Iran Resmi Setop Kerja Sama Nuklir dengan IAEA, Larang Kepala Badan Masuk
Iran resmi setop kerja sama nuklir dengan IAEA, larang Direktur Jenderal Rafael Grossi masuk, dan tidak ada lagi pengawasan fasilitas nuklir hingga jaminan keamanan tercapai.

Tanggal Publikasi
2 Jul 2025
Sumber Berita
6 sumber
Total Artikel
8 artikel
overview
Iran menangguhkan kerja sama dengan IAEA, melarang inspeksi dan pemasangan kamera pengawas. Keputusan ini dipicu tuduhan IAEA tidak profesional dan berpihak, serta laporan provokatif terkait program nuklir Iran yang memicu serangan Israel dan AS. IAEA khawatir Iran dapat melanjutkan pengayaan uranium, yang berpotensi menghasilkan bom nuklir.
🏛️ Keputusan Utama Iran
- Iran secara resmi mengumumkan penangguhan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
- Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyetujui undang-undang penangguhan setelah parlemen meloloskannya dengan 221 dari 290 suara mendukung.
- Keputusan ini mencakup larangan bagi Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, untuk memasuki Iran dan tidak mengizinkan pemasangan kamera pengawas IAEA di fasilitas nuklirnya.
- Penangguhan ini bersifat sementara hingga keamanan fasilitas nuklir Iran terjamin dan IAEA menunjukkan sikap yang lebih profesional serta tidak berpihak.
- Undang-undang tersebut melarang staf IAEA mengunjungi Iran untuk memeriksa fasilitas nuklir, kecuali dalam kondisi darurat dan harus mendapat izin dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
⚡ Alasan Penangguhan & Tuduhan Iran
- Keputusan Iran dipicu oleh tuduhan bahwa IAEA dan Grossi telah "mengkhianati tugasnya".
- Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menuduh Grossi memiliki maksud tersembunyi di balik desakannya untuk mengunjungi fasilitas nuklir Teheran yang dibom oleh AS.
- Parlemen Iran menilai laporan IAEA mengenai program nuklir Iran bersifat provokatif dan memicu serangan dari Israel dan Amerika Serikat pada 13-24 Juni.
- Iran menuduh IAEA dan Grossi bertanggung jawab penuh atas situasi ini dan berhak membela kepentingannya.
🌍 Reaksi & Kekhawatiran Internasional
- Media garis keras Iran, Kayhan, menyerukan penangkapan dan eksekusi Grossi atas tuduhan menjadi agen Mossad jika ia memasuki Iran, meskipun Duta Besar Iran untuk PBB membantah ancaman tersebut.
- Inggris, Prancis, dan Jerman mengecam ancaman tersebut dan menyerukan Iran untuk menahan diri dari langkah apa pun yang menghentikan kerja sama dengan IAEA serta memastikan keselamatan personel IAEA.
- Kepala IAEA Rafael Grossi menyatakan kekhawatiran bahwa Iran dapat melanjutkan pengayaan uranium dalam beberapa bulan setelah serangan AS dan Israel.
- Grossi juga mengakui bahwa IAEA tidak mengetahui keberadaan lebih dari 400 kilogram uranium yang diperkaya di Iran setelah serangan udara Israel dan AS.
- Persediaan uranium Iran yang diperkaya hingga 60% ini, jika terus dimurnikan, dapat menghasilkan lebih dari sembilan bom nuklir.
- IAEA dan intelijen AS membantah klaim Israel bahwa Iran hampir membangun senjata nuklir.
Apa keputusan utama yang diambil Iran terkait Badan Energi Atom Internasional (IAEA)?
Iran secara resmi mengumumkan penangguhan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Keputusan ini diambil setelah parlemen Iran meloloskan undang-undang yang mengatur penangguhan tersebut, yang kemudian disetujui oleh Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. Penangguhan ini mencakup beberapa aspek penting, termasuk larangan bagi Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, untuk memasuki Iran dan tidak diizinkannya pemasangan kamera pengawas IAEA di fasilitas nuklir Iran.
Siapa yang menyetujui penangguhan kerja sama Iran dengan IAEA?
Penangguhan kerja sama Iran dengan IAEA disetujui oleh Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. Persetujuan ini diberikan setelah parlemen Iran meloloskan undang-undang terkait dengan dukungan mayoritas, yaitu 221 dari 290 suara. Hal ini menunjukkan adanya dukungan legislatif yang kuat terhadap keputusan tersebut di dalam negeri Iran.
Apa saja poin-poin penting dari penangguhan kerja sama Iran dengan IAEA?
Penangguhan kerja sama Iran dengan IAEA mencakup beberapa poin penting:
- Larangan Masuk: Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, dilarang memasuki wilayah Iran.
- Pembatasan Pengawasan: Iran tidak akan mengizinkan pemasangan kamera pengawas IAEA di fasilitas nuklirnya.
- Pembatasan Inspeksi: Undang-undang tersebut melarang staf IAEA mengunjungi Iran untuk memeriksa fasilitas nuklir, kecuali dalam kondisi darurat. Bahkan dalam kondisi darurat, kunjungan harus mendapat izin dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Langkah-langkah ini secara signifikan membatasi kemampuan IAEA untuk memantau dan memverifikasi program nuklir Iran.
Mengapa Iran memutuskan untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA?
Iran memutuskan untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA karena beberapa alasan utama:
