Ayatollah Khamenei Muncul Perdana di Publik Usai Perang Iran-Israel Mereda

Konflik antara Iran dan Israel berlangsung selama 12 hari, dimulai pada 13 Juni dan berakhir dengan tercapainya gencatan senjata pada 24 Juni.

Penyebab utama konflik 12 hari tersebut adalah serangan yang menewaskan komandan tinggi dan ilmuwan nuklir Iran. Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas militer, nuklir, dan sipil Iran.

Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik tersebut adalah:

• Iran
• Israel
• Amerika Serikat, yang juga terlibat dengan membombardir fasilitas nuklir Iran.

Dalam pidatonya pada Kamis, 26 Juni, Ayatollah Ali Khamenei mengklaim bahwa Iran telah meraih kemenangan melawan Zionis dan Amerika Serikat. Beliau menyatakan bahwa Iran berhasil menghancurkan Israel dan merusak fasilitas militer AS di Qatar. Selain itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian juga telah mengumumkan berakhirnya perang dan tercapainya gencatan senjata.

Konflik tersebut menyebabkan kerusakan pada infrastruktur sipil di Iran. Salah satu dampaknya adalah Bandara Internasional Shahid Madani Tabriz mengalami kerusakan selama 12 hari konflik, meskipun kemudian telah kembali beroperasi. Serangan udara Israel juga dilaporkan menyebabkan ratusan korban jiwa di fasilitas sipil Iran.

Pasca-konflik, Iran menyatakan kesiapannya untuk berunding lagi dengan Amerika Serikat. Meskipun demikian, Iran tetap menegaskan haknya untuk menggunakan tenaga atom secara damai.

Kemunculan Ayatollah Ali Khamenei di hadapan publik memicu gelombang emosi yang kuat dari rakyat Iran. Sentimen yang muncul disebut akan mencapai Tel Aviv dan Gedung Putih. Kritikus menyoroti bahwa Republik Islam Iran menggunakan sentimen patriotik dan nasionalis selama masa perang untuk menggalang dukungan dari rakyatnya.