Lapangan Padel Jakarta Tetap Diburu Meski Dikenai Pajak Hiburan 10%

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

Cara jawab

Singkat & Padat

schedule

Tanggal Publikasi

19 Jul 2025

account_circle

Penulis

Eka Ambisius

newspaper

💰 Sikap Pengusaha Padel terhadap Pajak

Pengusaha lapangan padel di Jakarta menyikapi positif pemberlakuan Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) sebesar 10% untuk jasa hiburan.
Mereka menganggap pajak ini wajar karena padel memiliki unsur hiburan dan tidak terlalu memengaruhi bisnis yang sedang berkembang.
Padel Pro Indonesia, melalui pemiliknya Giorgio Soemarno, telah mengantisipasi pajak ini dengan memasukkannya ke dalam struktur harga sewa lapangan.
Padel Pro Indonesia, yang beroperasi sejak 2024 dengan enam lapangan, menerima rata-rata 100 pemesanan per hari.
Tarif sewa lapangan berkisar antara Rp350 ribu hingga Rp450 ribu, yang sudah termasuk pajak hiburan.

🤝 Harapan Penggunaan Dana Pajak

Pemilik Padel Pro Indonesia, Giorgio Soemarno, berharap dana pajak dapat digunakan untuk membangun fasilitas olahraga dan mendukung gaya hidup sehat di Jakarta.
Pemain padel bernama Arti menyetujui pengenaan pajak ini, mengingat padel telah menjadi bagian dari olahraga gaya hidup.
Arti juga berharap pemerintah transparan dalam penggunaan dana pajak untuk pembangunan fasilitas olahraga publik yang merata.

Apa itu Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) yang dikenakan pada jasa hiburan?

keyboard_arrow_down

Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) adalah jenis pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa tertentu. Dalam konteks ini, PBJT dikenakan pada layanan yang mengandung unsur hiburan, seperti penyewaan lapangan padel.

Berapa tarif PBJT yang dikenakan pada jasa hiburan seperti padel?

keyboard_arrow_down

Tarif PBJT yang dikenakan pada jasa hiburan, termasuk padel, adalah sebesar 10%.

Bagaimana tanggapan pengusaha lapangan padel di Jakarta terhadap pemberlakuan PBJT ini?

keyboard_arrow_down

Pengusaha lapangan padel di Jakarta menyikapi pemberlakuan PBJT ini secara positif. Mereka menilai pajak ini wajar karena padel mengandung unsur hiburan dan merasa pajak ini tidak terlalu berpengaruh pada bisnis mereka yang sedang berkembang.

Mengapa pengusaha lapangan padel menganggap pajak ini wajar?

keyboard_arrow_down

Pengusaha lapangan padel menganggap pajak ini wajar karena mereka mengakui bahwa olahraga padel memiliki unsur hiburan di dalamnya. Hal ini sejalan dengan definisi jasa hiburan yang dikenakan PBJT.

Bagaimana Padel Pro Indonesia mengelola pengenaan PBJT dalam operasionalnya?

keyboard_arrow_down

Padel Pro Indonesia, yang dimiliki oleh Giorgio Soemarno, telah mengantisipasi pengenaan pajak ini. Mereka telah memasukkan komponen pajak hiburan ke dalam struktur harga sewa lapangan mereka sejak awal, sehingga harga yang dibayarkan pelanggan sudah termasuk pajak tersebut.

Sejak kapan Padel Pro Indonesia beroperasi dan bagaimana detail operasionalnya?

keyboard_arrow_down

Padel Pro Indonesia mulai beroperasi sejak tahun 2024. Mereka memiliki enam lapangan padel dan menerima rata-rata 100 pemesanan per hari.

Berapa tarif sewa lapangan padel di Padel Pro Indonesia?

keyboard_arrow_down

Tarif sewa lapangan di Padel Pro Indonesia berkisar antara Rp350 ribu hingga Rp450 ribu. Tarif ini sudah termasuk pajak hiburan yang berlaku.

Apa harapan pengusaha dan pemain padel terkait penggunaan dana dari PBJT ini?

keyboard_arrow_down

Baik pengusaha maupun pemain padel memiliki harapan terkait penggunaan dana pajak ini:

Giorgio Soemarno (Pemilik Padel Pro Indonesia) berharap dana pajak dapat digunakan untuk membangun fasilitas olahraga dan mendukung gaya hidup sehat di Jakarta.
Arti (Pemain padel) setuju dengan pengenaan pajak ini karena padel telah menjadi bagian dari olahraga gaya hidup. Ia berharap pemerintah transparan dalam penggunaan dana pajak untuk pembangunan fasilitas olahraga publik yang merata.