- Tuduhan Pengkhianatan Tugas: Iran menuduh IAEA dan Direktur Jenderal Grossi telah "mengkhianati tugasnya".
- Motif Tersembunyi: Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menuduh Grossi memiliki maksud tersembunyi di balik desakannya untuk mengunjungi fasilitas nuklir Teheran yang dibom oleh AS.
- Laporan Provokatif: Parlemen Iran menilai laporan IAEA mengenai program nuklir Iran bersifat provokatif dan memicu serangan dari Israel dan Amerika Serikat.
- Tanggung Jawab IAEA: Iran menuduh IAEA dan Grossi bertanggung jawab penuh atas situasi yang terjadi dan menegaskan haknya untuk membela kepentingannya.
Secara keseluruhan, Iran merasa bahwa IAEA telah bertindak tidak profesional dan tidak berpihak, sehingga membahayakan keamanan fasilitas nuklirnya.
Apakah penangguhan kerja sama ini bersifat permanen?
Tidak, penangguhan kerja sama ini bersifat sementara. Iran menyatakan bahwa penangguhan ini akan berlaku hingga dua kondisi terpenuhi:
- Keamanan fasilitas nuklir Iran terjamin.
- IAEA menunjukkan sikap yang lebih profesional dan tidak berpihak.
Ini menunjukkan bahwa Iran membuka kemungkinan untuk melanjutkan kerja sama di masa depan jika kekhawatiran mereka terkait keamanan dan profesionalisme IAEA dapat diatasi.
Apa kaitan antara penangguhan ini dengan serangan yang terjadi baru-baru ini terhadap fasilitas nuklir Iran?
Penangguhan kerja sama Iran dengan IAEA dipicu oleh serangkaian peristiwa, termasuk serangan yang terjadi baru-baru ini terhadap fasilitas nuklir Iran. Parlemen Iran menilai bahwa laporan IAEA mengenai program nuklir Iran bersifat provokatif dan memicu serangan dari Israel dan Amerika Serikat yang terjadi pada 13-24 Juni. Serangan ini terjadi setelah perang 12 hari antara Iran dan Israel yang berakhir dengan gencatan senjata yang disponsori AS. Israel mengklaim serangan itu bertujuan melucuti nuklir dan persenjataan rudal balistik Iran, meskipun Iran bersikeras program nuklirnya untuk tujuan damai. Iran menuduh IAEA dan Grossi bertanggung jawab penuh atas situasi ini karena laporan mereka dianggap memicu serangan tersebut.
Bagaimana pandangan IAEA terkait program nuklir Iran setelah insiden ini?
Kepala IAEA, Rafael Grossi, menyatakan kekhawatiran bahwa Iran dapat melanjutkan pengayaan uranium dalam beberapa bulan setelah serangan AS dan Israel. Grossi juga mengakui bahwa IAEA tidak mengetahui keberadaan lebih dari 400 kilogram uranium yang diperkaya di Iran setelah serangan udara Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir utama. Meskipun demikian, IAEA dan intelijen AS membantah klaim Israel bahwa Iran hampir membangun senjata nuklir. Kekhawatiran utama IAEA adalah potensi Iran untuk memurnikan lebih lanjut persediaan uranium yang diperkaya, yang dapat digunakan untuk tujuan non-damai.
Bagaimana reaksi internasional terhadap ancaman terhadap Direktur Jenderal IAEA?
Ancaman terhadap Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, memicu reaksi keras dari komunitas internasional. Media garis keras Iran, Kayhan, bahkan menyerukan penangkapan dan eksekusi Grossi atas tuduhan menjadi agen Mossad jika ia memasuki Iran. Namun, Duta Besar Iran untuk PBB membantah adanya ancaman terhadap Grossi. Menanggapi seruan ini, Inggris, Prancis, dan Jerman mengecam ancaman tersebut dan menyerukan Iran untuk menahan diri dari langkah apa pun yang menghentikan kerja sama dengan IAEA serta memastikan keselamatan personel IAEA. Reaksi ini menunjukkan keprihatinan serius dari negara-negara besar terhadap keselamatan personel IAEA dan implikasi terhadap kerja sama nuklir global.
Berapa banyak uranium yang diperkaya yang dimiliki Iran dan apa implikasinya?
IAEA mengakui bahwa mereka tidak mengetahui keberadaan lebih dari 400 kilogram uranium yang diperkaya di Iran setelah serangan udara Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir utama. Persediaan uranium Iran yang diperkaya hingga 60% ini, jika terus dimurnikan, memiliki potensi untuk menghasilkan lebih dari sembilan bom nuklir. Meskipun Iran bersikeras bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai, jumlah dan tingkat pengayaan uranium ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan komunitas internasional dan IAEA mengenai potensi penggunaan ganda.
Masih Seputar internasional
Gelombang Panas Ekstrem Eropa Picu Kebakaran Hutan, Puluhan Ribu Mengungsi dan Korban Jiwa
sekitar 2 jam yang lalu
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4098946/original/060005000_1658655160-Kebakaran_Hutan_California_Hanguskan_Ribuan_Hektare_Lahan-AFP-3.jpg&output=webp&q=30&default=https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/GmOlFVPQQHsxeCLrlheD96fCMAs=/1200x1200/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4098946/original/060005000_1658655160-Kebakaran_Hutan_California_Hanguskan_Ribuan_Hektare_Lahan-AFP-3.jpg)
Prabowo-MbS Teken Investasi Rp437 Triliun, Perkuat Kemitraan Strategis Indonesia-Arab Saudi
sekitar 2 jam yang lalu

