Iran Tegaskan Lanjutkan Pengayaan Uranium Meski Diserang, Tolak Negosiasi AS

Pihak-pihak utama yang terlibat dalam konflik terbaru ini adalah Iran, Israel, dan Amerika Serikat. Amerika Serikat memberikan dukungan kepada Israel dalam operasi militer tersebut.

Operasi militer besar-besaran yang melibatkan Israel dengan dukungan Amerika Serikat dimulai sejak 13 Juni.

Konflik militer terbaru ini telah menimbulkan dampak signifikan terhadap korban jiwa dan cedera di kedua belah pihak:

• Di Iran, sedikitnya 430 orang tewas dan lebih dari 3.500 orang cedera.
• Di Israel, dilaporkan 25 orang tewas dan ratusan lainnya cedera.

Iran memutuskan untuk tidak melanjutkan perundingan dengan Amerika Serikat karena serangan militer yang terus berlangsung. Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Majid Takht Ravanchi, menegaskan bahwa Iran tidak akan terlibat dalam negosiasi formalitas, terutama ketika serangan militer masih terjadi. Sikap ini muncul karena serangan tersebut menghancurkan kepercayaan Iran dalam proses diplomasi yang telah berlangsung selama beberapa bulan, bahkan di tengah mediasi oleh Oman.

Iran secara konsisten menyangkal adanya komponen militer dalam proyek nuklirnya. Selain itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga belum menemukan bukti konkret yang menunjukkan bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.

Menyusul serangan terhadap fasilitas nuklirnya, Iran telah mengambil beberapa langkah responsif:

• Serangan Balasan: Iran membalas dengan serangan rudal ke wilayah Israel.
• Langkah Pencegahan: Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Mohammad Eslami, menyatakan bahwa Iran telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah gangguan terhadap aktivitas nuklirnya setelah gencatan senjata dengan Israel.
• Penilaian Kerusakan: AEOI sedang menilai kerusakan di lokasi yang diserang.
• Penegasan Ketahanan: Juru Bicara AEOI, Behrouz Kamalvandi, menegaskan bahwa industri nuklir Iran tertanam kuat dan tidak mungkin bagi musuh untuk mencabut teknologi ini, menunjukkan kemampuan Iran untuk terus maju tanpa gangguan.

Prospek industri nuklir Iran ke depan tetap teguh meskipun menghadapi serangan. Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, menyatakan bahwa meskipun situs nuklir dihancurkan, material yang diperkaya dan keinginan politik Iran untuk melanjutkan program nuklirnya akan tetap ada. Juru Bicara AEOI, Behrouz Kamalvandi, juga menegaskan bahwa industri nuklir Iran sangat kuat dan tidak mungkin bagi musuh untuk mencabut teknologi ini, menunjukkan komitmen Iran untuk terus maju dalam pengembangan nuklirnya.