Timnas Putri Indonesia Gagal Lolos Piala Asia Wanita 2026, PSSI Evaluasi Pelatih

Setelah kekalahan dari Taiwan, Timnas Putri Indonesia menempati posisi ketiga di Grup D dengan perolehan tiga poin. Posisi ini tidak cukup untuk meloloskan mereka ke putaran final Piala Asia Wanita 2026.

Taiwan berhasil lolos ke Piala Asia Wanita 2026 sebagai juara Grup D. Mereka mengumpulkan total sembilan poin dari seluruh pertandingan kualifikasi. Pelatih Taiwan, Chan Hiu-Ming, menyebut keberhasilan ini sebagai hasil kerja keras tim selama dua tahun terakhir.

Pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki, mengapresiasi perjuangan timnya. Meskipun gagal lolos, ia menyatakan bahwa tim telah memberikan perlawanan yang baik dan menunjukkan semangat tinggi. Kontrak Mochizuki sendiri berlaku hingga Desember 2025.

Salah satu pemain Timnas Putri, Helsya Maeisyaroh, menyatakan kebanggaannya atas perkembangan pesat tim dalam dua tahun terakhir. Ia menyoroti kemampuan tim untuk mengimbangi Taiwan, yang memiliki peringkat FIFA jauh di atas Indonesia, sebagai bukti kemajuan signifikan.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, akan melakukan evaluasi terhadap kinerja pelatih Satoru Mochizuki. Meskipun demikian, Erick Thohir juga tetap mengapresiasi perjuangan tim yang telah berjuang dengan persiapan yang relatif singkat.

Sebanyak 11 tim telah memastikan tempat di Piala Asia Wanita 2026. Tim-tim tersebut meliputi:

• Uzbekistan
• Korea Utara
• India
• Bangladesh
• Vietnam
• Filipina
• Australia (sebagai tuan rumah)
• China (dari edisi sebelumnya)
• Korea Selatan (dari edisi sebelumnya)
• Jepang (dari edisi sebelumnya)

Satu tempat tersisa masih akan diperebutkan dari Grup A.

Meskipun gagal lolos ke Piala Asia Wanita 2026, hasil ini menunjukkan beberapa implikasi penting bagi Timnas Putri Indonesia:

• Evaluasi Kinerja Pelatih: Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, akan mengevaluasi kinerja pelatih Satoru Mochizuki, yang kontraknya berakhir Desember 2025. Ini bisa mengarah pada perpanjangan kontrak atau pergantian pelatih, tergantung hasil evaluasi.
• Perkembangan Tim: Pernyataan pemain seperti Helsya Maeisyaroh menunjukkan adanya perkembangan signifikan dalam dua tahun terakhir, terutama dalam kemampuan mengimbangi tim dengan peringkat FIFA lebih tinggi seperti Taiwan. Ini menjadi modal positif untuk pengembangan tim di masa mendatang.
• Fokus Pembinaan: Kegagalan ini dapat menjadi momentum untuk lebih fokus pada pembinaan jangka panjang dan peningkatan kualitas pemain serta strategi tim agar lebih kompetitif di turnamen-turnen berikutnya.

Secara keseluruhan, meskipun hasil akhir tidak sesuai harapan, ada indikasi positif mengenai peningkatan performa tim yang perlu terus didukung dan dikembangkan.