
Tanggal Publikasi
27 Jun 2025
Sumber Berita
2 sumber
Total Artikel
4 artikel
Overview
Pengadilan AS memutuskan bahwa penggunaan buku berhak cipta untuk melatih model AI Anthropic sebagian adalah 'penggunaan wajar', kecuali penyimpanan jutaan buku bajakan. Meta juga memenangkan gugatan serupa, dengan hakim menyatakan kurangnya bukti 'pengenceran pasar'. Isu hak cipta tetap menjadi perdebatan antara perusahaan AI dan industri kreatif terkait data pelatihan.
⚖️ Putusan Penting Hak Cipta AI
- Pengadilan federal AS mengeluarkan putusan penting mengenai penggunaan buku berhak cipta oleh perusahaan teknologi untuk melatih sistem kecerdasan buatan (AI).
- Dalam kasus Anthropic, hakim memutuskan pelatihan model Claude dengan buku berhak cipta adalah 'penggunaan wajar', namun penyimpanan lebih dari 7 juta buku bajakan melanggar hak cipta.
- Meta Platforms juga memenangkan gugatan pelanggaran hak cipta AI, dengan hakim menyatakan penulis tidak memberikan bukti cukup tentang 'pengenceran pasar'.
- Isu hak cipta ini menjadi perdebatan sengit antara perusahaan AI dan industri kreatif karena model AI generatif memerlukan sejumlah besar data, termasuk karya berhak cipta, untuk pelatihan.
📚 Kasus Anthropic
- Hakim William Alsup membandingkan penggunaan buku oleh model Anthropic dengan 'pembaca yang bercita-cita menjadi penulis' yang menggunakan karya untuk menciptakan sesuatu yang berbeda.
- Meskipun pelatihan dianggap penggunaan wajar, penyalinan dan penyimpanan lebih dari 7 juta buku bajakan oleh Anthropic di perpustakaan pusat dinyatakan melanggar hak cipta.
- Pengadilan telah memerintahkan penentuan ganti rugi pada bulan Desember atas pelanggaran penyimpanan tersebut.
- Kasus ini diajukan oleh para penulis seperti Andrea Bartz, Charles Graeber, dan Kirk Wallace Johnson.
🤖 Kasus Meta Platforms
- Hakim Distrik AS Vince Chhabria memutuskan bahwa para penulis tidak memberikan bukti yang cukup bahwa AI Meta akan menyebabkan 'pengenceran pasar' dengan membanjiri pasar dengan karya serupa.
- Meskipun Meta memenangkan gugatan, Hakim Chhabria menyatakan bahwa menggunakan karya berhak cipta tanpa izin untuk melatih LLM akan melanggar hukum dalam banyak keadaan.
- Meta berargumen bahwa hukum hak cipta AS memungkinkan penyalinan karya yang tidak sah untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang baru, dan ekspresi yang dihasilkan AI secara fundamental berbeda dari buku yang dilatihnya.
- Putusan terhadap Meta ini terbatas pada penulis dalam kasus tersebut dan tidak berarti semua penggunaan materi berhak cipta oleh Meta adalah sah.
Apa inti dari putusan pengadilan federal AS terkait hak cipta dan AI?
Inti dari putusan pengadilan federal Amerika Serikat adalah mengenai penggunaan buku berhak cipta oleh perusahaan teknologi untuk melatih sistem kecerdasan buatan (AI). Putusan ini mencoba menyeimbangkan antara inovasi AI dan perlindungan hak cipta penulis, dengan beberapa aspek penggunaan dianggap 'penggunaan wajar' dan aspek lain dianggap melanggar hak cipta.
Perusahaan teknologi mana saja yang terlibat dalam kasus hak cipta ini?
Dua perusahaan teknologi utama yang terlibat dalam kasus hak cipta ini adalah Anthropic, pengembang model bahasa besar (LLM) bernama Claude, dan Meta Platforms, yang juga mengembangkan sistem AI.
Bagaimana putusan pengadilan terhadap Anthropic terkait penggunaan buku untuk melatih model AI-nya?
Hakim federal di San Francisco memutuskan bahwa penggunaan buku oleh Anthropic untuk melatih model LLM Claude tanpa izin penulis tidak melanggar undang-undang hak cipta. Hal ini dianggap sebagai 'penggunaan wajar' (fair use). Hakim William Alsup membandingkan penggunaan buku oleh model Anthropic dengan 'pembaca yang bercita-cita menjadi penulis' yang menggunakan karya bukan untuk meniru atau menggantikannya, tetapi untuk menciptakan sesuatu yang berbeda.
Apakah ada pelanggaran hak cipta lain yang dilakukan Anthropic menurut putusan tersebut?
Ya, meskipun pelatihan modelnya dianggap penggunaan wajar, Hakim Alsup menyatakan bahwa penyalinan dan penyimpanan lebih dari 7 juta buku bajakan oleh Anthropic di perpustakaan pusat mereka melanggar hak cipta penulis dan bukan merupakan penggunaan wajar. Pengadilan telah memerintahkan penentuan ganti rugi atas pelanggaran penyimpanan tersebut pada bulan Desember.
Siapa saja penulis yang mengajukan gugatan terhadap Anthropic?
Kasus terhadap Anthropic diajukan oleh beberapa penulis, termasuk Andrea Bartz, Charles Graeber, dan Kirk Wallace Johnson.
Bagaimana putusan pengadilan terhadap Meta Platforms dalam kasus pelanggaran hak cipta AI?
Meta Platforms juga memenangkan gugatan pelanggaran hak cipta AI dari sekelompok penulis, termasuk Sarah Silverman, Ta-Nehisi Coates, dan Jacqueline Woodson. Hakim Distrik AS Vince Chhabria memutuskan bahwa penggunaan karya mereka oleh Meta dianggap sebagai 'penggunaan wajar'.
Mengapa Meta Platforms memenangkan gugatan hak cipta tersebut?
Meta memenangkan gugatan karena para penulis tidak memberikan bukti yang cukup bahwa AI Meta akan menyebabkan 'pengenceran pasar' dengan membanjiri pasar dengan karya serupa. Meta sendiri berargumen bahwa hukum hak cipta AS memungkinkan penyalinan karya yang tidak sah untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang baru, dan ekspresi yang dihasilkan AI secara fundamental berbeda dari buku yang dilatihnya.
Apa implikasi lebih luas dari putusan-putusan ini terhadap industri AI dan hak cipta?
Putusan-putusan ini menunjukkan kompleksitas isu hak cipta dalam era AI generatif. Meskipun ada kemenangan bagi perusahaan AI dalam beberapa aspek (seperti pelatihan model), ada juga penekanan pada perlindungan hak cipta (seperti penyimpanan ilegal). Hakim Chhabria dari kasus Meta bahkan menyatakan bahwa menggunakan karya berhak cipta tanpa izin untuk melatih LLM akan melanggar hukum dalam banyak keadaan dan bersimpati pada argumen bahwa LLM mengambil karya penulis dan menggunakannya untuk melawan mereka. Isu ini akan terus menjadi perdebatan sengit karena model AI memerlukan sejumlah besar data, termasuk karya berhak cipta, untuk pelatihan.
Apa yang dimaksud dengan 'penggunaan wajar' dalam konteks kasus hak cipta AI ini?
Dalam konteks kasus hak cipta AI ini, 'penggunaan wajar' (fair use) adalah doktrin hukum yang memungkinkan penggunaan materi berhak cipta tertentu tanpa izin dari pemegang hak cipta, asalkan penggunaan tersebut memenuhi kriteria tertentu. Dalam kasus Anthropic, pelatihan model AI dianggap 'penggunaan wajar' karena dianggap mengubah karya asli menjadi sesuatu yang berbeda, bukan meniru atau menggantikannya. Namun, penyimpanan massal buku bajakan tidak dianggap 'penggunaan wajar'. Dalam kasus Meta, penggunaan karya dianggap 'penggunaan wajar' karena tidak ada bukti pengenceran pasar.
Masih Seputar teknologi
Pernikahan Mewah Jeff Bezos di Venesia Picu Protes Aktivis dan Greenpeace
31 menit yang lalu