Stok Menipis, AS Hentikan Pengiriman Rudal Patriot dan Amunisi ke Ukraina
sekitar 5 jam yang lalu

Direktur RS Indonesia Gaza Tewas Dibom Israel Bersama Keluarga, Kecaman Mengalir
sekitar 5 jam yang lalu

Tarif AS Tekan Manufaktur Asia, China Siap Berdialog di Tengah Ketegangan Perdagangan
sekitar 20 jam yang lalu

PM Thailand Paetongtarn Shinawatra Diskors MK Terkait Pelanggaran Etika Percakapan Telepon
sekitar 23 jam yang lalu
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5269755/original/014724100_1751359206-20250701-PM_Thailand-AFP_8.jpg&output=webp&q=30&default=https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/SVt917ya7A9rejx1xTKTP0j9ET8=/800x450/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5269755/original/014724100_1751359206-20250701-PM_Thailand-AFP_8.jpg)
Trump Klaim Israel Setujui Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Desak Hamas
sekitar 23 jam yang lalu

Kartun Nabi Muhammad Picu Bentrokan di Istanbul, Staf Majalah LeMan Ditangkap
1 hari yang lalu

WNI Selebgram Divonis 7 Tahun Penjara di Myanmar atas Tuduhan Terorisme
1 hari yang lalu

Houthi Yaman Kembali Gempur Israel dengan Rudal, Abaikan Gencatan Senjata
1 hari yang lalu

Sumber Artikel
Berita Terbaru

Film Sore: Istri dari Masa Depan Tayang 10 Juli, Hadirkan Pengalaman Sinematik Global

P Diddy Divonis Bersalah Prostitusi, Bebas Perdagangan Seks, Tetap Ditahan

BSU 2025 Rp600.000 Cair Bertahap, Pekerja Wajib Cek Rekening dan Syaratnya

Pemerintah Resmi Permudah Perizinan Investasi dan Usaha Lewat PP 28/2025

Pengiriman Kendaraan Listrik Tesla Anjlok 13% di Kuartal Kedua 2025
Trending

Hari Bhayangkara ke-79: Prabowo Apresiasi Polri Jaga Kepercayaan Rakyat dan Ketahanan Pangan

Putusan MK Pisahkan Pemilu 2029, DPR dan Pemerintah Kaji Dampak Konstitusional

Pemerintah Resmi Cabut Permendag 8/2024, Aturan Impor 10 Komoditas Dilonggarkan

Legenda Dangdut Hamdan ATT Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun Akibat Komplikasi Stroke

Rupiah Menguat Drastis ke Rp16.180 per Dolar AS, Pemerintah Antisipasi Gejolak Global
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.