Nikita Mirzani Curhat ke Prabowo Subianto: Minta Hukum Diluruskan Usai Sidang Perdana

Kasus ini dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada tanggal 3 Desember 2024. Laporan tersebut terkait dugaan tindak pidana ITE, pemerasan, dan TPPU.

Sidang perdana kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang melibatkan Nikita Mirzani dilaksanakan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Dalam surat terbuka atau tuntutannya kepada Presiden RI Prabowo Subianto, Nikita Mirzani menyampaikan curahan hatinya dan meminta agar hukum di Indonesia benar-benar diluruskan dan tidak dipengaruhi oleh kekuasaan. Ia mempertanyakan mengapa dirinya ditahan karena menyuarakan bahaya sebuah produk, padahal ia merasa telah banyak berjasa menyelamatkan masyarakat Indonesia dari produk berbahaya.

Nikita Mirzani mengklaim bahwa produk-produk yang dijual oleh Reza Gladys diduga berbahaya, tidak ber-BPOM, dan tidak terdaftar. Ia bahkan menegaskan memiliki bukti terkait hal tersebut. Nikita merasa dirinya adalah pahlawan yang telah menyelamatkan banyak konsumen dari produk kecantikan berbahaya.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa Nikita Mirzani melakukan pemerasan. Dalam dakwaannya, JPU juga menyebutkan bahwa uang hasil pemerasan tersebut digunakan oleh Nikita Mirzani untuk mencicil rumah.

Nikita Mirzani menilai dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) sebagai hal yang halusinasi dan fiktif. Ia juga menegaskan bahwa kasus pemerasan yang dilaporkan oleh Reza Gladys adalah rekayasa.

Mail Syahputra adalah individu yang ditetapkan sebagai tersangka bersama Nikita Mirzani dalam kasus ini. Ia disebut berperan dalam dugaan pemerasan terhadap Reza Gladys, di mana Mail Syahputra diduga meminta Reza Gladys membayar Rp5 miliar kepada Nikita Mirzani agar bersedia menghapus konten ulasan negatif produk skincare-nya.