Rahasia Ponsel Anti Lemot dan Overheat: Restart Rutin, Hindari Aplikasi Palsu
32 menit yang lalu

Google DeepMind Luncurkan Gemini Robotics On-Device, Robot Cerdas Mandiri Tanpa Internet
sekitar 4 jam yang lalu

Google Perluas Gemini AI: Integrasi Aplikasi Android Otomatis, Mode AI Hadir di India
sekitar 22 jam yang lalu

Poco F7 Resmi Meluncur di Indonesia, Harga Rp 6 Juta Bawa Snapdragon 8s Gen 4
sekitar 22 jam yang lalu
iQOO Neo 10: Smartphone Gaming Baterai 7000mAh Laris Manis di Penjualan Perdana
1 hari yang lalu

Robotaxi Tesla Resmi Meluncur di Austin, Langsung Disorot Regulator AS
2 hari yang lalu

Microsoft Kembali PHK Karyawan, Divisi Game Xbox Jadi Sasaran Utama
2 hari yang lalu

AS Tuduh DeepSeek Pasok Chip Nvidia Canggih untuk Militer China via Asia Tenggara
2 hari yang lalu

Poco F7 Resmi Meluncur di Indonesia Hari Ini, Bawa Spesifikasi Gahar Snapdragon 8s Gen 4
2 hari yang lalu

Sumber Artikel
Berita Terbaru

BSU 2025 Mulai Dicairkan, Cek Status Penerima dan Kendala Penyaluran Terbaru
Kejagung Cegah Nadiem Makarim ke Luar Negeri, Siap Periksa Kembali Kasus Chromebook

Megawati Hangestri Kembali Perkuat Timnas Voli Putri Indonesia di SEA V League 2025

Daniel Marthin Sukses Operasi Lutut Kiri, PBSI Prediksi Comeback Tiga Bulan Lagi

Iran Klaim Mampu Bangkitkan Nuklir, IAEA Sebut Fasilitas Rusak Parah
Trending

Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Teheran Tegaskan Belum Ada Kesepakatan

Gencatan Senjata Iran-Israel Kacau: Rudal Masih Meluncur, Trump Kecewa Berat

Israel Tuduh Iran Langgar Gencatan Senjata, Rudal Meluncur Usai Kesepakatan Trump

Gencatan Senjata Iran-Israel Resmi Berlaku, Israel Kini Fokus Gempur Jalur Gaza

Gencatan Senjata Iran-Israel: Trump Klaim Berhasil, Qatar Berperan Kunci Mediasi
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.