Harga Emas Antam dan Global Berfluktuasi, Dipicu Data Pekerjaan AS

Setelah mencatat rekor kenaikan signifikan pada semester I 2025, harga emas dunia diperkirakan akan mengalami konsolidasi pada semester II 2025. Konsolidasi ini dianggap sehat mengingat kondisi pasar yang sangat jenuh beli pada awal tahun. Penurunan permintaan aset safe haven, yang disebabkan oleh peningkatan selera risiko di pasar, berpotensi membebani prospek bullish emas. Meskipun demikian, kebijakan perdagangan Amerika Serikat dan volatilitas saham tetap menjadi faktor penting yang akan memengaruhi pergerakan harga emas.

Pada Jumat, 4 Juli 2025, harga emas batangan Antam di pasar domestik mengalami penurunan. Harga jual emas Antam turun sebesar Rp4.000 menjadi Rp1.907.000 per gram. Sementara itu, harga buyback (harga beli kembali) emas Antam juga turun menjadi Rp1.751.000 per gram.

Pada Sabtu, 5 Juli 2025, harga emas Antam menunjukkan kenaikan setelah dua hari penurunan. Terdapat sedikit perbedaan data dari berbagai sumber:

• Menurut detik.com, harga emas Antam naik tipis Rp1.000 menjadi Rp1.907.000 per gram, dengan harga buyback naik menjadi Rp1.752.000 per gram.
• Sementara itu, mediaindonesia.com dan okezone.com melaporkan harga emas Antam naik menjadi Rp1.908.000 per gram, meningkat Rp1.000 dari hari sebelumnya.

Untuk harga buyback pada tanggal yang sama, mediaindonesia.com melaporkan kenaikan menjadi Rp1.756.000 per gram, sedangkan okezone.com melaporkan penurunan Rp1.000 menjadi Rp1.752.000 per gram. Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulo Gadung, Jakarta.

Selain emas batangan Antam, pergerakan harga jenis emas lain di pasar domestik pada awal Juli 2025 juga bervariasi:

• Emas Perhiasan: Pada 4 Juli 2025, harga emas murni 24 karat (spot) turun tipis menjadi Rp1.736.923 per gram. Namun, di pasar ritel seperti Raja Emas dan Laku Emas, harga emas 24K justru naik tipis menjadi Rp1.575.000 dan Rp1.578.000 per gram. Kenaikan ini juga diikuti oleh perhiasan emas dengan kadar lebih rendah (23K hingga 14K), menunjukkan minat yang masih tinggi terhadap emas perhiasan, terutama menjelang musim pernikahan atau momen spesial.
• Emas UBS: Pada 4 Juli 2025, harga emas UBS naik Rp15.000 menjadi Rp1.920.000 per gram.
• Antam Mulia Retro: Pada 4 Juli 2025, harga Antam Mulia Retro naik Rp16.000 menjadi Rp1.949.000 per gram. Kenaikan ini dipicu oleh sentimen global positif terhadap komoditas safe haven.
• Emas Galeri24: Pada 4 Juli 2025, harga emas Galeri24 mengalami penurunan tipis sebesar Rp2.000 menjadi Rp1.889.000 per gram.

Transaksi emas di Indonesia dikenakan pajak, baik saat pembelian maupun penjualan (buyback):

• Pajak Pembelian Emas Batangan:
  • Dikenakan PPh 22 sebesar 0,9%.
  • Dapat lebih rendah, yaitu 0,45%, jika pembeli menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
  • Untuk emas batangan, PPh yang dikenakan adalah 0,25% (sudah termasuk dalam harga pada 5 Juli 2025).
• Pajak Penjualan (Buyback) Emas:
  • Dikenakan sesuai PMK No. 34/PMK.10/2017.
  • PPh Pasal 22 sebesar 1,5% untuk pemilik NPWP.
  • PPh Pasal 22 sebesar 3% untuk non-NPWP.
  • Pajak ini berlaku untuk transaksi buyback di atas Rp10 juta.
• Pajak Lainnya:
  • Perak murni dan heritage dikenakan PPN 11% (sudah termasuk dalam harga pada 5 Juli 2025).

Investor disarankan untuk memantau tren harga dan mempertimbangkan perbedaan harga sebelum dan sesudah pajak, terutama untuk pembelian dalam jumlah besar.

Saat berinvestasi emas, ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan:

• Memantau Tren Harga: Investor disarankan untuk selalu memantau tren harga emas, baik global maupun domestik, untuk membuat keputusan yang tepat.
• Memahami Pajak: Penting untuk memahami pajak yang berlaku untuk pembelian dan penjualan emas, termasuk perbedaan tarif PPh 22 berdasarkan kepemilikan NPWP dan batasan transaksi buyback.
• Memilih Sumber Terpercaya: Untuk memastikan keaslian dan keamanan investasi, disarankan untuk membeli emas dari sumber terpercaya seperti Butik Emas Antam atau Pegadaian.
• Emas sebagai Aset Safe Haven: Emas dianggap sebagai pilihan investasi yang aman karena nilainya cenderung stabil dan mudah dicairkan, menjadikannya aset yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi.