjir Korea Selatan: 4 Tewas, 5.000 Mengungsi Akibat Hujan Deras
1 hari yang lalu

Berita Terbaru

Felix Baumgartner, Penerjun Rekor Dunia, Meninggal dalam Kecelakaan Paralayang di Italia

Promotor Riyadh Season Rencanakan Laga Tinju Jake Paul vs Anthony Joshua

Sekolah Rakyat 2025 Beroperasi Juli, Sediakan Pendidikan Gratis untuk Entaskan Kemiskinan

Kemensos Hapus 603 Ribu Data Penerima Bansos Terindikasi Judi Online, Transaksi Capai Triliunan Rupiah

Transjakarta Rute Ancol-Blok M Ditargetkan Beroperasi Agustus 2025
Trending

Kesepakatan Dagang RI-AS: Tarif 19% Berlaku, Indonesia Kejar Nol Persen Ekspor Unggulan

Pemerintah Perangi Beras Oplosan, Gelontorkan Jutaan Ton untuk Stabilisasi Harga

Kesepakatan Dagang RI-AS: Tarif Impor Turun, Komitmen Boeing dan Isu Transshipment

Tarif Impor AS 19% untuk RI: Optimisme Ekspor dan Komitmen Belanja Produk AS

Negara Ambil Alih Tanah Nganggur 2 Tahun, Ini Aturannya
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.