Serangan Israel di Gaza Tewaskan Ratusan Warga Sipil, Termasuk Pengungsi dan Pencari Bantuan

Pada Kamis (3/7), serangan Israel menewaskan sedikitnya 25 orang. Dari jumlah tersebut, 12 orang tewas di Sekolah Mustafa Hafez di Kota Gaza, yang merupakan tempat penampungan pengungsi Palestina. Selain itu, serangan juga terjadi di lokasi lain seperti:

• Beit Lahia: Tiga orang tewas.
• Jabalia: Satu orang tewas.
• Al-Mawasi: Tiga orang tewas di tenda pengungsi, meskipun sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman.
• Jalan Jaffa, Tuffah, Kota Gaza: Empat orang tewas akibat pemboman.
• Kamp pengungsi Bureij: Empat orang tewas.
• Tulkarem, Tepi Barat: Satu warga tewas dalam baku tembak.

Beberapa tokoh penting yang menjadi korban dalam serangan terbaru ini antara lain:

• Marwan al-Sultan: Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas bersama istri dan anak-anaknya dalam serangan Israel terhadap bangunan perumahan di Kota Gaza. Beliau dikenal sebagai sumber informasi penting mengenai kondisi warga Palestina di wilayah utara yang terkepung dan sering meminta perlindungan bagi tim medis.
• Muhannad Al-Laili: Pemain sepak bola Palestina, meninggal dunia pada Kamis (3/7/2025) akibat luka-luka dari serangan udara Israel di rumah keluarganya di kamp pengungsi Al-Maghazi, Gaza.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza dilaporkan mengalami kerusakan parah akibat serangan Israel sebelumnya pada Mei lalu. Selain itu, Direktur Rumah Sakit Indonesia, Marwan al-Sultan, bersama istri dan anak-anaknya, tewas dalam serangan Israel terhadap bangunan perumahan di Kota Gaza.

Sejak Oktober 2023, agresi Israel telah menyebabkan lebih dari 57.000 warga Palestina tewas dan 134.592 lainnya terluka. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Banyak korban diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan karena kesulitan tim penyelamat untuk menjangkau mereka.

Situasi kemanusiaan di Gaza saat ini sangat memburuk. Banyak warga sipil mengalami kelaparan dan menjadi sasaran serangan. Selain itu, sejak pelanggaran gencatan senjata terakhir oleh Israel pada bulan Maret, sekitar 714.000 orang telah mengungsi di seluruh Gaza, menambah beban krisis kemanusiaan.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan keterkejutannya atas situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza. Beliau mengutuk serangan yang menargetkan warga sipil dan lokasi pengungsian, serta menekankan pentingnya perlindungan warga sipil dan pemenuhan kebutuhan penduduk sesuai hukum humaniter internasional.

Kantor Media Pemerintah di Gaza mengutuk pembunuhan sistematis terhadap warga sipil yang kelaparan. Mereka menyerukan penyelidikan internasional terhadap bencana kemanusiaan ini. Selain itu, mereka juga meminta organisasi seperti UNRWA untuk menggantikan Yayasan Kemanusiaan Gaza dalam penyaluran bantuan.

Sejak pelanggaran gencatan senjata terakhir oleh Israel pada bulan Maret, sekitar 714.000 orang telah mengungsi di seluruh Jalur Gaza.