Pertanyaan
Cara jawab
Singkat & Padat

Jepang dilanda krisis beras dengan kenaikan harga mencapai 99,2% pada Juni. Faktor penyebabnya meliputi gagal panen, penimbunan, dan aksi beli panik akibat isu gempa. Pemerintah telah melepas cadangan beras. Krisis ini memperburuk tekanan politik pada PM Ishiba menjelang pemilu, dengan dukungan publik menurun akibat biaya hidup dan skandal.
🍚 Fakta Utama Krisis Beras
- Harga beras di Jepang melonjak signifikan, mencapai kenaikan 99,2% pada Juni dibandingkan tahun sebelumnya, setelah puncaknya 101% di bulan Mei.
- Kenaikan harga ini disebabkan oleh kurangnya hasil panen akibat musim panas ekstrem dua tahun lalu.
- Faktor lain pemicu krisis adalah penimbunan oleh pedagang dan aksi beli panik masyarakat.
- Aksi beli panik dipicu oleh peringatan pemerintah mengenai potensi "gempa besar".
- Sebagai respons, pemerintah Jepang telah melepaskan cadangan darurat beras sejak Februari.
🏛️ Tekanan Politik
- Krisis beras ini menambah tekanan politik pada Perdana Menteri Shigeru Ishiba menjelang pemilihan umum.
- Dukungan publik terhadap PM Ishiba merosot tajam akibat frustrasi atas biaya hidup dan skandal di partai berkuasa.
- Koalisi yang dipimpin Ishiba telah kehilangan mayoritas di majelis rendah pada Oktober lalu.
- Jajak pendapat menunjukkan kemungkinan koalisi Ishiba juga akan kehilangan mayoritas di majelis tinggi.
- Potensi kehilangan mayoritas di majelis tinggi dapat memaksa Perdana Menteri Ishiba untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Apa krisis utama yang sedang dihadapi Jepang?
Jepang sedang menghadapi krisis beras yang ditandai dengan lonjakan harga yang sangat signifikan.
Seberapa signifikan kenaikan harga beras di Jepang?
Kenaikan harga beras di Jepang sangat signifikan. Pada bulan Mei, harga beras mencapai puncaknya dengan lonjakan 101% dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian, pada bulan Juni, harga beras masih menunjukkan kenaikan sebesar 99,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kapan kenaikan harga beras di Jepang mencapai puncaknya?
Kenaikan harga beras di Jepang mencapai puncaknya pada bulan Mei, dengan lonjakan sebesar 101%.
Apa saja penyebab krisis beras di Jepang?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan krisis beras di Jepang, yaitu:
- Kurangnya hasil panen: Ini disebabkan oleh musim panas ekstrem yang terjadi dua tahun lalu.
- Penimbunan oleh pedagang: Adanya praktik penimbunan beras oleh para pedagang.
- Aksi beli panik: Masyarakat melakukan pembelian beras secara besar-besaran yang dipicu oleh peringatan pemerintah tentang potensi "gempa besar".
Langkah apa yang telah diambil pemerintah Jepang untuk mengatasi krisis beras?
Sebagai respons terhadap krisis beras, pemerintah Jepang telah mengambil langkah untuk melepaskan cadangan beras darurat yang mereka miliki.
Sejak kapan pemerintah Jepang mulai melepaskan cadangan beras darurat?
Pemerintah Jepang telah mulai melepaskan cadangan beras darurat sejak bulan Februari.
Bagaimana krisis beras ini memengaruhi posisi Perdana Menteri Shigeru Ishiba?
Krisis beras ini menambah tekanan politik yang signifikan kepada Perdana Menteri Shigeru Ishiba menjelang pemilihan umum. Dukungan publiknya merosot akibat frustrasi masyarakat atas biaya hidup yang tinggi dan skandal yang melibatkan partai berkuasa.
Apa dampak politik krisis beras terhadap koalisi yang berkuasa di Jepang?
Dampak politik krisis beras terhadap koalisi yang berkuasa di Jepang cukup serius. Koalisi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ishiba telah kehilangan mayoritas di majelis rendah pada bulan Oktober. Selain itu, jajak pendapat menunjukkan kemungkinan koalisi tersebut juga akan kehilangan mayoritas di majelis tinggi, yang pada akhirnya dapat memaksa Perdana Menteri Ishiba untuk mengundurkan diri.
Bagaimana dukungan publik terhadap Perdana Menteri Shigeru Ishiba saat ini?
Dukungan publik terhadap Perdana Menteri Shigeru Ishiba saat ini merosot. Penurunan dukungan ini disebabkan oleh dua faktor utama: frustrasi masyarakat atas biaya hidup yang terus meningkat dan adanya skandal di partai yang berkuasa.
Masih Seputar internasional
Hamas Tuduh Israel Hambat Gencatan Senjata, 10 Warga Gaza Tewas Saat Cari Bantuan
sekitar 10 jam yang lalu

