
Kemenkeu mencatat realisasi BSU mencapai Rp 6,88 triliun untuk 11,46 juta pekerja hingga 1 Juli 2025. Bantuan sebesar Rp 600.000 disalurkan kepada pekerja bergaji maksimal Rp 3,5 juta. Pencairan melalui bank Himbara, BSI (Aceh), dan PT Pos Indonesia. Presiden Prabowo terbitkan Inpres Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk atasi masalah penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran.
💰 Fakta Utama Bantuan Subsidi Upah (BSU)
- Realisasi BSU mencapai Rp 6,88 triliun yang telah disalurkan kepada 11,46 juta pekerja dari 23 Juni hingga 1 Juli 2025.
- Setiap penerima BSU periode Juni-Juli 2025 menerima Rp 600.000 sebagai rapelan dua bulan.
- Kriteria penerima BSU meliputi gaji maksimal Rp 3,5 juta per bulan, peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan hingga 30 April 2025, dan bukan penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
- Pencairan BSU masih berlangsung melalui bank BUMN (Himbara), Bank Syariah Indonesia (BSI) khusus Aceh, dan PT Pos Indonesia.
- BSU merupakan salah satu dari lima insentif ekonomi pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Kuartal II 2025 di kisaran 5 persen.
⚠️ Permasalahan Penyaluran Bansos
- Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengungkapkan bahwa banyak penyaluran bantuan sosial (bansos) dan subsidi di Indonesia tidak tepat sasaran dari total anggaran Rp 504,7 triliun.
- Ditemukan 45% bansos PKH dan sembako serta 43,2% bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) tidak tepat sasaran.
- Sebanyak 60,6% subsidi gas LPG 3 kg, 82% subsidi BBM, dan 58,6% subsidi listrik juga teridentifikasi tidak tepat sasaran.
- Masalah ketidaktepatan sasaran ini mencakup potensi inclusion error (penerima tidak berhak) atau exclusion error (yang berhak tidak menerima).
🏛️ Kebijakan Pemerintah dan Solusi
- Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Inpres Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk mengatasi masalah data.
- DTSEN akan menjadi satu-satunya sumber data yang diperbarui setiap tiga bulan untuk meminimalisir kesalahan penyaluran bansos.
- Menteri Sosial mengancam akan mencoret penerima bansos yang menggunakan dana untuk judi online atau yang sudah tidak memenuhi syarat.
- Pemerintah juga menyalurkan bantuan pangan berupa beras 20 kg di Jakarta sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi.
Apa itu Bantuan Subsidi Upah (BSU)?
BSU adalah salah satu insentif ekonomi yang disalurkan oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Ini bertujuan untuk membantu menjaga daya beli pekerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada periode Juni-Juli 2025, BSU telah disalurkan kepada 11,46 juta pekerja dengan total realisasi Rp 6,88 triliun.
Apa tujuan pemerintah menyalurkan BSU?
Tujuan utama penyaluran BSU adalah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Kuartal II 2025 agar tetap berada di kisaran 5 persen. BSU merupakan salah satu dari lima insentif ekonomi yang diberikan pemerintah untuk mencapai target tersebut, sekaligus membantu menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi.
Berapa jumlah BSU yang diterima oleh setiap pekerja?
Setiap penerima BSU periode Juni-Juli 2025 menerima dana sebesar Rp 600.000. Jumlah ini merupakan rapelan untuk dua bulan.
Siapa saja yang berhak menerima BSU?
Kriteria penerima BSU adalah sebagai berikut:
- Memiliki gaji maksimal Rp 3,5 juta per bulan.
- Merupakan peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan hingga tanggal 30 April 2025.
- Bukan penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
Bagaimana cara mengecek status dan menerima pencairan BSU?
Status penerimaan BSU dapat dicek melalui situs resmi Kemnaker atau aplikasi Pospay. Pencairan BSU masih berlangsung dan dapat dilakukan melalui:
- Bank BUMN (Himbara)
- Bank Syariah Indonesia (BSI) khusus untuk wilayah Aceh
- PT Pos Indonesia
Kapan BSU tahap 4 mulai disalurkan?
BSU tahap 4 telah mulai disalurkan sejak tanggal 14 Juli 2025.
Selain BSU, bantuan ekonomi apa lagi yang disalurkan pemerintah?
Selain BSU, pemerintah juga menyalurkan bantuan pangan. Contohnya adalah bantuan berupa beras 20 kg yang disalurkan di Jakarta. Bantuan ini juga bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Apa masalah utama dalam penyaluran bantuan sosial dan subsidi di Indonesia?
Masalah utama yang diungkapkan oleh Menteri Sosial adalah banyaknya penyaluran bantuan sosial (bansos) dan subsidi yang tidak tepat sasaran. Dari total anggaran Rp 504,7 triliun, ditemukan persentase ketidaktepatan sasaran yang signifikan pada berbagai program, antara lain:
- 45% untuk bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dan sembako.
- 43,2% untuk bantuan Program Indonesia Pintar (PIP).
- 60,6% untuk subsidi gas LPG 3 kg.
- 82% untuk subsidi BBM.
- 58,6% untuk subsidi listrik.
Hal ini menunjukkan adanya tantangan besar dalam memastikan bantuan sampai kepada pihak yang benar-benar membutuhkan.
Bagaimana pemerintah mengatasi masalah ketidaktepatan sasaran bantuan sosial?
Untuk mengatasi masalah ketidaktepatan sasaran, Presiden Prabowo Subianto telah menerbitkan Inpres Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). DTSEN akan menjadi satu-satunya sumber data yang digunakan untuk penyaluran bantuan, dan akan diperbarui setiap tiga bulan. Tujuannya adalah untuk meminimalisir kesalahan penyaluran (inclusion error atau exclusion error) dan memastikan data yang dinamis serta akurat.
Apa konsekuensi bagi penerima bantuan sosial yang menyalahgunakan dana atau tidak lagi memenuhi syarat?
Menteri Sosial mengancam akan mencoret penerima bantuan sosial yang terbukti menggunakan dana tersebut untuk kegiatan seperti judi online. Selain itu, penerima yang sudah tidak lagi memenuhi syarat juga akan dicoret dari daftar. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan benar-benar dimanfaatkan sesuai tujuan dan hanya diterima oleh mereka yang berhak.
Masih Seputar ekonomi
Pemerintah Salurkan Bansos PKH hingga Kartu Sembako, BI Perketat Pengawasan Penerima
sekitar 3 jam yang lalu

