Ekonomi AS Menguat: Klaim Pengangguran Turun, Penjualan Ritel Melonjak di Tengah Kekhawatiran Inflasi

Ada dua jenis klaim tunjangan pengangguran yang disebutkan:

• Klaim awal (initial claims): Mengacu pada jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya. Penurunan klaim awal menunjukkan lebih sedikit orang yang baru kehilangan pekerjaan.
• Klaim berulang (continuing claims): Mengacu pada jumlah orang yang terus menerima tunjangan pengangguran setelah klaim awal mereka disetujui. Angka ini mencerminkan berapa lama orang tetap menganggur dan kesulitan mereka dalam menemukan pekerjaan baru.

Meskipun klaim awal mingguan telah kembali ke level pra-pandemi, klaim berulang masih mendekati level tertinggi sejak tahun 2021. Hal ini mengindikasikan adanya kesulitan bagi para pengangguran untuk mendapatkan pekerjaan baru. Kondisi ini disebabkan oleh melambatnya proses perekrutan di pasar tenaga kerja, yang membuat mereka yang sudah menganggur lebih sulit untuk kembali bekerja.

Penjualan ritel AS menunjukkan pemulihan yang signifikan pada bulan Juni, dengan kenaikan sebesar 0,6%. Angka ini melampaui estimasi para ekonom dan berhasil meredakan kekhawatiran mengenai potensi penurunan belanja konsumen. Data dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa nilai pembelian ritel mengalami kenaikan setelah sempat turun dalam dua bulan sebelumnya, dengan penjualan tidak termasuk mobil juga meningkat sebesar 0,5%.

Kenaikan penjualan ritel pada bulan Juni sebagian besar didorong oleh penjualan kendaraan bermotor. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa data administratif menunjukkan penjualan mobil melemah pada bulan Juni, dan harga mobil baru serta bekas juga dilaporkan turun dalam data inflasi terbaru. Hal ini menunjukkan adanya dinamika kompleks di balik angka penjualan ritel secara keseluruhan.

Gubernur Federal Reserve Bank of New York, John Williams, menilai bahwa sikap restriktif bank sentral AS saat ini sepenuhnya tepat. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan akhir Juli. Williams juga memperkirakan bahwa dampak tarif akan terasa lebih besar terhadap inflasi dalam beberapa bulan mendatang.

Menurut proyeksi John Williams dari Federal Reserve, tarif diperkirakan akan menambah sekitar satu poin persentase pada inflasi. Dampak ini diprediksi akan terasa hingga paruh kedua tahun ini dan berlanjut hingga tahun 2026. Selain itu, pelemahan nilai dolar AS juga diperkirakan akan menambah tekanan inflasi di negara tersebut.

Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan mereka yang akan datang di akhir Juli. Sementara itu, para investor memprediksi bahwa penurunan suku bunga berikutnya oleh The Fed kemungkinan besar akan terjadi pada bulan September.