Hujan Deras Picu Longsor di Korea Selatan, Empat Tewas dan Ribuan Mengungsi
sekitar 10 jam yang lalu

PFAS Cemari Air Minum dan Makanan Global, Picu Risiko Kesehatan Serius
sekitar 13 jam yang lalu
/data/photo/2024/05/12/66400d9dced39.jpeg&output=webp&q=30&default=https://asset.kompas.com/crops/uVXU8JoknnlSSe9ee10JpfFZx90=/95x46:895x579/780x390/filters:watermark(data/photo/2020/03/10/5e6775dc18fcf.png,0,-0,1)/data/photo/2024/05/12/66400d9dced39.jpeg)
Perang Sudan Dua Tahun: Krisis Kemanusiaan, Kelaparan, Pengungsian Parah
sekitar 17 jam yang lalu

Deputi Gubernur The Fed Waller Dukung Pemangkasan Suku Bunga Juli, Soroti Pelemahan Pasar Kerja
sekitar 17 jam yang lalu

Rusia Klaim Hancurkan Drone Ukraina di Moskow, Penerbangan Sempat Terganggu
sekitar 20 jam yang lalu

Serangan Udara Israel Tewaskan Puluhan di Gaza, Rudal Paku Diduga Digunakan
sekitar 20 jam yang lalu

Sweida Dilanda Kekerasan Sektarian: Warga Druze Temukan Mayat, Pemerintah Suriah Kembali
1 hari yang lalu

Kecelakaan Air India: Pilot Diduga Matikan Bahan Bakar, Boeing Disorot
1 hari yang lalu

Banjir Korea Selatan: 4 Tewas, 5.000 Mengungsi Akibat Hujan Deras
1 hari yang lalu

Berita Terbaru

Felix Baumgartner, Penerjun Rekor Dunia, Meninggal dalam Kecelakaan Paralayang di Italia

Promotor Riyadh Season Rencanakan Laga Tinju Jake Paul vs Anthony Joshua

Sekolah Rakyat 2025 Beroperasi Juli, Sediakan Pendidikan Gratis untuk Entaskan Kemiskinan

Kemensos Hapus 603 Ribu Data Penerima Bansos Terindikasi Judi Online, Transaksi Capai Triliunan Rupiah

Transjakarta Rute Ancol-Blok M Ditargetkan Beroperasi Agustus 2025
Trending

Kesepakatan Dagang RI-AS: Tarif 19% Berlaku, Indonesia Kejar Nol Persen Ekspor Unggulan

Pemerintah Perangi Beras Oplosan, Gelontorkan Jutaan Ton untuk Stabilisasi Harga

Kesepakatan Dagang RI-AS: Tarif Impor Turun, Komitmen Boeing dan Isu Transshipment

Tarif Impor AS 19% untuk RI: Optimisme Ekspor dan Komitmen Belanja Produk AS

Negara Ambil Alih Tanah Nganggur 2 Tahun, Ini Aturannya
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.