Israel Bom Kafe Tepi Pantai Gaza, Puluhan Warga Sipil Tewas Tragis

Korban tewas dalam serangan di kafe Al-Baqa adalah warga sipil, termasuk anak-anak, perempuan, dan seorang jurnalis bernama Ismail Abu Hatab.

Jumlah korban tewas akibat serangan di kafe Al-Baqa bervariasi antar sumber:

• Detik.com melaporkan sedikitnya 24 warga sipil tewas.
• CNNIndonesia.com menyebutkan puluhan orang tewas, dengan salah satu laporannya merinci 22 orang dan laporan lain menyebut 39 orang tewas di kafe tersebut.

Saksi mata menggambarkan kejadian itu sebagai "pembantaian" dengan banyak potongan tubuh ditemukan di lokasi.

Menurut saksi mata, kejadian itu digambarkan sebagai "pembantaian" dengan banyak potongan tubuh ditemukan di lokasi serangan. Jet Israel dilaporkan menjatuhkan rentetan bom tanpa peringatan.

Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan militan Hamas. Mereka juga menyatakan telah melakukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko terhadap warga sipil melalui pengawasan udara sebelum serangan dilakukan.

Militer Israel dilaporkan menggunakan bom seberat 230 kg (atau 250 kg menurut sumber lain) buatan AS dalam serangan tersebut. Para ahli hukum internasional menilai penggunaan bom semacam itu berpotensi melanggar hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang karena menyebabkan kerugian sipil yang berlebihan.

Ya, pada hari yang sama dengan serangan kafe Al-Baqa, CNNIndonesia.com juga melaporkan serangan Israel lainnya yang menewaskan total 95 warga Palestina di Gaza secara keseluruhan. Serangan terpisah ini termasuk:

• Penargetan area penyaluran bantuan makanan di Zeitoun yang menewaskan 13 orang.
• Penargetan Sekolah Yafa yang menjadi tempat penampungan pengungsi.
• Penyerbuan Rumah Sakit Al Aqsa dengan tembakan.

Sejak 7 Oktober 2023, agresi Israel telah menewaskan lebih dari 56.531 warga Palestina dan melukai belasan ribu lainnya. Mayoritas korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

AFP (Agence France-Presse) melaporkan bahwa mereka tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan rincian dari tim penyelamat dan otoritas Gaza. Hal ini disebabkan oleh pembatasan media dan kesulitan akses di wilayah tersebut.