Pemerintah Salurkan 1,3 Juta Ton Beras SPHP ke Ribuan Titik, Jaga Harga Pangan
sekitar 3 jam yang lalu

RI-AS Perkuat Kerja Sama Dagang dan Investasi, Tarif CPO dan Nikel Masih Negosiasi
sekitar 17 jam yang lalu

Cadangan Beras Nasional Capai Rekor, Pemerintah Perangi Oplosan dan Stabilkan Harga
sekitar 17 jam yang lalu

Harga Emas 19 Juli 2025: Antam dan UBS Naik, Galeri24 Turun
sekitar 20 jam yang lalu

Lapangan Padel Jakarta Tetap Diburu Meski Dikenai Pajak Hiburan 10%
sekitar 20 jam yang lalu

RI-AS Sepakati Tarif 19%, Industri Untung, Buruh Terancam PHK
1 hari yang lalu

Koperasi Desa Merah Putih Diluncurkan, Target 80.000 Unit Perkuat Ekonomi Nasional
1 hari yang lalu

Kemensos Nonaktifkan 8 Juta Data PBI JKN, Pastikan Bansos Tepat Sasaran
1 hari yang lalu

Pemerintah Perangi Beras Oplosan, Gelontorkan Jutaan Ton untuk Stabilisasi Harga
1 hari yang lalu

Kesepakatan Dagang RI-AS: Tarif 19% Berlaku, Indonesia Kejar Nol Persen Ekspor Unggulan
1 hari yang lalu

Berita Terbaru

OpenAI Luncurkan Fitur Baru ChatGPT: Bertindak untuk Pengguna dan Mode Rekam

Microsoft Hentikan Dukungan Teknis China untuk Pentagon Pasca Laporan ProPublica

Arensman Menangi Etape 14 Tour de France, Evenepoel Mundur Akibat Kelelahan

Oleksandr Usyk KO Daniel Dubois, Jadi Juara Dunia Kelas Berat Tak Terbantahkan

Transjakarta Kembangkan Tiga Teknologi AI untuk Tingkatkan Layanan
Trending

Piala AFF U-23: Malaysia Puji Indonesia Calon Juara, Grup A Berpeluang Runner-up Terbaik

Konflik Druze Suriah Memicu Serangan Israel, Indonesia Desak Gencatan Senjata

Oleksandr Usyk KO Daniel Dubois, Jadi Juara Dunia Kelas Berat Tak Terbantahkan

Oppo Reno 14 Series Resmi Meluncur di Indonesia, Targetkan Gamer dengan Fitur AI Canggih

Erick Thohir Ungkap Pemain Baru dan Kondisi Ole Romeny Jelang Kualifikasi Piala Dunia
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.