Gaza Tuduh Israel Campur Narkoba Oxycodone dalam Bantuan Tepung

Pihak yang dituduh mencampurkan narkoba ke dalam bantuan makanan adalah Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF). GHF adalah pusat distribusi bantuan kemanusiaan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.

Beberapa bukti yang ditemukan terkait tuduhan ini meliputi:

• Kesaksian Apoteker: Apoteker Gaza, Omar Hamad, menyatakan bahwa Israel menyelundupkan Oxycodone ke dalam kantong tepung dan tepungnya sendiri dicampur dengan zat aditif tersebut.
• Kesaksian Warga: Kantor media pemerintah Gaza mendokumentasikan empat kesaksian warga yang menemukan pil tersebut secara langsung dalam kantong tepung bantuan.
• Kekhawatiran Zat Terlarut: Ada peringatan bahwa zat narkotika ini mungkin sengaja digiling atau dilarutkan ke dalam tepung, sehingga sulit dideteksi secara kasat mata.

Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) memulai operasi distribusi makanan di Gaza pada tanggal 26 Mei. Operasi ini dimulai setelah Israel menghentikan pasokan bantuan ke wilayah tersebut selama lebih dari dua bulan, yang memicu peringatan akan terjadinya kelaparan massal.

Pencampuran Oxycodone dalam bantuan makanan memiliki dampak potensial yang sangat serius bagi warga Gaza, antara lain:

• Ketergantungan dan Kecanduan: Konsumsi Oxycodone secara tidak sengaja dan berulang dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis yang parah, terutama pada populasi yang rentan dan kekurangan gizi.
• Kerusakan Kesehatan Fisik dan Mental: Efek samping Oxycodone dapat memperburuk kondisi kesehatan warga yang sudah lemah akibat konflik dan kelaparan, serta memengaruhi fungsi kognitif dan kesadaran.
• Disintegrasi Sosial: Apoteker Palestina menyebut penemuan ini sebagai "bentuk genosida yang paling tercela," sementara seorang dokter menyebutnya sebagai "cara untuk melenyapkan kesadaran masyarakat kita." Hal ini dapat merusak struktur sosial dan moral masyarakat.
• Peningkatan Krisis Kemanusiaan: Alih-alih memberikan bantuan yang menyehatkan, tindakan ini justru menambah beban krisis kesehatan dan sosial di Gaza.

Komite Anti-Narkoba di Gaza telah mendesak warga untuk meningkatkan kewaspadaan. Mereka meminta warga untuk segera melaporkan jika menemukan zat asing atau mencurigakan dalam bantuan pangan yang mereka terima, terutama yang berasal dari pusat bantuan yang didukung AS-Israel. Tindakan ini dianggap sebagai "kejahatan mengerikan" yang menargetkan kesehatan warga sipil dan merusak struktur sosial masyarakat Gaza.

Ya, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) telah menerima kritik lain selain tuduhan pencampuran narkoba:

• Kurangnya Transparansi: GHF dikritik karena kurangnya transparansi dalam operasinya.
• Melemahkan Organisasi Kemanusiaan: Sebanyak 15 kelompok hak asasi manusia menyerukan penangguhan GHF karena perannya dalam melemahkan organisasi kemanusiaan yang sudah ada di Gaza.
• Mendorong Pengungsian Paksa: GHF juga dituduh mendorong pengungsian paksa warga Palestina, yang memperburuk krisis kemanusiaan.

Situasi distribusi bantuan dan kelaparan di Gaza sangat kritis:

• Kelaparan Massal: Seluruh populasi di Gaza berisiko mengalami kelaparan, dengan peringatan kelaparan massal telah dikeluarkan.
• Pangan sebagai Senjata: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam Israel karena menjadikan pangan sebagai senjata agresi di Gaza.
• Serangan terhadap Warga Sipil: Militer Israel dituduh menembaki warga yang mengantre makanan. Lebih dari 410 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka akibat tembakan militer Israel saat mencoba mendekati titik distribusi bantuan. Pasukan Israel juga dituduh menembaki warga sipil yang mencari bantuan di lokasi yang dioperasikan GHF.
• Pembatasan Pasokan: Israel menghentikan pasokan bantuan ke wilayah tersebut selama lebih dari dua bulan sebelum GHF memulai operasinya, memperparah krisis kemanusiaan.